Jakarta (ANTARA) - Kopi merupakan salah satu asupan penting bagi sejumlah orang, baik itu untuk memulai hari atau meningkatkan mood saat bekerja.
Namun terdapat beberapa kesalahan umum yang sebaiknya dihindari bila ingin mengonsumsi kopi. Alih-alih meningkatkan semangat beraktivitas, kesalahan ini justru bisa membahayakan kesehatan usus dan hati.
Dikutip dari Eatingwell, Kamis, Ahli Gastroenterologi dr. Sautabh Sethi yang berbasis di California dan terlatih di AIIMS, Harvard, dan Universitas Stanford mengungkap ada tujuh kesalahan umum saat minum kopi yang dapat membahayakan kesehatan usus dan hati.
1. Kopi saat perut kosong
Menurut Dr. Sethi, minum kopi saat perut kosong dapat meningkatkan kadar asam lambung, mual hingga gastritis bila dilakukan secara rutin.
2. Kopi dengan tambahan gula, krimer dan sirup
Kopi beraroma mengandung kalori yang tidak sehat, sekitar 30 hingga 50 gram gula, yang justru memicu penyakit hati berlemak dan bahkan diabetes.
3. Lebih dari 4 cangkir kopi per hari
Lebih dari 400 miligram kafein atau sekitar empat cangkir menyebabkan lonjakan kortisol, iritasi usus, palpitasi, dan kecemasan.
4. Minum kopi larut malam
waktu yang dibutuhkan separuh dari jumlah yang dikonsumsi untuk meninggalkan sistem tubuh adalah sekitar lima hingga enam jam.
Dr. Sethi menekankan, secangkir kafein di malam hari dapat menunda tidur, sehingga mengganggu perbaikan hati.
5. Tambahan pemanis buatan
Pemanis buatan seperti sukralosa dan aspartam sering disebut-sebut "nol kalori", Dr. Sethi memperingatkan bahwa ini bukan berarti pemanis buatan tersebut tidak berbahaya. Faktanya, pemanis buatan ini dapat mengganggu mikrobioma usus.
6. Menutupi rasa lelah dengan kopi
Menggunakan kafein alih-alih memperbaiki tidur justru memperburuk kelelahan, kabut otak, dan stres usus seiring waktu.
7. Light roasted coffee
Ia membantah bahwa light roasted coffee atau biji kopi yang dipanggang dalam waktu singkat dan pada suhu lebih rendah lebih aman di lambung, dan justru menjelaskan bahwa, "Kopi panggang gelap sebenarnya kurang asam dan mungkin lebih mudah ditoleransi pada penderita refluks atau GERD.
