Pentingnya orang tua bisa bermain bersama anak

id anak,orang tua,anak bermain, orang tua bisa bermain bersama anak,Psikolog anak,Universitas Indonesia, Vera Itabiliana

Pentingnya orang tua bisa bermain bersama anak

Ilustrasi. (Pexels)

Jakarta (ANTARA) - Psikolog anak dan keluarga dari Universitas Indonesia, Vera Itabiliana, S.Psi. mengungkapkan pentingnya orang tua bisa memiliki waktu bermain bersama anak, salah satunya untuk tumbuh kembang mentalitas anak.


“Lewat bermain dengan orangtua, anak yang sulit mengkomunikasikan pikirannya, bingung dengan apa yang sedang terjadi dan bagaimana ia harus bersikap, akan merasa dimengerti dan dibantu," kata Vera seperti dikutip dari siaran pers, Jumat.

Kesehatan mental menjadi dasar dari karakter seseorang untuk menjalani hidup, menghadapi tantangan, dan membentuk kepribadian.

Anak yang mentalnya bermasalah kerap kali menunjukkan beberapa perilaku negatif, seperti agresif, menarik diri, hiperaktif, merasa tidak aman, tegang, mengucilkan diri, sulit fokus, dan masih banyak ciri yang lain.

Untuk itu, orang tua diharapkan dapat menjadi lebih peka terhadap ciri-ciri tersebut. Selain meminta bantuan ke profesional, orang tua juga bisa mengambil peran, salah satunya dengan bermain bersama anak.

Baca juga: Tips membuat si kecil doyan sayur

Selain itu, dengan bermain pula orang tua bisa mengevaluasi cara bersikap dan mengasuh anak.

Tak hanya dapat menstimulasi perkembangan motorik dan otaknya, bermain juga dapat menumbuhkan rasa percaya dan keterikatan yang menyenangkan antara orang tua dengan anak.

Vera menyarankan orang tua tidak membagi perhatian ketika bermain dengan anak. Sebaiknya, hadirlah secara utuh untuk anak.

"Melakukan kontak mata dengan mereka itu juga perlu. Kita tak berbicara tentang kuantitas, ya, melainkan lebih ke kualitas. Sekitar 15-30 menit saja sudah cukup, tapi akan lebih baik apabila dilaksanakan secara reguler dan rutin,” pesan Vera.

Menurut dia, be mindful dengan apapun yang Anda lakukan di hadapan anak. Dengan membagi fokus, anak bisa saja merasa diabaikan, sehingga membuat mereka cenderung lebih emosional atau bahkan hiperaktif untuk mencari perhatian.

Baca juga: Berikut mitos soal tumbuh kembang anak yang harusnya dihindari

Terkait tipe permainan yang tepat untuk anak, ada beragam seperti mendongeng dan bercerita, bidang seni musik, drama, boneka, tarian dan gerakan, atau masih banyak pilihan yang lain.

“Dongeng, misalnya, itu bisa bantu mengembangkan aspek moral dan spiritual anak. Kemudian, seni, sesuatu yang bisa melatih kreativitas pada anak, seperti drama, misalnya," tutur Vera.

Sementara musik bisa membuat anak lebih berani dalam mengekspresikan diri mereka dengan cara yang positif.

Penelitian menyebutkan, bermain dengan model-model yang tersebut di atas juga dapat menstimulasi otak anak untuk bekerja lebih aktif.

“Melalui permainan-permainan seperti itu, anak dapat mendapatkan informasi lewat metafora, sesuatu yang bisa diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Umumnya, metafora bisa disampaikan dalam cerita, dongeng, drama, musik, dan sebagainya," demikian kata Vera.

Baca juga: Gunakan 'car seat' untuk anak yang sesuai dengan usia

Baca juga: Perlunya mengasah kemampuan empati dan sosialisasi anak di era digital

Baca juga: Tips menjaga bayi dan anak dari iritasi kulit