London (ANTARA
News) - Genom dan fisika partikel --keduanya menawarkan pandangan baru
mengenai bentuk fundamental kehidupan dan alam semesta-- menjadi dua
bidang riset ilmiah paling menarik belakangan ini.
Delapan dari
21 ilmuwan yang paling berpengaruh pada 2012 meneliti gen dan fungsinya,
sementara makalah yang paling banyak dibedah tahun lalu adalah
menyangkut perburuan partikel boson Higgs yang kerap disebut Partikel
Tuhan, demikian hasil survei yang diselenggarakan Thomson Reuters, Rabu.
Inilah
untuk ketiga kali dalam tiga tahun berturut-turut para peneliti genom
menempati puncak peringkat, dalam soal makalah ilmiah yang paling banyak
dikutip, yang menggarisbawahi kesangatpentingan genetika dalam ilmu
biologi dan kesehatan.
"Genom adalah topik paling hangat saat
kita mendalami lebih jauh bagaimana sekuen DNA berperan dalam
manifestasi penyakit," kata Christopher King, editor Thomson Reuters
ScienceWatch, yang menjejak kecenderungan dalam riset.
Relevansi
penelitian soal genom terbukti pekan ini pada kongres Masyarakat
Onkologi Klinis Amerika (ASCO) di Chicago di mana kemajuan besar dalam
pengobatan kanker dicapai dengan pemahaman mengenai basis genetika dari
tumor.
Peneliti paling top dunia, berdasarkan jumlah pengutipan
selama 2012 untuk makalah yang dipublikasikan antara 2010 dan 2012,
adalah Richard Wilson pada Fakultas Kedokteran, Universitas Washington.
Wilson
adalah yang pertama mengurutkan genom pada pasien penderita kanker dan
menemukan tanda genetis yang berkaitan dengan perkembangan penyakit.
Pembentukan semesta
Peneliti
top lainnya pada daftar itu adalah Eric Lander dari Institut Teknologi
Massachusetts (MIT) di Harvard dan Kari Stefansson, pendiri perusahaan
biokteknologi dari Eslandia, Decode Genetics, yang Desember lalu
diakuisi Amgen.
Makalah-makalah yang berkaitan dengan riset
partikel Higgs mencapai seperlima dari total 51 makalah ilmiah tersiar
yang masuk daftar riset paling hangat pada 2012.
Partikel boson
dan kaitannya dengan medan energi telah dipandang para fisikawan sebagai
amat penting dalam pembentukan alam semesta dan dalam pemberian massa
pada materi.
Kendati begitu tak ada satu pun ilmuwan yang
meneliti partikel Higgs masuk peringkat karena riset ini dilakukan
secara kolaboratif di mana sejumlah makalah bisa melibatkan 3.000
peneliti.
Para ilmuwan yang bekerja pada eksperimen ATLAS di
Large Hadron Collider di CERN, Organisasi Riset Nuklir Eropa, di luar
Jenewa saja menerima penghargaan sebagai kelompok, bukan perorangan.
Survei
ini juga menandai meningkatnya peran ilmuwan China di sejumlah bidang
penelitian, di mana lembaga-lembaga ilmiah di negeri ini memproduksi
empat dari 21 peneliti top dunia, termasuk Jun Wang dari Institut Genom
Beijing.
"Jika Anda melihat kuantitas makalah yang dipublikasikan
oleh berbagai negara, maka China menanjak pada beberapa tahun
terakhir," kata King seperti dikutip Reuters. "Itu belum sepadan dengan
dampak tulisan, berdasarkan tingkat pengutipan, namun sepertinya memang
sedang mulai berubah."
Berita Terkait
Hasil riset: Nathan jadi pemain paling diapresiasi pascakalah
Sabtu, 4 Mei 2024 6:47 Wib
DPRD Kalteng sahkan dasar hukum pembentukan Badan Riset dan Inovasi Daerah
Selasa, 2 April 2024 16:52 Wib
81,7 persen publik puas dengan kinerja Jokowi
Rabu, 31 Januari 2024 14:40 Wib
Riset Counterpoint : Samsung rajai pasar ponsel di Indonesia
Rabu, 15 November 2023 9:01 Wib
Riset kelapa sawit sebagai jalan menuju bahan bakar ramah lingkungan
Rabu, 15 November 2023 5:57 Wib
Optimalkan pembangunan, Pemprov Kalteng-UGM kolaborasi siapkan SDM dan kajian riset
Sabtu, 4 November 2023 6:51 Wib
Pemkot Palangka Raya-UMPR kerja sama riset pengawasan pengelolaan limbah
Jumat, 8 September 2023 17:17 Wib
BRIN: Kalteng prospektif dukung pemenuhan pangan IKN
Selasa, 25 Juli 2023 14:08 Wib