Sampit (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Dadang Siswanto mengingatkan pemerintah kabupaten untuk mempersiapkan secara matang pemberlakuan "car free day" (CFD) di Taman Kota Sampit setiap hari Minggu agar tidak sampai malah merugikan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Mestinya car free day sebagai strategi peningkatan penghasilan UMKM," kata Dadang di Sampit, Senin.
Hal itu disampaikan politisi PAN menanggapi rencana pemberlakuan CFD di Taman Kota Sampit setiap hari Minggu pagi. Hari bebas mobil itu sudah disosialisasikan dan rencananya dimulai pada Minggu (15/9) nanti.
Taman Kota memang menjadi salah satu magnet bagi masyarakat Kota Sampit, khususnya yang ingin berolahraga maupun bersantai. Ruang terbuka hijau ini selalu ramai warga yang berolahraga pada pagi hari dan semakin padat pada Sabtu dan Minggu.
Kondisi ini menjadi peluang bagi pelaku UMKM untuk mengais rezeki. Mereka berjualan di sekeliling Taman Kota memanfaatkan momen ramainya warga yang datang ke taman yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso-S Parman tersebut.
Rencana pemberlakuan CFD pun mendapat tanggapan pro kontra di masyarakat. Ada yang mendukung rencana itu dengan harapan agar warga bisa aman dan nyaman berolahraga tanpa khawatir tertabrak kendaraan yang melintas di kawasan itu.
Baca juga: Terbangi Sampit-Surabaya, tiket NAM Air dijanjikan lebih murah
Di sisi lain, muncul keluhan sejumlah pelaku UMKM yang merasa khawatir setelah menerima pemberitahuan dari pemerintah bahwa lokasi mereka berjualan akan dipindahkan demi kelancaran CFD.
Keluhan itu pula yang disampaikan beberapa pedagang kepada Dadang. Sebagai wakil rakyat, hal ini tentu menjadi perhatian Dadang untuk menyampaikan aspirasi para pelaku UMKM agar pemberlakuan CFD nantinya tidak sampai malah merugikan pelaku UMKM.
Dadang mengingatkan agar pemberlakuan CFD juga mendengarkan dan melibatkan pelaku UMKM. Harapannya agar jika CFD diberlakukan, tujuan memberi keamanan dan kenyamanan bagi warga yang berolahraga bisa tercapai, serta pelaku UMKM pun tetap bisa berjualan, bahkan diharapkan semakin laris.
Dadang mencontohkan, pemberlakuan CFD di daerah lain seperti di Kota Palangka Raya, keberadaan pelaku UMKM justru menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat. Hasilnya, CFD juga membawa dampak ekonomi bagi masyarakat, khususnya pelaku UMKM.
"Kita yakin tujuannya tentu baik, makanya harus dipersiapkan secara matang. Kita harus bangga sekarang Taman Kota menjadi konsentrasi baru aktivitas ekonomi kerakyatan. Jangan sampai karena pemberlakuan CFD, tren positif ini malah terganggu. Makanya harus disiapkan dengan baik," demikian Dadang Siswanto.
Baca juga: Deklarasi di Kotim, Koyem-SHD singgung perbaikan jalan Lingkar Selatan
Baca juga: KPU: Tiga paslon Pilkada Kotim jalani pemeriksaan kesehatan
Baca juga: Harga ayam di Sampit mulai naik jelang Maulid Nabi
"Mestinya car free day sebagai strategi peningkatan penghasilan UMKM," kata Dadang di Sampit, Senin.
Hal itu disampaikan politisi PAN menanggapi rencana pemberlakuan CFD di Taman Kota Sampit setiap hari Minggu pagi. Hari bebas mobil itu sudah disosialisasikan dan rencananya dimulai pada Minggu (15/9) nanti.
Taman Kota memang menjadi salah satu magnet bagi masyarakat Kota Sampit, khususnya yang ingin berolahraga maupun bersantai. Ruang terbuka hijau ini selalu ramai warga yang berolahraga pada pagi hari dan semakin padat pada Sabtu dan Minggu.
Kondisi ini menjadi peluang bagi pelaku UMKM untuk mengais rezeki. Mereka berjualan di sekeliling Taman Kota memanfaatkan momen ramainya warga yang datang ke taman yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso-S Parman tersebut.
Rencana pemberlakuan CFD pun mendapat tanggapan pro kontra di masyarakat. Ada yang mendukung rencana itu dengan harapan agar warga bisa aman dan nyaman berolahraga tanpa khawatir tertabrak kendaraan yang melintas di kawasan itu.
Baca juga: Terbangi Sampit-Surabaya, tiket NAM Air dijanjikan lebih murah
Di sisi lain, muncul keluhan sejumlah pelaku UMKM yang merasa khawatir setelah menerima pemberitahuan dari pemerintah bahwa lokasi mereka berjualan akan dipindahkan demi kelancaran CFD.
Keluhan itu pula yang disampaikan beberapa pedagang kepada Dadang. Sebagai wakil rakyat, hal ini tentu menjadi perhatian Dadang untuk menyampaikan aspirasi para pelaku UMKM agar pemberlakuan CFD nantinya tidak sampai malah merugikan pelaku UMKM.
Dadang mengingatkan agar pemberlakuan CFD juga mendengarkan dan melibatkan pelaku UMKM. Harapannya agar jika CFD diberlakukan, tujuan memberi keamanan dan kenyamanan bagi warga yang berolahraga bisa tercapai, serta pelaku UMKM pun tetap bisa berjualan, bahkan diharapkan semakin laris.
Dadang mencontohkan, pemberlakuan CFD di daerah lain seperti di Kota Palangka Raya, keberadaan pelaku UMKM justru menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat. Hasilnya, CFD juga membawa dampak ekonomi bagi masyarakat, khususnya pelaku UMKM.
"Kita yakin tujuannya tentu baik, makanya harus dipersiapkan secara matang. Kita harus bangga sekarang Taman Kota menjadi konsentrasi baru aktivitas ekonomi kerakyatan. Jangan sampai karena pemberlakuan CFD, tren positif ini malah terganggu. Makanya harus disiapkan dengan baik," demikian Dadang Siswanto.
Baca juga: Deklarasi di Kotim, Koyem-SHD singgung perbaikan jalan Lingkar Selatan
Baca juga: KPU: Tiga paslon Pilkada Kotim jalani pemeriksaan kesehatan
Baca juga: Harga ayam di Sampit mulai naik jelang Maulid Nabi