Ini yang dirasakan Titi Wati setelah lambungnya dipotong

id Ini yang dirasakan Titi setelah lambungnya dipotong,Obesitas,RSUD Doris Sylvanus,Palangka Raya

Ini yang dirasakan Titi Wati setelah lambungnya dipotong

Titi Wati ditemani anaknya Herlina selama menjalani perawatan di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya pascaoperasi bariatrik seminggu yang lalu, Senin (21/1/19). (Foto Antara Kalteng/Adi Wibowo)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Kondisi Titi Wati (37), warga Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah yang menjadi sorotan, karena berat badannya mencapai 220 kilogram, kini makin membaik, namun dia belum diizinkan pulang ke rumah.

"Alhamdulillah selama menjalani perawatan di rumah sakit badan saya sepertinya ada penurunan berat badan, kalau sebelum dioperasi badan terasa kencang dan sulit untuk bergerak," kata Titi Wati saat disambangi di ruang Edelweis RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, Senin. 

Selasa (15/1) lalu Titi menjalani operasi bariatrik berupa pengecilan atau pemotongan sebagian lambungnya. Operasi berjalan lancar dan diharapkan berdampak positif terhadap upaya penurunan berat badan perempuan satu anak dan satu cucu itu.

Titi mengaku kondisinya setiap hari kian membaik. Dia juga bisa mengonsumsi makanan, namun harus sesuai arahan dokter guna menjaga lambungnya agar segera pulih pascaoperasi.

"Makan minumnya memang sudah bisa namun ditentukan. Meski kondisi sudah membaik rasa sakit masih terasa nyeri di bagian ulu hati," katanya. 

Baca juga: Dokter pulangkan Titi ke rumahnya

Titi mengaku tidak tahu kapan akan diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Dia akan mengikuti apapun arahan tim dokter dari Bali dan Palangka Raya yang menangani penyakit obesitas yang dideritanya.

"Yang jelas, saya kalau disuruh pulang, saya siap. Saya juga berkomitmen tidak akan memakan makanan yang dilarang dokter karena saya juga wajib menjalankan perawatan jalan," ucapnya. 

Di lokasi yang sama, Herlina anak Titi Wati menjelaskan, sebelum ibunya dibawa pulang ke rumah, dia diminta oleh pihak dokter untuk menjaga dan mengatur pola makan ibunya. 

Pihak rumah sakit juga sudah mengajarinya membuat makanan yang boleh dikonsumsi sang ibu selama menjalani pengobatan penyakit obesitas tersebut.

"Menu makanannya sementara ini seperti putih telur yang direbus, kemudian jeli dan minum susu. Kalau untuk mengonsumsi air putih, ada takarannya yaitu hanya 100 cc saja tidak boleh lebih," ungkap Herlina. 

Baca juga: 16 dokter dikerahkan, keluarga perempuan gemuk sempat tak setuju dilakukan operasi

Baca juga: Begini rencana tim dokter menangani perempuan tergemuk


Sementara itu, Wakil Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Theodorus Sapta Atmadja mengatakan, batalnya Titi Wati pulang lantaran tim dokter masih melakukan pemantauan terhadap kondisi Titi.

"Pihak dokter masih memantau kesehatan pasien. Masalah dietnya juga tetap kami pantau karena untuk diet pasien masih dibantu oleh rumah sakit," katanya. 

Terkait pemulangan pasien, pihak rumah sakit akan melakukan koordinasi lintas sektor dari Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan setempat.

"Mengenai pemulangan, kami segera berkoordinasi lintas sektor karena di rumah juga harus ada pendamping dari dua instansi yang selama ini membantunya, untuk memantau perkembangan yang bersangkutan," beber Theo.

Titi Wati masih menjalani rawat inap di rumah sakit setempat sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan karena tergantung perkembangan. Selama di rumah sakit, Titi Wati beraktivitas didampingi sang anak dan kerabatnya.

Berdasarkan informasi di lapangan, Titi Wati dikabarkan sudah pulang dan berada di rumahnya di kawasan Jalan G Obos XXV atau Jalan Bima.

Baca juga: Suami perempuan berbobot 350kg tak menyangka istrinya bakal dioperasi

Baca juga: Begini rencana tim dokter menangani perempuan tergemuk