Ini alasan wartawan India pakai helm saat meliput

id wartawan india,pakai helm,saat meliput berita

Ini alasan wartawan India pakai helm saat meliput

Ilustrasi (doc/net)

Ankara, Turki (Antara/Anadolu-OANA) - Dalam upaya untuk menarik perhatian dunia mengenai kemunculan kembali serangan terhadap insan media di India, sekelompok wartawan memakai helm demi "keselamatan mereka", demikian laporan media setempat pada Kamis (7/2).

Beberapa wartawan memakai helm pada Rabu, saat meliput satu acara yang diselenggarakan oleh Partai Bharatiya Janata (BJP), yang memerintah, di Raipur, Ibu Kota Negara Bagian Chhattisgarh di bagian tengah India, kata lembaga penyiaran NDTV.

Tindakan simbolis tersebut dilakukan satu pekan setelah seorang wartawan diserang oleh beberapa pegiat BJP di kantor partai mereka di Raipur. Para tersangka telah ditangkap dan kini berada di dalam bui.

Serikat Wartawan India (IJU) menyebutnya sebagai "serangan terhadap kebebasan pers".

"Mereka (para wartawan) ingin mengirim pesan simbolis kepada pemerintah BJP -- dan juga memenuhi keperluan praktis dalam kasus mereka diserang lagi," kata NDTV, yang mengutip pernyataan wartawan yang memakai helm.

Pada Sabtu lalu, para pegiat BJP menyerang wartawan, Suman Pandey, setelah terekam sedang baku-hantam dengan beberapa pekerja partai.

"Ia diserang dan dipukuli oleh para pejabat BJP, yang menuntut ia menghapus rekaman itu," kata Federasi Wartawan Internasional (IFJ) di dalam satu pernyataan pada Kamis.

Pandey menderita luka di kepala dan dirawat di rumah sakit, kata Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.

Segera setelah serangan tersebut, Pandey menyampaikan laporan ke polisi dan pemimpin BJP di Raipur Rajeev Agarwal ditangkap bersama dengan tiga orang lagi.

Wartawan lokal melancarkan demonstrasi protes terhadap serangan itu dan menuntut penyelidikan serta kondisi kerja yang lebih aman buat wartawan di India.

Peristiwa saat ini tersebut adalah satu dari banyak serangan terhadap insan media di India, yang menempati posisi ke 138 dari 180 negara dalam World Press Freedom Index 2018.