Banyak faktor sebabkan Pertamina merugi

id Pertamina merugi, Banyak faktor sebabkan Pertamina merugi,Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron, impor minyak mentah

Banyak faktor sebabkan Pertamina merugi

Dua pekerja memeriksa proses pengolahan Crude Palm Oil (CPO) menjadi Green Gasoline (bahan bakar bensin ramah lingkungan) dan Green LPG secara co-processing di kilang PT Pertamina (persero) Refinery Unit (RU) III Sungai Gerong, Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (21/12/2018). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron mengatakan terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi kinerja Pertamina, termasuk ketika BUMN tersebut merugi, di antaranya, harga minyak dunia, nilai tukar, hingga penurunan permintaan akibat pandemi.

Ia menjelaskan, terjadinya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing secara langsung berdampak terhadap nilai impor minyak mentah (crude oil) dan produk BBM untuk konsumsi dalam negeri.

"Pertamina hanya bisa memenuhi crude 400-500 ribu barel per hari. Sementara, sebagian besar dari total konsumsi BBM sebesar 1,6 juta barel per hari masih mengandalkan dari impor," kata Herman melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Faktor lainnya, penurunan konsumsi BBM sebagai akibat terjadinya pandemi COVID-19, menurut dia, ikut menekan pendapatan Pertamina, baik di sektor hulu maupun di sektor hilir.

"Pandemi ini otomatis menyebabkan demand mengalami penurunan. Tak hanya bagi konsumsi masyarakat, bagi kebutuhan industri dan maskapai penerbangan ikut menurun signifikan," ujarnya.

Ia melanjutkan penugasan pemerintah guna meningkatkan produksi BBM melalui pembangunan kilang ikut mempengaruhi pendapatan perusahaan pelat merah ini.

Pertamina tengah mengembangkan kapasitas empat kilang di Balongan, Cilacap, Balikpapan, dan Dumai serta membangun kilang baru di Tuban dan Bontang.

Proyek ini diharapkan selesai 2026 agar bisa mengurangi impor BBM yang menjadi sumber defisit neraca perdagangan.

Menghadapi situasi seperti ini, sambung dia, diharapkan Pertamina bisa lebih efisien agar kebutuhan migas bagi masyarakat bisa terpenuhi dengan baik.

Pada kesempatan itu, Herman memberikan apresiasi terhadap Pertamina yang tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap seluruh pegawainya.

Kondisi ini berbeda dengan sejumlah perusahaan atau BUMN yang mengurangi pegawainya karena pandemi COVID-19.