Lagi, kasus Omicron di Indonesia bertambah 68 orang

id kasus Omicron bertambah,kasus Omicron di Indonesia bertambah 68 orang,varian Omicron,virus COVID19,Varian Delta

Lagi, kasus Omicron di Indonesia bertambah 68 orang

Ilustrasi - Jarum suntik medis dan dua botol terlihat di depan teks Omicron COVID-19 di latar belakang. ANTARA/Pavlo Gonchar / SOPA Images via Reuters/Sipa USA/pri. (Pavlo Gonchar / SOPA Images/Sipa/SOPA Images)

Jakarta (ANTARA) - Kasus Omicron di Indonesia bertambah 68 orang hingga Jumat (31/12) yang dibawa oleh para pelaku perjalanan luar negeri dari sejumlah negara, kata pejabat Kementerian Kesehatan RI.

"Ada tambahan 68 kasus, sehingga total kasus konfirmasi di Indonesia sebanyak 136 orang," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Nadia mengatakan 68 kasus baru berasal dari pelaku perjalanan luar negeri dan 11 diantaranya merupakan warga negara Indonesia.

Baca juga: Untuk pelaku perjalanan luar negeri, Bandara Juanda dibuka bertahap

“Semua kasus merupakan pelaku perjalanan luar negeri, dengan asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat," katanya.

Dari 68 kasus konfirmasi Omicron tersebut, sebanyak 29 orang tidak memiliki gejala, 29 orang sakit dengan gejala ringan, satu orang sakit dengan gejala sedang, dan sembilan orang lainnya tanpa keterangan.

Data WHO dari penghitungan prediksi peningkatan kasus akibat Omicron dibandingkan dengan Delta dan dengan mempertimbangkan tingkat penularan dan risiko keparahan, didapat hasil bahwa kemungkinan akan terjadi peningkatan penambahan kasus yang cepat akibat Omicron.

Baca juga: Akibat Omicron, maskapai Kanada batalkan 15 persen penerbangan pada Januari

"Akan tetapi, diiringi dengan tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit maupun ICU yang lebih rendah dibandingkan dengan periode Delta," katanya.

Menurut Nadia, varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi, tapi dengan risiko sakit berat yang rendah. Walaupun begitu, masyarakat tetap harus waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat.

"Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pengendalian, serta upaya mitigasi lainnya harus tetap berjalan," katanya.

Baca juga: Kekhawatiran WHO terhadap varian Delta dan Omicron ciptakan tsunami kasus

Nadia mengimbau masyarakat untuk menahan diri tidak bepergian ke negara-negara dengan transmisi penularan Omicron yang sangat tinggi.

“Jangan egois, harus bisa menahan diri untuk tidak bepergian dulu ke negara dengan transmisi penularan COVID-19 yang sangat tinggi, seperti Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat. Kita harus bekerja sama melindungi orang terdekat kita dari tertular COVID-19. Mari kita menahan diri," katanya.

Baca juga: Risiko pasien Omicron masuk RS lebih rendah dibanding COVID sebelumnya

Baca juga: Kasus Omicron Indonesia bertambah 21 pasien

Baca juga: Deteksi varian Omicron, pemerintah diminta perluas penggunaan alat PCR SGTF