Belantikan Raya terparah terdampak banjir
Nanga Bulik (ANTARA) - Kecamatan Belantikan Raya Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah menjadi salah satu kecamatan terparah yang terdampak banjir yang diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir.
"Kita terus melakukan pendataan terhadap rumah-rumah warga dan fasilitas umum yang terendam banjir, kita akui hujan dengan intensitas tinggi ini menyebabkan banjir semakin meluas," kata Camat Belantikan Raya Eddy Wahyudi di Nanga Bulik, Jumat.
Menurutnya di wilayah administratif Kecamatan Belantikan Raya, hingga saat ini berdasarkan pendataan yang dilakukan ada sebanyak enam desa yang sudah terendam banjir, yaitu Desa Nanga Belantikan, Sungai Buluh, Belibi, Petarikan, Batu Selupu dan Desa Bintang Mangalih.
Terkait data jumlah rumah dan fasilitas publik yang terendam air, belum seluruhnya yang sudah mereka terima, karena proses pendataan terus berjalan. Namun berdasarkan laporan sementara, baru ada dua desa yang sudah menyerahkan laporannya yaitu Desa Nanga Belantikan dan Desa Petarikan.
Ia menguraikan, ada sebanyak 50 rumah dan lima fasilitas umum, seperti kantor desa, sekolah dan Puskesmas Pembantu yang terendam air.
"Selain itu di Desa Petarikan air banjir juga merendam sebanyak 40 rumah penduduk serta tiga fasilitas umum," urainya.
Eddy menambahkan, debit air saat ini terus meningkat sejak 21 Juni 2020 lalu. Hingga Kamis (25/6) ketinggian air sudah mencapai 50 hingga 80 centimeter.
Baca juga: Proyek multiyears provinsi di Lamandau minta tetap dilanjutkan
Ia menegaskan, apabila debit air terus meningkat dan dinilai sudah mengkhawatirkan, maka tidak menutup kemungkinan akan dilakukan evakuasi terhadap para korban banjir.
Selain merendam puluhan rumah, banjir juga memutus akses transportasi warga menuju ibu kota kecamatan, begitu pula dengan jalur alternatif yang juga terendam banjir, dengan begitu praktis seluruh aktifitas warga menjadi lumpuh.
"Namun sementara ini masih belum ada yang dievakuasi dari rumah mereka masing- masing, tapi kita lihat perkembangannya, mengingat kebanyakan permukiman warga di desa-desa terdampak berada di bantaran sungai," demikian Eddy.
Sementara itu, banjir juga merendam Desa Beruta Kecamatan Bulik. Informasi yang dihimpun, sebanyak 58 rumah warga terendam air dengan ketinggian bervariatif antara 30 centimeter, 50 centimeter bahkan di sejumlah titik mencapai satu meter.
Baca juga: Baru melahirkan, satu PDP di Lamandau meninggal dunia
Baca juga: Sisa DAU Pemkab Lamandau akhirnya cair, gaji pegawai aman
"Kita terus melakukan pendataan terhadap rumah-rumah warga dan fasilitas umum yang terendam banjir, kita akui hujan dengan intensitas tinggi ini menyebabkan banjir semakin meluas," kata Camat Belantikan Raya Eddy Wahyudi di Nanga Bulik, Jumat.
Menurutnya di wilayah administratif Kecamatan Belantikan Raya, hingga saat ini berdasarkan pendataan yang dilakukan ada sebanyak enam desa yang sudah terendam banjir, yaitu Desa Nanga Belantikan, Sungai Buluh, Belibi, Petarikan, Batu Selupu dan Desa Bintang Mangalih.
Terkait data jumlah rumah dan fasilitas publik yang terendam air, belum seluruhnya yang sudah mereka terima, karena proses pendataan terus berjalan. Namun berdasarkan laporan sementara, baru ada dua desa yang sudah menyerahkan laporannya yaitu Desa Nanga Belantikan dan Desa Petarikan.
Ia menguraikan, ada sebanyak 50 rumah dan lima fasilitas umum, seperti kantor desa, sekolah dan Puskesmas Pembantu yang terendam air.
"Selain itu di Desa Petarikan air banjir juga merendam sebanyak 40 rumah penduduk serta tiga fasilitas umum," urainya.
Eddy menambahkan, debit air saat ini terus meningkat sejak 21 Juni 2020 lalu. Hingga Kamis (25/6) ketinggian air sudah mencapai 50 hingga 80 centimeter.
Baca juga: Proyek multiyears provinsi di Lamandau minta tetap dilanjutkan
Ia menegaskan, apabila debit air terus meningkat dan dinilai sudah mengkhawatirkan, maka tidak menutup kemungkinan akan dilakukan evakuasi terhadap para korban banjir.
Selain merendam puluhan rumah, banjir juga memutus akses transportasi warga menuju ibu kota kecamatan, begitu pula dengan jalur alternatif yang juga terendam banjir, dengan begitu praktis seluruh aktifitas warga menjadi lumpuh.
"Namun sementara ini masih belum ada yang dievakuasi dari rumah mereka masing- masing, tapi kita lihat perkembangannya, mengingat kebanyakan permukiman warga di desa-desa terdampak berada di bantaran sungai," demikian Eddy.
Sementara itu, banjir juga merendam Desa Beruta Kecamatan Bulik. Informasi yang dihimpun, sebanyak 58 rumah warga terendam air dengan ketinggian bervariatif antara 30 centimeter, 50 centimeter bahkan di sejumlah titik mencapai satu meter.
Baca juga: Baru melahirkan, satu PDP di Lamandau meninggal dunia
Baca juga: Sisa DAU Pemkab Lamandau akhirnya cair, gaji pegawai aman