Cegah sarkopenia dengan asupan protein dan gaya hidup aktif

id sarkopenia , asupan protein, gaya hidup aktif,proses penuaan

Cegah sarkopenia dengan asupan protein dan gaya hidup aktif

Ilustrasi seorang wanita melakukan peregangan sebelum berolahraga (Pixabay)

Jakarta (ANTARA) - Sarkopenia merupakan salah satu proses penuaan yang paling signifikan berkaitan dengan otot-otot kita. Seiring bertambahnya usia, ada kehilangan massa dan kekuatan otot rangka yang tidak disengaja.

"Dampak dari sarkopenia bisa serius. Salah satu contoh yang sangat konkret seperti munculnya patah tulang pinggul seiring bertambahnya usia. Lebih dari 95% dari semua patah tulang pinggul adalah karena jatuh. Patah tulang pinggul merupakan salah satu efek dari penuaan dan peran vital otot-otot kita," kata Chief Health and Nutrition Officer Herbalife Nutrition, Kent L. Bradley dalam keterangannya pada Selasa.
Salah satu konsekuensi dari penuaan adalah kemungkinan hilangnya kalsium dalam tulang kita, yang dikenal sebagai osteoporosis. Dengan demikian, tulang mungkin lebih mudah patah. Namun, ketika kita kehilangan massa dan kekuatan otot kita, akan lebih rentan jatuh.
"Ketika kita memiliki kekuatan otot yang memadai, kita dapat mengurangi kemungkinan terjadinya jatuh dan dengan demikian meminimalkan risiko patah tulang."
Meski demikian Sarkopenia dapat dicegah untuk mengurangi konsekuensi penuaan pada massa dan kekuatan otot. Nutrisi memiliki peran penting dalam pencegahan dan pengelolaan sarkopenia.
"Memperlambat laju sarkopenia dengan mengonsumsi protein dalam jumlah yang cukup dan meningkatkan kekuatan otot dapat meningkatkan kualitas hidup."
Senior Director of Worldwide Nutrition Education and Training Herbalife Nutrition, Susan Bowerman mengatakan bahwa kehilangan otot dapat terjadi pada usia berapa pun, tidak hanya pada orang tua. Sebagian disebabkan oleh diet tinggi karbohidrat dan rendah protein serta kurangnya resistensi olahraga yang merupakan faktor-faktor yang sangat penting untuk membangun otot.
Seiring bertambahnya usia, kebutuhan kalori mereka secara bertahap menurun – karena kombinasi faktor-faktor yang mencakup tingkat metabolisme yang lebih rendah dan tingkat aktivitas yang berkurang. Untuk menghindari kenaikan berat badan, maka, banyak orang mengurangi kalori mereka dan makan lebih sedikit makanan. Tapi, tanpa perencanaan yang matang dan pilihan makanan yang tepat, penurunan asupan kalori bisa berarti bahwa jumlah total protein yang mereka makan mungkin juga turun.
"Ketika melihat untuk apa orang tua menghabiskan kalori mereka, protein tidak termasuk dalam daftar. Di antara 10 sumber kalori teratas untuk orang dewasa berusia 70 tahun ke atas adalah roti, kue kering, kentang, es krim, sereal, pai, dan minuman ringan dan, secara keseluruhan, makanan ini mewakili lebih dari 20% dari total kalori yang dimakan," kata Susan.
Langkah pertama untuk memperbaiki pola makan adalah mengurangi karbohidrat olahan.
"Protein makanan yang cukup, ditambah dengan resistensi olahraga, adalah cara yang baik untuk meminimalkan hilangnya massa otot, yang sangat penting untuk fungsi dan mobilitas sehari-hari. Ingatlah untuk berolahraga setiap hari, karena ini juga dapat mengangkat suasana hati Anda, menyebabkan tidur yang lebih baik, membantu manajemen stres, dan meningkatkan keseimbangan Anda," kata Kent.

Baca juga: Protein bisa bantu turunkan berat badan?

Baca juga: Ini alasan kenapa perlu batasi konsumsi daging merah

Baca juga: Pentingnya konsumsi protein dibarengi vitamin C