Bupati Sukamara apresiasi pelaksanaan Program PEN
Sukamara (ANTARA) - Bupati Sukamara, Kalimantan Tengah Windu Subagio mengatakan, meski masa pandemi COVID-19 masih berlangsung hingga saat ini, namun keadaannya mulai berangsur membaik.
Hal ini berkat usaha pemerintah mulai dari level pusat sampai ke daerah, serta karena adanya dukungan dari seluruh masyarakat, katanya di Sukamara, Kamis.
“Namun dampak ekonomi bagi masyarakat tidak serta merta langsung hilang. Karena itu, dengan adanya Program Pemulihan Ekonomi Nasional yang diawali dari tahun 2020, tetap terus dilanjutkan,” katanya.
Kemudian dijabarkannya pada 2020, Sukamara sudah mendapatkan Program PEN Bidang Lingkungan Hidup melalui penanaman mangrove dengan total luasan 510 hektare, tersebar di tujuh desa dan satu kelurahan di Kecamatan Pantai Lunci dan Jelai.
"Hasil monev pada awal Maret 2021 yang lalu, menunjukkan tingkat keberhasilan Program PEN pada 2020 mencapai sekitar 77 persen, hambatan yang dihadapi adanya serangan hama tanaman berupa kepiting, tritip, ulat daun dan gelombang besar,” imbuhnya.
Selanjutnya, berdasarkan data 2018, potensi luasan mangrove yang kritis di Sukamara sekitar 1.400 hektare. Oleh karena itu, diharapkan masih bisa mendapatkan kegiatan serupa baik melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional ataupun Program Reguler Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
“Harapan terbesar kami adalah PEN ini akan bermanfaat secara ekonomi bagi masyarakat juga berdampak positif bagi kelestarian lingkungan melalui pemulihan habitat mangrove,” jelasnya.
Sementara itu pada Kamis (11/11) di Desa Sungai Pasir, Kecamatan Lunci, Pemerintah Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah kembali melaksanakan penanaman mangrove bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dan BPDAS Kahayan.
“Tahun ini BRGM sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat melalui BPDAS Kahayan sebagai pelaksana masih memberikan kepercayaan untuk warga Sukamara melalui penanaman mangrove seluas 100 hektare,” ucap Bupati Sukamara Windu Subagio.
Hal ini berkat usaha pemerintah mulai dari level pusat sampai ke daerah, serta karena adanya dukungan dari seluruh masyarakat, katanya di Sukamara, Kamis.
“Namun dampak ekonomi bagi masyarakat tidak serta merta langsung hilang. Karena itu, dengan adanya Program Pemulihan Ekonomi Nasional yang diawali dari tahun 2020, tetap terus dilanjutkan,” katanya.
Kemudian dijabarkannya pada 2020, Sukamara sudah mendapatkan Program PEN Bidang Lingkungan Hidup melalui penanaman mangrove dengan total luasan 510 hektare, tersebar di tujuh desa dan satu kelurahan di Kecamatan Pantai Lunci dan Jelai.
"Hasil monev pada awal Maret 2021 yang lalu, menunjukkan tingkat keberhasilan Program PEN pada 2020 mencapai sekitar 77 persen, hambatan yang dihadapi adanya serangan hama tanaman berupa kepiting, tritip, ulat daun dan gelombang besar,” imbuhnya.
Selanjutnya, berdasarkan data 2018, potensi luasan mangrove yang kritis di Sukamara sekitar 1.400 hektare. Oleh karena itu, diharapkan masih bisa mendapatkan kegiatan serupa baik melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional ataupun Program Reguler Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
“Harapan terbesar kami adalah PEN ini akan bermanfaat secara ekonomi bagi masyarakat juga berdampak positif bagi kelestarian lingkungan melalui pemulihan habitat mangrove,” jelasnya.
Sementara itu pada Kamis (11/11) di Desa Sungai Pasir, Kecamatan Lunci, Pemerintah Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah kembali melaksanakan penanaman mangrove bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dan BPDAS Kahayan.
“Tahun ini BRGM sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat melalui BPDAS Kahayan sebagai pelaksana masih memberikan kepercayaan untuk warga Sukamara melalui penanaman mangrove seluas 100 hektare,” ucap Bupati Sukamara Windu Subagio.