Pangkalan Bun (ANTARA) - Pemasaran udang papai atau udang rebon hasil tangkapan nelayan Desa Kubu Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah telah mampu menembus pasar ekspor hingga ke China.
“Pengelolaan udang papai hasil nelayan kita dikelola oleh PT Pilar Lautan Persada yang telah memegang izin HACCP kelas B, sehingga diizinkan untuk melakukan ekspor," kata Kepala Dinas Perikanan Kotawaringin Barat, Rusliansyah di sela kegiatan penyerahan bantuan kepada pelaku usaha perikanan di Desa Keraya bersama Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah, Rabu.
Rusli menyebutkan, di Indonesia hanya di Kabupaten Kobar yang memiliki alat pengeringan dan alat pengukusan udang papai yang telah bersertifikasi dari Kementerian Kelautan. Selama 2019 ini sekitar 30 ton udang papai sudah diekspor ke China.
Saat ini ekspor udang papai Kotawaringin Barat ke China melalui Surabaya, karena pelabuhan di kabupaten ini belum memiliki ruang pendingin. Hal ini yang akan diperjuangan kepada pemerintah pusat dan dari pihak karantina sudah menyetujui sehingga diharapkan nantinya ekspor bisa semakin mudah.
Kepala Bidang Pengembangan Usaha Perikanan, Hermanto menambahkan, saat ini pihaknya baru melibatkan masyarakat nelayan Desa Kubu dan Keraya, padahal masih banyak desa lain yang berpotensi.
Ia mencontohkan, potensi lainnya seperti di Desa Sungai Cabang Timur pun memilki potensi udang papai yang bagus, tetapi terkendala transportasi ke desa itu karena harus melalui laut sehingga baru dari dua desa yang bisa dioptimalkan.
Saat ini Dinas Perikanan tengah memperjuangkan agar masyarakat nelayan memiliki alat tangkap khusus udang papai untuk memenuhi permintaan ekspor ke China yang mencapai 500 ton setiap tahunnya. Nelayan terkendala peralatan nelayan sehingga belum bisa memenuhi permintaan meski potensi sangat besar.
Pihaknya optimistis Kotawaringin Barat akan memiliki produk sendiri hasil dari udang papai. Informasi dari Kementerian Kelautan, Kotawaringin Barat menjadi daerah pertama di Indonesia yang memiliki pabrik udang papai yang dilengkapi peralatan pengukuran dan pengeringan yang canggih sesuai permintaan pasar China.
“Hasil pengeringan udang papai kita sudah sempurna karena rendemen mencapai 20 sampai dengan 30 persen. Jadi dari 100 kg udang papai basah jika dikeringkan hanya menjadi 20 kg udang papai kering. Hal itulah alasan mengapa udang papai kita tembus ke China karena memiliki kualitas yang terbaik," demikian Hermanto.
Berita Terkait
Ketua Pemuda Katolik Kalteng dilantik jadi Waketum PP
Rabu, 18 Desember 2024 11:07 Wib
Bandara Tjilik Riwut aktifkan posko terpadu dukung kelancaran periode Nataru
Rabu, 18 Desember 2024 11:03 Wib
Terus meningkat, Kalteng kini masuk lima besar nasional Anugerah KIP 2024
Rabu, 18 Desember 2024 10:35 Wib
Kementan gandeng TNI-Polri perkuat konsolidasi Brigade Pangan di Kapuas
Rabu, 18 Desember 2024 6:38 Wib
Pj Bupati dorong terwujudnya pemdes responsif di Kobar
Rabu, 18 Desember 2024 5:54 Wib
DPRD apresiasi kualitas sinergi dengan Pemkot Palangka Raya
Selasa, 17 Desember 2024 21:43 Wib
DWP PUPR Pulang Pisau juara lomba senam kreasi Perwosi
Selasa, 17 Desember 2024 21:15 Wib
Pemkab Kotim uji coba Swalayan UMKM Sampit
Selasa, 17 Desember 2024 21:08 Wib