Pemkot Palangka Raya Terus Pantau Eks Gafatar

id palangka raya, palangkaraya, wali kota palangka raya, gafatar, riban satia

Pemkot Palangka Raya Terus Pantau Eks Gafatar

Wali Kota Palangka Raya, Riban Satia. (FOTO ANTARA Kalteng/Rendhik Andika)

Saya tidak bisa mengatakan dimana saja eks Gafatar saat ini tinggal. Yang pasti kita memiliki data-data keberadaan mereka. Yang pasti mereka telah berbaur dengan warga,"
Palangka Raya (Antara Kalteng) - Pemerintah Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah terus memantau keberadaan mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang sebagian dari mereka telah membaur dengan warga.

Wali Kota Palangka Raya, Riban Satia pada Kamis saat ditemui di Palangka Raya, Kamis, mengatakan bahwa meski pemerintah kota tidak melokalisir keberadaan eks Gafatar tetapi pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas yang dilakukan.

"Saya tidak bisa mengatakan dimana saja eks Gafatar saat ini tinggal. Yang pasti kita memiliki data-data keberadaan mereka. Yang pasti mereka telah berbaur dengan warga," katanya.

Menurut Wali Kota Palangka Raya dua periode itu, dengan berbaurnya mantan anggota Gafatar di tengah masyarakat juga menjadi salah satu cara pembinaan sosial.

"Berdasarkan kesepakatan, kita tidak akan mengekang. Bagi yang ingin pulang kita akan fasilitasi dan yang ingin tetap tinggal juga dipersilahkan. Ketika bergaul, mereka akan berusaha menyesuaikan diri dengan masyarakat di sekitarnya," katanya.

Sementara itu, menurut Kepala Kemenag Kota Palangka Raya, Baihaqi, pelaku yang paling tepat pembinaan mantan anggota Gafatar yang telah berbaur dengan warga itu harus dilakukan para tokoh masyarakat dan tokoh agama.

"Mereka sudah menyebar dan berbaur. Untuk itu sangat penting bagi ketua RT, RW serta tokoh agama dan tokoh masyarakat mengetahui dan membina mantan anggota Gafatar di lingkungannya," katanya.

Menurut Baihaqi, pihaknya pun telah menginstruksikan para tokoh agama untuk turut aktif melakukan pembinaan sesuai ajaran agama yang sebelumnya dianut eks anggota Gafatar.

"Kita kembalikan kepada sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang artinya mereka berketuhanan dan beribadah sesuai agama yang dianut. Bukan mencampur adukkan agama sehingga menjadi suatu pemahaman yang baru," katanya.