Legislator Kotim soroti pedagang di Pantai Ujung Pandaran buang sampah sembarangan
Sampit (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Dadang Siswanto menyayangkan ada pedagang di objek wisata Pantai Ujung Pandaran yang membuang sampah ke bibit pantai sehingga mengotori objek wisata andalan tersebut.
"Ini perlu menjadi perhatian serius bersama. Jangan sampai pantai yang menjadi kebanggaan kita itu kotor dan membuat wisatawan tidak mau lagi datang berkunjung, nanti daerah dan pedagang juga rugi," kata Dadang di Sampit, Jumat.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Fraksi PAN itu menanggapi beredarnya video seorang perempuan yang diduga merupakan salah satu pedagang di Pantai Ujung Pandaran yang seenaknya membuang sampah ke pinggir pantai.
Dalam video disebutkan peristiwa itu terjadi pada Rabu (4/5) malam. Seorang perempuan tanpa merasa bersalah, membuang sejumlah bungkusan berisi sampah ke pinggir pantai.
Dia bergeming padahal pengunjung sudah mengingatkannya untuk tidak membuang sampah ke pantai. Tindakan yang dinilai tidak baik itu pula yang menjadi alasan seorang pengunjung merekam kejadian itu hingga videonya beredar dan viral.
Menurut Dadang, kejadian ini harus segera disikapi. Perlu tindakan cepat untuk mengingatkan dan menyadarkan masyarakat, termasuk pedagang dan pengunjung untuk menjaga kebersihan Pantai Ujung Pandaran agar wisatawan merasa nyaman sehingga akan kembali berwisata ke pantai tersebut.
Pedagang juga perlu menyadari bahwa jika pantai menjadi kotor dan wisatawan enggan berkunjung, maka pedagang juga akan terkena imbasnya. Transaksi dan perputaran uang di objek wisata tersebut akan sepi.
Baca juga: Penumpang arus balik di Pelabuhan Sampit diperiksa ketat cegah barang terlarang
Pemerintah daerah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta pemerintah kecamatan dan pemerintah desa, perlu kembali mengedukasi masyarakat di objek wisata tersebut tentang pentingnya menjaga keindahan lokasi wisata serta memberi pelayanan yang baik agar wisatawan merasa senang dan berminat kembali datang berwisata.
Sangat disayangkan jika pemerintah daerah jor-joran mengeluarkan biaya besar membenahi dan meningkatkan pariwisata namun ternyata masyarakat belum siap. Dukungan masyarakat di lokasi wisata sangat penting, apalagi manfaatnya nantinya juga mereka yang akan merasakannya.
"Selain itu, penanggung jawab lokasi agar menyediakan dan menambah sebaran tempat sampah. Sementara itu kepada pengunjung diimbau membudayakan untuk tidak membuang sampah sembarangan," demikian Dadang.
Pantai Ujung Pandaran terletak di Kecamatan Teluk Sampit. Lokasinya berjarak sekitar 85 kilometer dari pusat kota Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur.
Saat libur seperti sekarang, pantai itu langsung dipadati pengunjung. Wisatawan yang datang tidak hanya dari Kotawaringin Timur, tetapi juga dari daerah tetangga yaitu Kabupaten Seruyan, Katingan, Kotawaringin Barat, Kota Palangka Raya, bahkan Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Di pantai yang menghadap Laut Jawa ini, wisatawan disuguhi panorama pantai. Selain itu terdapat objek wisata religi yaitu kubah atau makam ulama bernama Syekh Abu Hamid bin Syekh Haji Muhammad As'ad Al Banjari yang banyak didatangi peziarah dari luar daerah.
Syekh Abu Hamid adalah buyut dari ulama terkenal di Kalimantan Selatan, yakni Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau lebih dikenal dengan sebutan 'Datu Kalampayan', dikenal luas dengan kitab karangannya berjudul 'Sabilal Muhtadin', yang hingga kini banyak digunakan di sejumlah negara.
Baca juga: KNPI Kotim gelar Festival Pemuda 2022
Baca juga: Legislator Kotim berharap arus balik Lebaran berjalan lancar
Baca juga: Pemkab Kotim disarankan jadi penjamin pinjaman modal UMKM
"Ini perlu menjadi perhatian serius bersama. Jangan sampai pantai yang menjadi kebanggaan kita itu kotor dan membuat wisatawan tidak mau lagi datang berkunjung, nanti daerah dan pedagang juga rugi," kata Dadang di Sampit, Jumat.
Pernyataan itu disampaikan Ketua Fraksi PAN itu menanggapi beredarnya video seorang perempuan yang diduga merupakan salah satu pedagang di Pantai Ujung Pandaran yang seenaknya membuang sampah ke pinggir pantai.
Dalam video disebutkan peristiwa itu terjadi pada Rabu (4/5) malam. Seorang perempuan tanpa merasa bersalah, membuang sejumlah bungkusan berisi sampah ke pinggir pantai.
Dia bergeming padahal pengunjung sudah mengingatkannya untuk tidak membuang sampah ke pantai. Tindakan yang dinilai tidak baik itu pula yang menjadi alasan seorang pengunjung merekam kejadian itu hingga videonya beredar dan viral.
Menurut Dadang, kejadian ini harus segera disikapi. Perlu tindakan cepat untuk mengingatkan dan menyadarkan masyarakat, termasuk pedagang dan pengunjung untuk menjaga kebersihan Pantai Ujung Pandaran agar wisatawan merasa nyaman sehingga akan kembali berwisata ke pantai tersebut.
Pedagang juga perlu menyadari bahwa jika pantai menjadi kotor dan wisatawan enggan berkunjung, maka pedagang juga akan terkena imbasnya. Transaksi dan perputaran uang di objek wisata tersebut akan sepi.
Baca juga: Penumpang arus balik di Pelabuhan Sampit diperiksa ketat cegah barang terlarang
Pemerintah daerah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta pemerintah kecamatan dan pemerintah desa, perlu kembali mengedukasi masyarakat di objek wisata tersebut tentang pentingnya menjaga keindahan lokasi wisata serta memberi pelayanan yang baik agar wisatawan merasa senang dan berminat kembali datang berwisata.
Sangat disayangkan jika pemerintah daerah jor-joran mengeluarkan biaya besar membenahi dan meningkatkan pariwisata namun ternyata masyarakat belum siap. Dukungan masyarakat di lokasi wisata sangat penting, apalagi manfaatnya nantinya juga mereka yang akan merasakannya.
"Selain itu, penanggung jawab lokasi agar menyediakan dan menambah sebaran tempat sampah. Sementara itu kepada pengunjung diimbau membudayakan untuk tidak membuang sampah sembarangan," demikian Dadang.
Pantai Ujung Pandaran terletak di Kecamatan Teluk Sampit. Lokasinya berjarak sekitar 85 kilometer dari pusat kota Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur.
Saat libur seperti sekarang, pantai itu langsung dipadati pengunjung. Wisatawan yang datang tidak hanya dari Kotawaringin Timur, tetapi juga dari daerah tetangga yaitu Kabupaten Seruyan, Katingan, Kotawaringin Barat, Kota Palangka Raya, bahkan Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Di pantai yang menghadap Laut Jawa ini, wisatawan disuguhi panorama pantai. Selain itu terdapat objek wisata religi yaitu kubah atau makam ulama bernama Syekh Abu Hamid bin Syekh Haji Muhammad As'ad Al Banjari yang banyak didatangi peziarah dari luar daerah.
Syekh Abu Hamid adalah buyut dari ulama terkenal di Kalimantan Selatan, yakni Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau lebih dikenal dengan sebutan 'Datu Kalampayan', dikenal luas dengan kitab karangannya berjudul 'Sabilal Muhtadin', yang hingga kini banyak digunakan di sejumlah negara.
Baca juga: KNPI Kotim gelar Festival Pemuda 2022
Baca juga: Legislator Kotim berharap arus balik Lebaran berjalan lancar
Baca juga: Pemkab Kotim disarankan jadi penjamin pinjaman modal UMKM