Pemprov-MUI Kalteng bersinergi dalam pembangunan

id Mui kalteng, kaderisasi ulama, pengaderan ulama kalteng, khairil anwar, iain palangka raya, palangka raya, kalteng

Pemprov-MUI Kalteng bersinergi dalam pembangunan

Penjabat Sekda Kalteng Nuryakin membuka rapat koordinasi wilayah MUI se-Kalteng 2022, Palangka Raya, Minggu, (23/1/2022). (ANTARA/Muhammad Arif Hidayat)

Palangka Raya (ANTARA) - Penjabat Sekda Kalteng Nuryakin mengatakan, pemerintah provinsi terus mendukung dan bersinergi bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam melaksanakan pembangunan daerah.

MUI merupakan forum yang amat mulia, karena sejak didirikannya merupakan wadah dari para ulama, hingga cendekiawan muslim, kata Nuryakin di Palangka Raya, Minggu.

"Dengan peran yang luas ini saya yakin MUI akan terus berkontribusi untuk pembangunan bangsa, negara, maupun daerah," jelasnya dalam rapat koordinasi wilayah MUI se-Kalteng 2022.

Selain itu MUI juga diharapkan berpartisipasi memecahkan berbagai permasalahan yang bukan hanya dihadapi oleh umat tetapi oleh masyarakat dan bangsa Indonesia seutuhnya.

"MUI sebagai khadamul ummah, maka yang sangat dinantikan oleh masyarakat adalah keteladanan dan kearifan ulama dalam merespon persoalan umat," harapnya.

Sementara itu, Ketua MUI Kalteng Khairil Anwar mengatakan, pihaknya pada 2021-2022 melaksanakan pendidikan kader ulama yang menjadi salah satu program unggulan.

"Langkah awal pendidikan kader ulama ini MUI laksanakan bekerja sama dengan Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya," ungkapnya.

Dalam program pengaderan ini ada sebanyak 10 orang mahasiswa terpilih melalui seleksi dan mereka ditempatkan di rusunawa IAIN Palangka Raya.

Para mahasiswa terpilih tersebut selain menjalani kegiatan kuliah, juga mendapatkan pendidikan atau pembinaan tentang keulamaan yang diberikan oleh para ulama serta tokoh agama.

"Jadi kami harapkan usai menimba ilmu, mereka tak hanya mendapatkan gelar sarjana namun juga ilmu keulamaan," terangnya.

Pengaderan ini sejalan dengan program unggulan yang dimiliki MUI pusat, sehingga diharapkan nantinya dapat lahir ulama-ulama yang moderat.

Khairil Anwar menjelaskan, melalui program ini diharapkan ulama-ulama ke depan tak hanya cenderung tekstualis namun juga kontekstualis, yakni tak hanya menguasai tentang agama tapi juga seperti tentang sosiologi, antropologi dan lainnya.