Kekurangan armada, ribuan pemudik melalui Pelabuhan Sampit terancam tidak terangkut
Sampit (ANTARA) - Kekurangan armada kapal di Pelabuhan Sampit pada musim arus mudik Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah karena jika tidak dipenuhi maka ribuan pemudik terancam tidak terangkut.
"Kesiapan kapal hanya bisa menampung kurang lebih 6.100 penumpang, sementara kalau estimasi kita 10.000 penumpang, maka ada sekitar 4.000 calon penumpang yang tidak ada kejelasan armadanya," kata Bupati Halikinnor saat memimpin rapat gabungan di Sampit, Senin.
Rapat dihadiri pimpinan seluruh instansi terkait seperti Direktorat Polairud Polda Kalimantan Tengah, Polres Kotawaringin Timur, Kodim 1015/Spt, KSOP Sampit, Bandara Haji Asan Sampit, Badan Pusat Statistik, Bulog Sampit, Dinas Perhubungan, Pelindo, Kadin dan lainnya.
Rapat ini membahas kesiapan penyelenggaraan arus mudik Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah serta ketersediaan bahan pokok dalam rangka pengendalian inflasi dan lonjakan harga.
Menurut Halikinnor, arus mudik di Kotawaringin Timur tahun ini diperkirakan meningkat lantaran sudah tidak ada pembatasan seperti yang terjadi saat kasus COVID-19 masih tinggi.
Prediksi lonjakan pemudik, khususnya melalui Pelabuhan Sampit harus diantisipasi, terutama ketersediaan armada kapal. Jika sampai kurang, dikhawatirkan akan terjadi penumpukan penumpang dan rawan memicu masalah jika ribuan pemudik tidak sampai terangkut.
Halikinnor memerintahkan Dinas Perhubungan berkoordinasi dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit untuk mencari solusi masalah kekurangan armada ini.
Dinas Perhubungan diminta berkoordinasi dengan Dinas Pertanian maupun Dinas Tenaga Kerja untuk mendata estimasi jumlah tenaga kerja yang akan mudik. Pendataan khususnya terhadap 53 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang jumlah pekerjanya sangat banyak dan biasanya mendominasi saat arus mudik.
Baca juga: Korban keracunan kue di Sampit jadi 84 orang
Pemerintah daerah mendukung langkah KSOP Sampit untuk kembali menyurati pemerintah pusat dan perusahaan pelayaran untuk meminta penambahan armada. Kekurangan armada ini harus ada solusi agar calon pemudik tidak sampai telantar.
"Diupayakan dulu KSOP bersurat ke pusat minta penambahan. Jika itu tidak bisa maka kita koordinasi karena biasanya bisa menggunakan kapal milik TNI yaitu kapal perang dipakai untuk mengangkut penumpang. Dulu pernah juga seperti itu," demikian Halikinnor.
Sementara itu Kepala KSOP Sampit Miftakhul Hadi dalam paparannya saat rapat tersebut mengatakan, jumlah penumpang yang berangkat pada arus mudik melalui Pelabuhan Sampit tahun ini diprediksi sebanyak 8.527 penumpang.
Hal ini menjadi perhatian karena berdasarkan penghitungan saat ini kapasitas angkut yang tersedia hanya untuk sekitar 6.100 orang. Jumlah itu terdiri kapasitas angkut kapal milik PT Dharma Lautan Utama sebanyak 2.466 penumpang dan kapal milik PT Pelni 3.680 penumpang.
"Dengan data tersebut otomatis prediksi kita belum tercapai karena jumlah pemudik diperkirakan 8.527 penumpang. Dengan kondisi seperti ini masih berpotensi membeludaknya penumpang. Untuk itu saya masih berupaya untuk mendapatkan tambahan armada dengan bersurat ke pusat," kata Miftakhul Hadi.
Saat ini pemesanan tiket kapal terus bertambah. Untuk beberapa jadwal keberangkatan kapal milik PT Dharma Lautan Utama dan PT Pelni, pemesanan tiketnya sebagian sudah terisi penuh sesuai kapasitas.
Kondisi ini perlu perhatian karena calon penumpang terus berdatangan ke kantor kedua perusahaan pelayaran itu untuk membeli tiket tujuan Semarang maupun Surabaya.
"Kami akan selalu berupaya dan mohon dukungan juga karena saya juga harus mengirim surat lagi ke pusat untuk menjelaskan kondisi saat ini. Mudah-mudahan kita bisa mendapat prioritas penambahan armada," demikian Miftakhul Hadi.
Baca juga: Lanjutkan tren positif, Gerindra diharapkan raih kursi pimpinan DPRD Kotim
Baca juga: BBPOM ambil sampel lengkapi pemeriksaan penyebab keracunan massal di Sampit
Baca juga: Ditemukan bakteri pada kue pemicu keracunan massal di Sampit
"Kesiapan kapal hanya bisa menampung kurang lebih 6.100 penumpang, sementara kalau estimasi kita 10.000 penumpang, maka ada sekitar 4.000 calon penumpang yang tidak ada kejelasan armadanya," kata Bupati Halikinnor saat memimpin rapat gabungan di Sampit, Senin.
Rapat dihadiri pimpinan seluruh instansi terkait seperti Direktorat Polairud Polda Kalimantan Tengah, Polres Kotawaringin Timur, Kodim 1015/Spt, KSOP Sampit, Bandara Haji Asan Sampit, Badan Pusat Statistik, Bulog Sampit, Dinas Perhubungan, Pelindo, Kadin dan lainnya.
Rapat ini membahas kesiapan penyelenggaraan arus mudik Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah serta ketersediaan bahan pokok dalam rangka pengendalian inflasi dan lonjakan harga.
Menurut Halikinnor, arus mudik di Kotawaringin Timur tahun ini diperkirakan meningkat lantaran sudah tidak ada pembatasan seperti yang terjadi saat kasus COVID-19 masih tinggi.
Prediksi lonjakan pemudik, khususnya melalui Pelabuhan Sampit harus diantisipasi, terutama ketersediaan armada kapal. Jika sampai kurang, dikhawatirkan akan terjadi penumpukan penumpang dan rawan memicu masalah jika ribuan pemudik tidak sampai terangkut.
Halikinnor memerintahkan Dinas Perhubungan berkoordinasi dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit untuk mencari solusi masalah kekurangan armada ini.
Dinas Perhubungan diminta berkoordinasi dengan Dinas Pertanian maupun Dinas Tenaga Kerja untuk mendata estimasi jumlah tenaga kerja yang akan mudik. Pendataan khususnya terhadap 53 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang jumlah pekerjanya sangat banyak dan biasanya mendominasi saat arus mudik.
Baca juga: Korban keracunan kue di Sampit jadi 84 orang
Pemerintah daerah mendukung langkah KSOP Sampit untuk kembali menyurati pemerintah pusat dan perusahaan pelayaran untuk meminta penambahan armada. Kekurangan armada ini harus ada solusi agar calon pemudik tidak sampai telantar.
"Diupayakan dulu KSOP bersurat ke pusat minta penambahan. Jika itu tidak bisa maka kita koordinasi karena biasanya bisa menggunakan kapal milik TNI yaitu kapal perang dipakai untuk mengangkut penumpang. Dulu pernah juga seperti itu," demikian Halikinnor.
Sementara itu Kepala KSOP Sampit Miftakhul Hadi dalam paparannya saat rapat tersebut mengatakan, jumlah penumpang yang berangkat pada arus mudik melalui Pelabuhan Sampit tahun ini diprediksi sebanyak 8.527 penumpang.
Hal ini menjadi perhatian karena berdasarkan penghitungan saat ini kapasitas angkut yang tersedia hanya untuk sekitar 6.100 orang. Jumlah itu terdiri kapasitas angkut kapal milik PT Dharma Lautan Utama sebanyak 2.466 penumpang dan kapal milik PT Pelni 3.680 penumpang.
"Dengan data tersebut otomatis prediksi kita belum tercapai karena jumlah pemudik diperkirakan 8.527 penumpang. Dengan kondisi seperti ini masih berpotensi membeludaknya penumpang. Untuk itu saya masih berupaya untuk mendapatkan tambahan armada dengan bersurat ke pusat," kata Miftakhul Hadi.
Saat ini pemesanan tiket kapal terus bertambah. Untuk beberapa jadwal keberangkatan kapal milik PT Dharma Lautan Utama dan PT Pelni, pemesanan tiketnya sebagian sudah terisi penuh sesuai kapasitas.
Kondisi ini perlu perhatian karena calon penumpang terus berdatangan ke kantor kedua perusahaan pelayaran itu untuk membeli tiket tujuan Semarang maupun Surabaya.
"Kami akan selalu berupaya dan mohon dukungan juga karena saya juga harus mengirim surat lagi ke pusat untuk menjelaskan kondisi saat ini. Mudah-mudahan kita bisa mendapat prioritas penambahan armada," demikian Miftakhul Hadi.
Baca juga: Lanjutkan tren positif, Gerindra diharapkan raih kursi pimpinan DPRD Kotim
Baca juga: BBPOM ambil sampel lengkapi pemeriksaan penyebab keracunan massal di Sampit
Baca juga: Ditemukan bakteri pada kue pemicu keracunan massal di Sampit