Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Osa Maliki menegaskan bahwa kawasan lahan pertanian di sejumlah kecamatan, khususnya Pandih Batu dan Maliku, tidak masuk dalam kategori berisiko terdampak banjir. 

"Kawasan lahan pertanian atau persawahan yang menjadi bagian proyek strategis nasional (PSN) dari catatan BPBD Pulang Pisau cukup aman dari risiko banjir besar," kata Osa Maliki di Pulang Pisau, Kamis. 

Dia mengakui bahwa sekalipun kawasan lahan pertanian tidak masuk berpotensi resiko banjir namun masyarakat setempat harus tetap waspada terhadap setiap bencana. Tetap antisipasi terhadap cuaca ekstrem dan angin kencang karena setiap bencana tidak mengetahui kapan datangnya dan itu berpengaruh bisa dari alam atau ulah manusia sendiri sehingga untuk masyarakat terutama yang tinggal di kawasan pertanian harus tetap antisipasi.

Hanya saja, menurut dia, kesadaran masyarakat juga sangat diperlukan agar tidak sampai terjadi banjir dipicu akibat membuang sampah sembarangan, sehingga bisa mengakibatkan banjir terjadi di kawasan pertanian. Semua harus bisa berperan aktif dalam mendukung dan bergerak mencegah terjadinya bencana banjir khususnya pada musim penghujan yang masih terjadi sampai saat ini. 

"Kami pun terus memberikan sosialisasi dan edukasi tentang waspada terhadap bencana banjir dan bencana lainnya, mulai dari pemasangan spanduk imbauan dan juga informasi di sejumlah media massa," kata Osa Maliki.

Baca juga: Kemenag akui Pulang Pisau diberi kuota 60 JCH pada 2025

Kalaksa BPBD Pulpis itu menyebut bahwa pada tahun 2025 ini pihaknya akan melakukan penguatan mitigasi pencegahan bencana banjir, mulai dari masyarakat petani hingga peserta didik setiap sekolah dari PAUD, TK, SD, SMP, dan SMK sederajat.

Hal itu dilakukan karena dari peringatan dini tentang cuaca ekstrem berdasarkan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kabupaten ini masih terjadi intensitas hujan tinggi, sehingga masyarakat harus lebih berhati-hati.

"Masyarakat harus berpikir cerdas dan kreatif jangan sampai setiap aktivitas dapat memicu bencana banjir," kata Osa Maliki.

Baca juga: Populasi sapi di Pulang Pisau capai 10 ribu ekor

Baca juga: Bapperida petakan empat sektor potensial di Pulang Pisau

Baca juga: Distan yakin perda penetapan harga TBS lindungi petani sawit di Pulpis


Pewarta : Adi Waskito/ Arief Suseno
Uploader : Admin 3
Copyright © ANTARA 2025