Pekanbaru, (Antaranews Kalteng) - Sejumlah perajin di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau memanfaatkan batang pisang tua dan kertas bekas untuk membuat produk kertas daur ulang produksi sendiri.
"Sebenarnya bahan dasar kertas daur ulang bisa dari limbah organik apa saja yang punya serat. Kami pilih batang pisang karena lebih banyak ada di masyarakat," kata pendiri Hito Craft, Suwito kepada Antara di Pekanbaru, Ahad.
Perajin Hito Craft, mulai merintis usaha kertas daur ulang berbahan serat alami ini sejak pertengahan 2018. Kini ada empat perajin, termasuk Suwito, yang ikut terlibat di dalamnya.
Pembuatan kertas daur ulang tersebut sangat sederhana dan lebih banyak mengandalkan proses manual tanpa mesin. Suwito mengatakan satu batang pisang yang sudah tua, biasanya punya bobot sekitar 10 kilogram bisa menghasilkan 50 lembar kertas.
Konsumen poduk kertas dari batang pisang ini biasanya adalah sesama perajin daur ulang, instansi pemerintah dan perusahaan yang menggelar pelatihan produk daur ulang.
"Lama pembuatannya, kalau bahan bakunya tersedia, dalam dua hari sudah bisa jadi kertas berbentuk lembaran. Sekitar tiga hari kalau untuk dijadikan produk," katanya.
Salah satu perajin adalah Mukri, yang bekerja di Hito Craft bersama anak dan adiknya. Hito Craft memproduksi kertas daur ulang tersebut di sebuah rumah di Kelurahan Bambu Kuning, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
Pria 52 tahun ini menjelaskan, proses awal pembuatan kertas daur ulang tersebut adalah mencari batang pisang yang layak, minimal yang sudah pernah berbuah karena punya kandungan serat lebih banyak.
Batang pisang kemudian dikupas dengan pisau untuk diambil bagian yang berserat, lalu dicincang-cincang. Setelah dijemur hingga kering dan layu, cacahan batang pisang kemudian direndam dengan air panas dan dihaluskan sampai menjadi bubur.
Pada proses ini, perajin menambahkan kertas bekas untuk menghasilkan tekstur yang halus. Pewarna tekstil juga ditambahkan sesuai pesanan konsumen.
Kemudian proses pencetakan menggunakan tangan dengan alat cetak (screen) berbahan kayu dan kain monel. Bahan setengah jadi itu lalu dijemur dan sudah berbentuk persegi.
Hasil akhir kertas bisa disesuaikan ukurannya, tekstur dan warnanya. Harga jual kertas dari batang pisang ini berkisar dari Rp1.000 hingga Rp8.000 per lembar tergantung ukuran dan motifnya.
"Saya rasa peluang pasar untuk produk ini ada. Di Jakarta ada yayasan yang buat barang sejenis ini, permintaan dari luar negeri ada, sampai kesulitan memenuhi pesanan. Jadi pangsa pasar cukup menjanjikan, tinggal bagaimana kita menjalaninya, dan kalau bisa dibantu oleh pemerintah juga," katanya.
Berita Terkait
Kecelakaan bus di Tol Semarang-Batang akibatkan tujuh orang meninggal
Kamis, 11 April 2024 14:03 Wib
Distan Kobar tanam 8.300 batang bibit cabai di area sport center
Kamis, 7 Desember 2023 17:32 Wib
Bea Cukai Palangka Raya musnahkan ribuan batang rokok dan ratusan miras ilegal
Kamis, 30 November 2023 16:52 Wib
Festival Batang Arut diharapkan dapat menghidupkan kembali masa keemasan Kobar
Minggu, 15 Oktober 2023 23:32 Wib
Camat Batang Kawa terima penghargaan atas kepedulian terhadap pengembangan PAUD
Jumat, 16 Juni 2023 15:04 Wib
Pemusnahan 76 ribu batang rokok ilegal di Aceh
Selasa, 23 Mei 2023 11:59 Wib
Polisi ungkap kasus sodomi pada belasan santri di Jateng
Kamis, 4 Mei 2023 18:01 Wib
Bawaslu temukan 291 orang meninggal dunia masuk daftar pemilih sementara
Jumat, 28 April 2023 18:01 Wib