Bahayakah jika ibu hamil mual lebih dari 10 kali per hari?

id ibu hamil ,mual,trisemester,hamil

Bahayakah jika ibu hamil mual lebih dari 10 kali per hari?

Ilustrasi konsultasi kehamilan. (Foto oleh Bokskapet dari Pixabay)

Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Obgyn Subspesialis Obginsos M. Ilhamy mengingatkan ibu hamil untuk waspada dan segera memeriksakan diri ke dokter jika frekuensi mual dan muntah mendekati atau melebihi 10 kali per hari.

“Kalau mendekati angka 10 atau misalnya dari pagi sampai siang sudah ada 5 kali, itu artinya kalau jadi 24 jam itu sudah 10 kali kan, itu berarti sudah tidak normal,” katanya dalam diskusi daring yang disiarkan melalui Instagram Radio Kesehatan, Kamis.

Baca juga: Hindari bahaya kehamilan dengan perhatikan kenaikan berat badan

Kendati batas mual dan muntah yang tidak normal pada ibu hamil adalah 10 kali dalam sehari, namun jika frekuensi mual dan muntah hampir setiap jam, dokter Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RSAB Harapan Kita, Jakarta, ini menyarankan ibu hamil untuk tidak menunggu hingga muntah yang ke-10 dan segera memeriksakan diri ke dokter.

Gejala lain dari tanda-tanda bahaya pada awal kehamilan selain frekuensi mual dan muntah yang berlebihan adalah nadi yang meningkat menjadi lebih dari 100 kali per menit.

“Kemudian tanda yang ketiga, secara fisik terasa lemas, pasiennya merasa lemas, layu, penglihatan kabur. Itu berarti sudah ada suatu dehidrasi sedang ke arah dehidrasi berat,” ujarnya.

Baca juga: Kenali penyebab bumil sering sembelit dan solusinya

Lebih lanjut Ilhamy menyampaikan tanda-tanda bahaya awal yang harus diperhatikan pada saat kehamilan muda adalah perdarahan. Perdarahan berupa flek coklat, lanjutnya, masih dianggap normal jika terjadi pada kehamilan di bawah usia 4 minggu. Namun jika terjadi perdarahan pada usia kehamilan 4-6 minggu, hal tersebut merupakan tanda-tanda bahaya yang bisa berujung pada keguguran.

Selanjutnya, perdarahan yang perlu diwaspadai adalah pada pertengahan kehamilan yang biasa terjadi pada usia kehamilan di atas 16 minggu. Perdarahan tersebut biasanya disebabkan oleh adanya kelainan letak plasenta yang terdiri dari 3 jenis, yakni Solusio Plasenta, Plasenta Previa, dan pecahnya Vasa Previa.

“Solusio Plasenta itu terlepasnya plasenta dari perlekatannya, entah karena sebab apapun bisa trauma, tekanan darah tinggi,” katanya.

Kemudian yang kedua adalah Plasenta Previa yakni letak plasenta rendah atau plasenta yang sampai menutupi jalan lahir, dan yang ketiga adalah pecahnya Vasa Previa, yakni sebuah kondisi di mana akar dari tali pusar yang mengarah ke jaringan plasenta ada yang pecah dan menyebabkan perdarahan.

Baca juga: Benarkah asupan kafein saat hamil bisa pengaruhi tinggi badan anak?

Baca juga: Benarkah konsumsi kuaci kurangi rasa sakit saat kontraksi? Ini faktanya

Baca juga: Adakah posisi seks yang efektif agar cepat miliki keturunan?