Jakarta (ANTARA) - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencantumkan kelelahan sebagai gejala COVID-19, tetapi jangan buru-buru menyimpulkan jika Anda mengalaminya berarti Anda terkena virus.
Peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security, Amesh Adalja, seperti dilansir dari Health, Sabtu mengatakan kondisi kelelahan semacam gejala yang tidak mencolok.
Baca juga: Hidung tersumbat dan pilek belum tentu pertanda COVID-19
Menurut dokter spesialis penyakit menular di Akron, Ohio sekaligus profesor kedokteran di Northeast Ohio Medical University, Richard Watkins, ini ada hubungannya dengan sitokin yang diproduksi sistem kekebalan tubuh ketika diserang.
Sitokin memberi sinyal pada tubuh Anda inilah waktunya untuk bekerja dan melawan infeksi, tetapi akibatnya dapat membuat Anda merasa lelah.
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Februari lalu yang menganalisis 55.924 kasus COVID-19 menemukan, kelelahan termasuk gejala paling umum ketiga dari COVID-19 dengan 38,1 persen orang melaporkan mengalaminya.
Dua gejala yang lebih umum menurut laporan itu adalah demam (87,9 persen) dan batuk kering (67,7 persen).
Lalu bagaimana Anda bisa tahu jika kelelahan Anda adalah gejala COVID-19? Ini bisa sedikit rumit. Secara umum, Adalja mengatakan Anda harus mengalami gejala lain juga.
Baca juga: Kondisi kulit ini bisa jadi tanda COVID-19
"Biasanya Anda akan mengalami beberapa gejala, seperti nyeri otot, nyeri, atau sakit tenggorokan, meskipun ringan, bukan hanya kelelahan saja," kata dia.
Tetapi jangan menganggap Anda tidak dapat terkena COVID-19 dan hanya mengalami kelelahan sebagai gejala. Adalja merekomendasikan Anda untuk melihat kelelahan sebagai bagian dari gambaran yang lebih besar.
"Anda harus memikirkan mengapa Anda lelah. Apakah karena lari maraton atau belajar untuk ujian? Coba lihat apakah Anda punya penjelasan yang menyebabkan kekelahan, 'Aku sudah lelah sejak Januari, tapi ada penjelasan untuk itu'," tutur dia.
Berkonsultasi dengan dokter selalu menjadi pilihan Anda. Mereka mungkin ingin menguji Anda untuk COVID-19 atau melakukan pemeriksaan fisik, mengingat berbagai masalah kesehatan dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan kelelahan.
Sayangnya, kelelahan akibat COVID-19 dapat bertahan lama. Sebuah studi pada September lalu menemukan, sebanyak 52 persen dari 128 pasien positif COVID mengalami kelelahan terus-menerus selama beberapa minggu setelah mereka didiagnosis. Hal ini dialami pasien memiliki kasus virus yang ringan atau lebih parah.
Jadi, jika Anda berjuang dengan kelelahan yang tidak kunjung berhenti, konsultasikan dengan dokter Anda. Mereka seharusnya dapat membantu memandu Anda pada langkah selanjutnya, Health dikutip Sabtu.
Baca juga: Benarkah sakit tenggorokan jadi pertanda COVID-19?
Baca juga: Benarkah batuk kering jadi pertanda terinfeksi COVID-19?
Baca juga: Kenali gejala corona yang terjadi pada kulit
Berita Terkait
Bank Dunia sebut BUMN mainkan peran penting selama COVID-19 dan pascapandemi
Sabtu, 5 Oktober 2024 12:52 Wib
KPK tetapkan tiga tersangka korupsi APD saat masa pandemi COVID-19
Kamis, 3 Oktober 2024 19:53 Wib
400 juta orang di seluruh dunia alami COVID-19 jangka panjang
Sabtu, 10 Agustus 2024 14:54 Wib
Pandemi COVID-19 pengaruhi angka kemiskinan di Gumas
Kamis, 1 Agustus 2024 16:14 Wib
Joe Biden dinyatakan positif COVID-19 saat kampanye di Las Vegas
Kamis, 18 Juli 2024 12:38 Wib
Mulai 15 Juli, Malaysia tak lagi terapkan karantina bagi individu positif COVID-19
Sabtu, 6 Juli 2024 23:32 Wib
Waspadai potensi peningkatan COVID-19 dengan prokes dan PHBS walau sudah endemi
Rabu, 29 Mei 2024 0:16 Wib
Lady Gaga mengaku pernah tampil di panggung saat mengidap COVID-19
Minggu, 26 Mei 2024 13:51 Wib