Setahun perang melawan Rusia, Zelenskyy sebut Ukraina tak akan menyerah
Istanbul (ANTARA) - Tepat setahun perang melawan Rusia, Presiden Volodymyr Zelenskyy pada Jumat pagi mengatakan Ukraina tidak menyerah tetapi mempertahankan dirinya sendiri.
Dia mengatakan bahwa selama perang rakyat Ukraina tahu harus berbuat apa, meskipun ada yang merasa takut dan terkejut.
"Kami tidak mengibarkan bendera putih, tetapi mulai mempertahankan bendera biru-kuning," kata Zelenskyy dalam pidato lewat video untuk memperingati satu tahun agresi Rusia di Ukraina.
Zelenskyy mengatakan apa yang dipahami rakyat Ukraina adalah mereka harus berjuang mempertahankan hidup setiap hari, sementara Rusia "menggerogoti setiap hari".
"Kami selamat di hari kedua. Dan kemudian hari ketiga. Tiga hari diberikan kepada kami untuk hidup. Mereka mengancam kami akan musnah dalam 72 jam. Tetapi kami bertahan di hari keempat. Dan kemudian yang kelima. Dan hari ini, kami telah bertahan tepat satu tahun. Dan kami tahu: Kami harus berjuang untuk setiap hari esok," kata dia.
Zelenskyy juga mengatakan bahwa Ukraina mengejutkan, menginspirasi dan mempersatukan dunia saat perang.
Situasi itu, kata dia, dapat dibuktikan dalam "seribu kata" tetapi secara sederhana terlihat dari tersedianya berbagai senjata berat kiriman negara-negara lain.
"Saya berterima kasih kepada semua mitra, sekutu dan teman yang berdiri bersama kami sepanjang tahun. Saya senang koalisi anti-Putin internasional telah berkembang pesat sehingga memerlukan pidato tersendiri. Saya akan segera membuatnya," lanjutnya.
"Kami menjadi satu keluarga. Tidak ada lagi orang asing di antara kami. Warga Ukraina saat ini adalah mereka sendiri. Warga Ukraina melindungi warga Ukraina dengan membuka pintu rumah dan hati bagi mereka yang terpaksa melarikan diri dari perang," katanya.
Zelenskyy mengatakan tahun lalu adalah tahun ketangguhan, pengabaian, keberanian, penderitaan, harapan, persatuan, dan kegigihan.
"Kesimpulan besarnya adalah kami selamat. Kami belum terkalahkan. Dan kami akan melakukan apa pun untuk memenangi tahun ini!" katanya.
Pada 24 Februari tahun lalu, Rusia melancarkan "operasi militer khusus" di Ukraina, yang telah menewaskan sedikitnya 8.006 warga sipil dan melukai 13.827 orang, menurut data terbaru dari PBB.
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Dia mengatakan bahwa selama perang rakyat Ukraina tahu harus berbuat apa, meskipun ada yang merasa takut dan terkejut.
"Kami tidak mengibarkan bendera putih, tetapi mulai mempertahankan bendera biru-kuning," kata Zelenskyy dalam pidato lewat video untuk memperingati satu tahun agresi Rusia di Ukraina.
Zelenskyy mengatakan apa yang dipahami rakyat Ukraina adalah mereka harus berjuang mempertahankan hidup setiap hari, sementara Rusia "menggerogoti setiap hari".
"Kami selamat di hari kedua. Dan kemudian hari ketiga. Tiga hari diberikan kepada kami untuk hidup. Mereka mengancam kami akan musnah dalam 72 jam. Tetapi kami bertahan di hari keempat. Dan kemudian yang kelima. Dan hari ini, kami telah bertahan tepat satu tahun. Dan kami tahu: Kami harus berjuang untuk setiap hari esok," kata dia.
Zelenskyy juga mengatakan bahwa Ukraina mengejutkan, menginspirasi dan mempersatukan dunia saat perang.
Situasi itu, kata dia, dapat dibuktikan dalam "seribu kata" tetapi secara sederhana terlihat dari tersedianya berbagai senjata berat kiriman negara-negara lain.
"Saya berterima kasih kepada semua mitra, sekutu dan teman yang berdiri bersama kami sepanjang tahun. Saya senang koalisi anti-Putin internasional telah berkembang pesat sehingga memerlukan pidato tersendiri. Saya akan segera membuatnya," lanjutnya.
"Kami menjadi satu keluarga. Tidak ada lagi orang asing di antara kami. Warga Ukraina saat ini adalah mereka sendiri. Warga Ukraina melindungi warga Ukraina dengan membuka pintu rumah dan hati bagi mereka yang terpaksa melarikan diri dari perang," katanya.
Zelenskyy mengatakan tahun lalu adalah tahun ketangguhan, pengabaian, keberanian, penderitaan, harapan, persatuan, dan kegigihan.
"Kesimpulan besarnya adalah kami selamat. Kami belum terkalahkan. Dan kami akan melakukan apa pun untuk memenangi tahun ini!" katanya.
Pada 24 Februari tahun lalu, Rusia melancarkan "operasi militer khusus" di Ukraina, yang telah menewaskan sedikitnya 8.006 warga sipil dan melukai 13.827 orang, menurut data terbaru dari PBB.
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia