Jakarta (ANTARA) - Batuk menjadi salah satu gejala COVID-19 yang paling umum dan biasanya penyakit ini juga disertai demam dan kelelahan, membuat pasien merasa terkena flu.
Dokter Maja Husaric dan Vasso Apostolopoulos dari Victoria University mengatakan batuk kering yang disebabkan COVID-19 tidak menghasilkan dahak.
"Batuk kering tidak membersihkan saluran udara Anda sehingga penderita sering menggambarkannya sebagai batuk yang tidak memuaskan," kata mereka seperti dilansir Medical Daily.
Batuk kering yang persisten karena COVID-19 bisa membuat penderitanya sesak napas karena jaringan paru-paru terititasi.
Namun, batuk bisa mulai menjadi basah dalam beberapa kondisi. Sebagai contoh, orang-orang dengan pneumonia sering menunjukkan batuk kering tetapi ketika infeksi berkembang, kantung udara paru-paru dapat terisi oleh sekresi peradangan, menyebabkan batuknya menjadi basah.
Baca juga: Haruskah menunda vaksinasi ketika anak batuk pilek?
Batuk basah melibatkan dahak yang bergerak dari paru-paru dan menurunkan saluran udara ke mulut. Kehadiran cairan di saluran udara menyebabkan suara "basah" saat batuk. Dalam beberapa kasus, orang juga mengeluarkan bunyi mengi saat bernapas.
Jika Anda ingin memeriksakan diri ke dokter untuk memeriksa kondisi, biasanya dokter akan bertanya, "Berapa lama batuk berlangsung?", "Kapan batuknya paling parah? Malam, pagi, sepanjang hari?", "Bagaimana suara batuknya?".
Lalu, "Apakah batuk menimbulkan gejala, seperti muntah, pusing, atau sulit tidur?" dan "Seberapa buruk batuk Anda? Apakah itu mengganggu kegiatan sehari-hari?".
"Batuk kadang terjadi selama berminggu-minggu, menghasilkan lendir berdarah, menyebabkan perubahan warna dahak atau disertai dengan demam, pusing atau kelelahan mungkin merupakan tanda Anda perlu ke dokter," kata Husaric dan Apostolopoulos dalam sebuah artikel yang diunggah dalam the Conversation.
Baca juga: Kenali perbedaan batuk pilek karena alergi atau infeksi
Baca juga: Apotek diingatkan tak sembarangan jual obat batuk
Baca juga: Seorang pria dipenjara karena batuk dan mengancam tularkan corona
Berita Terkait
Warga Jepang tuntut pemerintah hingga kompensasi Rp9 miliar terkait efek samping vaksin COVID
Kamis, 18 April 2024 14:56 Wib
OJK: Restrukturisasi kredit COVID-19 berakhir
Senin, 1 April 2024 14:38 Wib
Pandemi mempercepat reformasi kesehatan
Minggu, 3 Maret 2024 10:13 Wib
Calon haji tetap harus divaksin COVID-19
Selasa, 20 Februari 2024 15:35 Wib
WHO minta semua negara segera capai kesepakatan pandemi
Selasa, 23 Januari 2024 16:19 Wib
Kemenkes sebut kenaikan kasus COVID-19 varian JN.1 masih terkendali
Selasa, 19 Desember 2023 16:33 Wib
Dinkes Kapuas imbau masyarakat wawaspadai peningkatan kasus COVID-19
Kamis, 14 Desember 2023 15:56 Wib
Bupati Kotim imbau masyarakat jaga kebersihan cegah penularan COVID-19
Rabu, 13 Desember 2023 18:52 Wib