Jakarta (ANTARA) - Cedera, nyeri otot, dan kelelahan bisa menjadi tanda Anda mungkin berlebihan dalam hal rutinitas kebugaran Anda. Selain itu, perhatikan lebih dekat kondisi rambut, kulit, dan kuku Anda. Ketiganya dapat menunjukkan indikator mengejutkan jika Anda kebanyakan berolahraga.
Seiring waktu, jika Anda terus memaksa tubuh Anda tanpa memberikan waktu yang cukup untuk pulih, Anda dapat mencapai titik saat tubuh terus-menerus rusak, kata ahli endokrinologi dan penyakit dalam Elena Christofides, MD seperti dilansir Livestrong.
Baca juga: Yang harus diperhatikan saat olahraga menggunakan masker
Lalu, bagaimana olahraga berlebihan bisa mempengaruhi rambut, kulit dan kuku?
Christofides mengatakan, ketika olahraga berlebihan berdampak pada rambut, kulit atau kuku Anda, hormon dan kekurangan nutrisi biasanya harus disalahkan.
Salah satu hormon yang paling mungkin hilang adalah kortisol, hormon stres utama. Tingkat kortisol seseorang bisa menjadi sangat tinggi ketika mereka memiliki sindrom overtraining atau berlebihan berolahraga, menurut chiropractor olahraga Alex Tauberg.
Kortisol yang tinggi terus menerus bisa mempengaruhi rambut, kulit, dan kuku Anda. Sebagai permulaan, kadar kortisol yang tinggi dapat memicu kelenjar sebaceous kulit menghasilkan lebih banyak minyak, menyumbat pori-pori dan menyebabkan wajah berjerawat.
Baca juga: Cara lain jika tidak bisa 'push up' di lantai
Peningkatan kadar kortisol yang dipicu overtraining juga dapat menyebabkan peningkatan pada penyakit kulit inflamasi seperti eksim, psoriasis atau rosacea.
Tubuh Anda akan benar-benar memanfaatkan protein di rambut, kulit dan kuku Anda ketika Anda memiliki sindrom overtraining untuk keperluan yang lebih vital.
"Menggunakan asam-asam amino itu untuk membantu memperbaiki otot-otot Anda, yang dapat membuat rambut dan kuku menjadi tipis dan rapuh dan kulit berubah warna," tutur Christofides.
Anda mungkin juga melihat rambut dan kuku Anda tumbuh lebih lambat dari biasanya. Latihan fisik berlebihan membebani tubuh, membuat rambut dan kuku Anda membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh.
Baca juga: Olahraga yang tepat untuk penderita masalah jantung di saat puasa
Baca juga: Pandemi corona, jangan berolahraga saat kondisi begini
Baca juga: Gerakan ringan ini jadi pengganti olahraga di gym