Wapres: Capaian Program Satu Juta Rumah 2020 cukup bagus
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengatakan realisasi Program Satu Juta Rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) selama 2020 terkendala pandemi COVID-19.
"Pada tahun 2020 dikarenakan pandemi COVID-19, capaian Program Satu Juta Rumah tidak mencapai target 1.000.000 unit yakni mencapai sebanyak 965.217 unit, di mana kurang lebih 80 persennya disalurkan untuk MBR," kata Ma’ruf Amin dalam Musyawarah Nasional (Munas) VI Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) secara daring, Selasa.
Meskipun tidak sesuai target, Wapres Ma'rif Amin menilai capaian pembangunan rumah tersebut tidak terlalu mengecewakan karena bisa direalisasikan sekitar 96,5 persen dari target pembangunan rumah.
"Meskipun demikian capaian tersebut cukup bagus karena di tengah kondisi perekonomian yang sulit ini, terealisasi sekitar 96,5 persen dari target yang ditetapkan," tambah Wapres.
Baca juga: Target pemerintah 5 juta 'backlog' rumah di 2024
Dari segi penyaluran, lanjut Wapres Ma'ruf Amin, capaian pembangunan Program Satu Juta Rumah untuk MBR itu justru melampaui target.
"Jika dilihat dari target penyalurannya bagi MBR, maka capaian Program Satu Juta Rumah untuk MBR pada 2020 melampaui target yaitu 80 persen dari target 70 persen yang ditetapkan," kata Wapres.
Program Satu Juta Rumah dimulai sejak 2015 dan hingga kini program tersebut telah berhasil membangun sebanyak 5,4 juta unit, yang 70 persen di antaranya ditujukan untuk MBR.
Sektor perumahan dan properti merupakan klaster industri yang melibatkan banyak jenis usaha dan industri, sehingga penciptaan lapangan kerja di sektor tersebut cukup besar, kata Wapres. Dengan pembangunan perumahan tersebut, lanjut dia, pemerintah berharap dapat menyerap banyak tenaga kerja melalui Program Padat Karya.
Baca juga: Kementerian PUPR teken kerja sama pembiayaan perumahan dengan 30 bank
Terkait masih tingginya angka backlog perumahan, yang mencapai 11,04 juta unit, Wapres berharap seluruh pihak terkait dan pemangku kepentingan dapat melakukan percepatan pembangunan rumah bagi MBR.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, jumlah keluarga di Indonesia yang memiliki rumah mencapai 80,07 persen, sementara sisanya tinggal dengan cara menyewa rumah, menumpang di rumah kerabat hingga nomaden.
"Untuk mewujudkan target tersebut, dibutuhkan dukungan dari pemangku kepentingan di sektor perumahan, yang dalam hal ini salah satunya adalah pengembang yang tergabung dalam Apersi," ujar Wapres Ma'ruf Amin.
Baca juga: 1.258 rumah di Pulpis ditingkatkan melalui program BSPS
"Pada tahun 2020 dikarenakan pandemi COVID-19, capaian Program Satu Juta Rumah tidak mencapai target 1.000.000 unit yakni mencapai sebanyak 965.217 unit, di mana kurang lebih 80 persennya disalurkan untuk MBR," kata Ma’ruf Amin dalam Musyawarah Nasional (Munas) VI Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) secara daring, Selasa.
Meskipun tidak sesuai target, Wapres Ma'rif Amin menilai capaian pembangunan rumah tersebut tidak terlalu mengecewakan karena bisa direalisasikan sekitar 96,5 persen dari target pembangunan rumah.
"Meskipun demikian capaian tersebut cukup bagus karena di tengah kondisi perekonomian yang sulit ini, terealisasi sekitar 96,5 persen dari target yang ditetapkan," tambah Wapres.
Baca juga: Target pemerintah 5 juta 'backlog' rumah di 2024
Dari segi penyaluran, lanjut Wapres Ma'ruf Amin, capaian pembangunan Program Satu Juta Rumah untuk MBR itu justru melampaui target.
"Jika dilihat dari target penyalurannya bagi MBR, maka capaian Program Satu Juta Rumah untuk MBR pada 2020 melampaui target yaitu 80 persen dari target 70 persen yang ditetapkan," kata Wapres.
Program Satu Juta Rumah dimulai sejak 2015 dan hingga kini program tersebut telah berhasil membangun sebanyak 5,4 juta unit, yang 70 persen di antaranya ditujukan untuk MBR.
Sektor perumahan dan properti merupakan klaster industri yang melibatkan banyak jenis usaha dan industri, sehingga penciptaan lapangan kerja di sektor tersebut cukup besar, kata Wapres. Dengan pembangunan perumahan tersebut, lanjut dia, pemerintah berharap dapat menyerap banyak tenaga kerja melalui Program Padat Karya.
Baca juga: Kementerian PUPR teken kerja sama pembiayaan perumahan dengan 30 bank
Terkait masih tingginya angka backlog perumahan, yang mencapai 11,04 juta unit, Wapres berharap seluruh pihak terkait dan pemangku kepentingan dapat melakukan percepatan pembangunan rumah bagi MBR.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, jumlah keluarga di Indonesia yang memiliki rumah mencapai 80,07 persen, sementara sisanya tinggal dengan cara menyewa rumah, menumpang di rumah kerabat hingga nomaden.
"Untuk mewujudkan target tersebut, dibutuhkan dukungan dari pemangku kepentingan di sektor perumahan, yang dalam hal ini salah satunya adalah pengembang yang tergabung dalam Apersi," ujar Wapres Ma'ruf Amin.
Baca juga: 1.258 rumah di Pulpis ditingkatkan melalui program BSPS