Pangkalan Bun (ANTARA) - Tim Patriot telah merumuskan strategi konkret untuk mendirikan pusat ekonomi baru yang berbasis pada potensi lokal dan digerakkan oleh masyarakat transmigran di Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah.
“Transmigrasi bukan lagi sekadar membangun rumah. Yang utama kita bangun adalah nilai ekonomi, daya saing, dan jejaring pasar yang kuat," kata Juru Bicara Tim Patriot Arsel-Kolam Mohamad Sapari Dwi Hadian di Pangkalan Bun (10/12).
Hal tersebut disampaikan usai pihaknya melaksanakan riset terapan yang mendalam di kawasan Arut Selatan (Arsel) – Kotawaringin Lama (Kolam) di Kobar.
"Program ini secara spesifik dirancang untuk menciptakan nilai tambah ekonomi signifikan dan menjembatani akses desa-desa transmigrasi menuju pasar modern," ucapnya.
Lanjutnya, patriot hadir sebagai inisiatif untuk mentransformasi kawasan menjadi sumber pertumbuhan baru melalui model bisnis yang sepenuhnya berpihak pada rakyat.
Baca juga: Pemkab Kobar komit berdayakan peran perempuan dalam pembangunan
Sapri menyampaikan, dari hasil riset tersebut ada tiga keluaran strategis hasil kajian yang akan menjadi landasan kebijakan.
Di antaranya evaluasi kesiapan kawasan yaitu untuk menjamin terpenuhinya layanan dasar vital, dan kesiapan mitigasi risiko pascapenempatan transmigran serta merumuskan strategi pembangunan ke depan.
Hilirisasi komoditas unggulan yaitu memfokuskan pada pengembangan sektor perikanan, hortikultura, peternakan, dan pangan lokal yang berpotensi menopang pendapatan berkelanjutan bagi transmigran.
Kemudian model kolaborasi ekonomi kawasan untuk membangun jejaring kuat penghubung Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), koperasi, gabungan kelompok tani (gapoktan), dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar beroperasi secara sinergis serta terintegrasi.
"Tiga keluaran strategis tersebut merupakan hasil riset yang kita dilaksanakan intensif mulai 12 Agustus hingga 8 Desember 2025 ini," jelasnya.
Baca juga: Jaga stabilitas harga jelang nataru, Pemprov Kalteng kembali gelar pasar murah di Kobar
Sapri mengungkapkan, temuan di lapangan menunjukkan kawasan Arsel–Kolam memiliki potensi luar biasa, namun masih menghadapi tantangan serius.
Seperti keterbatasan akses jalan, listrik untuk produksi, layanan kesehatan-pendidikan yang belum optimal, serta kerentanan terhadap bencana banjir.
"Berdasarkan temuan itu disusunlah peta jalan (roadmap) bertahap yaitu pada 1–2 tahun fokus pada penguatan layanan dasar dan pembangunan infrastruktur distribusi yang menunjang mobilitas dan logistik," terangnya.
Lanjutnya, untuk tahun 2–3 penguatan kelembagaan ekonomi di tingkat desa, termasuk BUMDes dan koperasi, serta di tahun 4–5 diversifikasi usaha, percepatan hilirisasi, dan integrasi penuh dengan pasar regional maupun nasional.
Dia menambahkan, model pembangunan ini diyakini mampu mentransformasi Arsel–Kolam menjadi “hub ekonomi transmigrasi” terdepan di Kalimantan Tengah, yang pada gilirannya akan menarik investasi dan menciptakan lapangan kerja baru secara masif.
“Visi kami adalah menjadikan transmigran sebagai entrepreneur desa mandiri. Ketika desa-desa menjadi kuat, ekonomi daerah transmigrasi Arsel-Kolam pun akan tumbuh pesat dan berkelanjutan,” ucapnya.
Melalui pendekatan pembangunan yang berbasis data (riset terapan) dan kolaborasi kemitraan multipihak, Patriot Transmigrasi menunjukkan program ini kembali relevan dan vital dalam menjawab tantangan pemerataan ekonomi serta pembangunan berkelanjutan di Indonesia masa depan.
Baca juga: Berikut persiapan KONI Palangka Raya hadapi Porprov 2026
Baca juga: PT Pelni Pangkalan Bun fasilitasi kirim bantuan untuk korban bencana di Sumatera
