Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah berkomitmen menuntaskan penanganan krisis air bersih dengan memperluas jaringan jangkauan sambungan baru perusahaan daerah air minum (PDAM) meski dilakukan secara bertahap.
"Air bersih ini penting untuk kesehatan, termasuk dalam hal penanganan stunting. Makanya saya memberi perhatian serius terhadap masalah ini," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Kamis.
Hal itu disampaikan Halikinnor saat meresmikan bantuan pemasangan instalasi air bersih PDAM di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Dalam kesempatan itu, ada 59 sambungan rumah (SR) yang diresmikan atas bantuan pemerintah daerah.
Selama ini krisis air bersih menjadi momok di wilayah selatan, khususnya saat kemarau. Kondisi itu terjadi karena danau dan sumur menjadi kering, sementara air sungai berasa asin akibat intrusi air laut. Untuk membantu masyarakat, air bersih terpaksa dipasok dari Sampit menggunakan mobil tangki PDAM dan instansi terkait.
Mengatasi masalah itu, Halikinnor memerintahkan perluasan jaringan air bersih PDAM. Puluhan miliar dana digelontorkan untuk pemasangan pipa air bersih untuk menjangkau ke wilayah pesisir.
Pemerintah daerah juga membantu pemasangan sambungan baru maupun perbaikan sambungan agar air bersih bisa mengalir ke rumah-rumah warga. Pemerintah berkomitmen menuntaskan upaya ini meski harus dilakukan secara bertahap.
"Pemerintah daerah membantu pemasangan ini agar tidak membebani masyarakat. Mudah-mudahan ini juga bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kita," harap Halikinnor.
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Kotawaringin Timur, Rafiq Riswandi mengatakan, untuk di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan ada 220 SR yang harus diperbaiki karena tidak tidak berfungsi.
Baca juga: Pemkab Kotim bangun dermaga permudah bongkar muat hasil tangkapan nelayan
"Dari 220 itu pada tahun 2024 yang bisa kita usahakan dengan anggaran yang ada itu 50 SR yang kita perbaiki, sedangkan yang 9 SR itu adalah baru. Kita tangani dengan kemampuan dana yang ada," kata Rafiq.
Saat ini masih ada 170 SR yang perlu diupayakan. Biaya perbaikan satu SR sebesar Rp5 juta sehingga untuk memperbaiki 170 SR diperlukan dana Rp850 juta.
Dinas Cipta Karya bersama Perumdam Tirta Mentaya sudah beberapa kali melakukan survei lapangan. Kini tinggal kaitannya dengan anggaran dan pelaksanaannya di lapangan.
Rafiq mengaku sudah menyampaikan masalah ini kepada bupati karena masalah air bersih ini sangat menjadi perhatian bupati, apalagi untuk daerah selatan.
"Kita perjuangkan mudah-mudahan nanti di APBD Perubahan 2025 atau di APBD murni 2026 ini bisa kita selesaikan yang 170 SR sisanya itu. Insya Allah kalau anggarannya ada maka yang 170 itu bisa kita tangani," ujarnya.
Saat ini rumah warga yang memerlukan sambungan air bersih itu tersebar di empat kecamatan di wilayah selatan yaitu Mentaya Hilir Utara, Pulau Hanaut, Mentaya Hilir Selatan dan Teluk Sampit.
Empat kecamatan ini yang menjadi target utama. Meski demikian, di kecamatan lainnya juga ada titik-titik yang belum aman, tapi ini kita lakukan bertahap menyesuaikan dengan kemampuan anggaran kita yang ada
"Mudah-mudahan semua masyarakat yang ada di empat kecamatan ini kita usahakan kebutuhan air bersihnya bisa kita penuhi," demikian Rafiq Riswandi.
Baca juga: Santri terduga pelaku asusila di Kotim ditetapkan sebagai tersangka
Baca juga: Nelayan Kotim kini tidak kesulitan lagi mendapatkan pasokan es
Baca juga: Pemkab Kotim tingkatkan kompetensi SDM pengadaan barang jasa