Dokter pulangkan Titi ke rumahnya
Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Selama satu minggu menjalani perawatan intensif, akhirnya tim dokter RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, memperbolehkan wanita berbobot 220 kilogram yang sempat menjalani operasi 'Bariatrik' yang dilakukan tim dokter dari Bali dan rumah sakit setempat.
Direktur RSUD dr. Doris Sylvanus Yayuk, Senin sore, mengatakan jika pemulangan sudah berdasarkan kriteria dari tim medis. Di mana proses pemeriksaan bukan hanya dilakukan kepada pasien, tetapi juga mempersiapkan keluarga yang telah diajarkan untuk melanjutkan perawatan di rumah.
"Pihak keluarga pasien sudah kami latih bagaimana indek gizi. Kemudian bagaimana mengemas makanan serta mengatur gizinya agar tidak lepas dari program atau anjuran yang sudah disepakati, " ucapnya.
Yayuk menjelaskan, kondisi Titi Wati (37) warga Jalan G Obos XXV atau Jalan Bima tersebut dinyatakan sudah siap untuk pulang, namun tetap memerlukan pemantauan atas program tata laksana di rumah secara berkelanjutan.
Baca juga: Ini yang dirasakan Titi Wati setelah lambungnya dipotong
Baca juga: Operasi Titi Wati berjalan lancar
Hanya saja pihak rumah sakit tidak melepas begitu saja mengenai hal tersebut. Setidaknya pihak tim medis akan memantau secara berkala mengenai kondisi ibu satu orang anak itu.
"Rumah sakit akan memantau secara berkala kondisi pasien agar kondisi yang bersangkutan terus membaik setiap harinya," ungkapnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Titi Wati diperbolehkan pulang ke rumah pada Senin (21/1/19) sekitar pukul 16.00 WIB.
Perempuan penderita obesitas yang mendapatkan bantuan perawatan kesehatan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tersebut, pulang menggunakan sebuah mobil pickup yang semula mengantarnya ke rumah sakit setempat.
Dalam pengantaran wanita berbobot 220 kilogram ke kediamannya tersebut, pihak rumah sakit sama sekali tidak ada kendala mendapatkan kendala apa pun. Namun untuk mengangkut yang bersangkutan tentunya memerlukan jumlah tenaga orang banyak.
Baca juga: Selasa, Titi Wati direncanakan jalani operasi penurunan berat badan
Baca juga: Obesitas dipicu pola hidup tidak sehat
Baca juga: Kunjungi Titi Wati, gubernur ingatkan jajarannya cegah kejadian serupa
Direktur RSUD dr. Doris Sylvanus Yayuk, Senin sore, mengatakan jika pemulangan sudah berdasarkan kriteria dari tim medis. Di mana proses pemeriksaan bukan hanya dilakukan kepada pasien, tetapi juga mempersiapkan keluarga yang telah diajarkan untuk melanjutkan perawatan di rumah.
"Pihak keluarga pasien sudah kami latih bagaimana indek gizi. Kemudian bagaimana mengemas makanan serta mengatur gizinya agar tidak lepas dari program atau anjuran yang sudah disepakati, " ucapnya.
Yayuk menjelaskan, kondisi Titi Wati (37) warga Jalan G Obos XXV atau Jalan Bima tersebut dinyatakan sudah siap untuk pulang, namun tetap memerlukan pemantauan atas program tata laksana di rumah secara berkelanjutan.
Baca juga: Ini yang dirasakan Titi Wati setelah lambungnya dipotong
Baca juga: Operasi Titi Wati berjalan lancar
Hanya saja pihak rumah sakit tidak melepas begitu saja mengenai hal tersebut. Setidaknya pihak tim medis akan memantau secara berkala mengenai kondisi ibu satu orang anak itu.
"Rumah sakit akan memantau secara berkala kondisi pasien agar kondisi yang bersangkutan terus membaik setiap harinya," ungkapnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, Titi Wati diperbolehkan pulang ke rumah pada Senin (21/1/19) sekitar pukul 16.00 WIB.
Perempuan penderita obesitas yang mendapatkan bantuan perawatan kesehatan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tersebut, pulang menggunakan sebuah mobil pickup yang semula mengantarnya ke rumah sakit setempat.
Dalam pengantaran wanita berbobot 220 kilogram ke kediamannya tersebut, pihak rumah sakit sama sekali tidak ada kendala mendapatkan kendala apa pun. Namun untuk mengangkut yang bersangkutan tentunya memerlukan jumlah tenaga orang banyak.
Baca juga: Selasa, Titi Wati direncanakan jalani operasi penurunan berat badan
Baca juga: Obesitas dipicu pola hidup tidak sehat
Baca juga: Kunjungi Titi Wati, gubernur ingatkan jajarannya cegah kejadian serupa