Presiden Ukraina pecat komandan militer senior

id Presiden Ukraina , komandan militer senior,Volodymyr Zelenskyy ,pecat komandan militer

Presiden Ukraina pecat komandan militer senior

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berpidato pada malam Tahun Baru, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kiev, Ukraina, dalam gambar selebaran yang dirilis Sabtu (31/12/2022). ANTARA/Kepresidenan Ukraina via REUTERS/as/am.

London (ANTARA) - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Minggu (26/2) memecat komandan militer senior yang membantu memimpin pertempuran di bagian timur negara itu melawan tentara Rusia, tanpa memberikan alasan terkait langkah pemecatan tersebut.

Zelenskyy mengumumkan pemberhentian Eduard Moskalyov sebagai komandan pasukan gabungan Ukraina, yang sedang bertempur di wilayah Donbas, dalam surat ketetapan yang hanya berisi satu baris kalimat.

Zelenskyy menyebut Moskalyov dalam pidato hariannya pada Jumat (24/2), ketika mengungkapkan para komandan militer yang dia beri arahan.

Moskalyov telah menjabat di posisinya sejak Maret 2022, tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Pemberhentian Moskalyov tidak disebut, baik di akun Facebook maupun Twitter milik pasukan gabungan tersebut.

Tentara Rusia terus-menerus berupaya mencaplok dua wilayah di Ukraina timur, yang disebut sebagai Donbas.

Zelenskyy dalam beberapa pekan terakhir menggambarkan pasukannya di timur dalam situasi yang sulit dan mencekam.

Unit-unit yang pro-Moskow memusatkan upaya mereka di Kota Bakhmut dengan melancarkan serangan bertubi-tubi meski banyak korban berjatuhan di pihaknya, menurut pejabat Ukraina dan negara-negara Barat.

Dalam sebuah pesan melalui Facebook, staf umum angkatan bersenjata Ukraina menyatakan tentara Rusia telah beberapa kali gagal melancarkan serangan di daerah Bakhmut pada Minggu.

Sumber : Reuters

Baca juga: Setahun perang melawan Rusia, Zelenskyy sebut Ukraina tak akan menyerah

Baca juga: Indonesia dukung resolusi PBB akhiri perang dan perdamaian di Ukraina

Baca juga: Zelenskyy sebut kondisi di garis depan pertempuran Ukraina makin berat