Seperti disiarkan Science Daily, beberapa waktu lalu, ini kemungkinan karena komponen bioaktif dalam kopi seperti polifenol yang ditemukan dalam jumlah kecil pada tumbuhan dan makanan tertentu, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, minyak, dan biji-bijian, dan dapat meningkatkan kesehatan.
Direktur Pusat Global untuk Kesehatan Wanita Asia (GloW) Profesor Cuilin Zhang bekerja sama dengan Harvard T.H. Chan School of Public Health dan National Institutes of Health (NIH), meneliti peran konsumsi kopi jangka panjang setelah kehamilan dan risiko diabetes tipe 2.
Baca juga: Begini cara seduh kopi tanpa kurangi khasiatnya
Dalam studi yang dipublikasikan American Journal of Clinical Nutrition itu, para peneliti mengamati lebih dari 4.500 peserta wanita yang didominasi kulit putih yang memiliki riwayat diabetes gestasional, selama lebih dari 25 tahun, dan memeriksa hubungan konsumsi kopi jangka panjang dengan risiko diabetes tipe 2 selanjutnya.
Wanita yang minum satu cangkir kopi berkafein, dua hingga tiga cangkir, dan empat cangkir atau lebih sehari, risiko diabetes tipe 2-nya berkurang masing-masing 10 persen, 17 persen, dan 53 persen.
"Sejauh ini, keseluruhan temuan menunjukkan kopi berkafein, bila dikonsumsi dengan benar (dua hingga lima cangkir per hari, tanpa gula dan produk susu berlemak/tinggi lemak), dapat dimasukkan ke dalam gaya hidup yang relatif sehat untuk populasi tertentu," catat Profesor Zhang.
Penulis studi Dr Jiaxi Yang mengatakan, manfaat kesehatan kopi bervariasi dan sangat bergantung pada jenis dan jumlah tambahan seperti gula dan susu.
Namun, kekhawatiran harus diberikan ketika kopi diminum dalam jumlah berlebihan. Perlu ditekankan juga bahwa kelompok tertentu harus berhati-hati dalam meminum kopi.
Tidak banyak yang diketahui tentang efek kopi pada kehamilan, janin, dan anak-anak.
Baca juga: Ini manfaat minum dua hingga tiga cangkir kopi sehari
Baca juga: Konsumsi kopi dengan lemon bermanfaat untuk diet? Ini faktanya
Baca juga: Tips menyesap kopi terasa lebih nikmat