Manfaatkan sumur bor, MPA lakukan pembasahan lahan gambut

id Sumur bor,Masyarakat Peduli Api ,El nino

Manfaatkan sumur bor, MPA lakukan pembasahan lahan gambut

Proses pemadaman api dilaksanakan secara sigap oleh MPA Desa Tumbang Nusa, Kalimantan Tengah (ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi)

Palangka Raya (ANTARA) - Maraknya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) akibat musim kemarau panjang atau El Nino di Kalimantan Tengah menyebabkan bencana asap yang mengganggu aktivitas masyarakat. Berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi bencana  sudah dilakukan oleh Pemerintah baik Pusat dan Daerah serta dibantu oleh masyarakat.

Kabupaten Pulang Pisau merupakan salah satu daerah yang kerap terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan. Apalagi di daerah ini didominasi lahan gambut. Adalah Desa Tanjung Taruna dan Tumbang Nusa di Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau yang mengalami kejadian karhutla dan menjadi perhatian. 

Juni, Ketua Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Tanjung Taruna mengungkapkan, kejadian kebakaran pada tahun ini terjadi sejak 10 September 2023 lalu. “Kita tidak tahu persis bagaimana awal kebakaran. Yang kami tahu api sudah membakar lahan di bagian Utara Desa kami dekat sungai,” ujar Juni.

Juni menjelaskan, sebelum terjadi musim kemarau MPA telah melakukan kegiatan pemeliharaan sumur bor telah dibangun oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM). “Ada 409 Sumur bor yang ada di Desa Tanjung Taruna, dan yang kita pelihara sebanyak 321 dengan bantuan dari BRGM,” kata Juni. “Kita cek kondisi sumur bor yang ada dan dilakukan pengujian agar pada saat pembasahan gambut bisa berfungsi dengan baik,” lanjutnya.

Selain itu, MPA bersama dengan Pemerintah Desa dan TNI serta Polri melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait larangan membuka lahan dengan cara membakar. Kegiatan patroli rutin juga dilakukan secara bersama-sama di beberapa titik yang rawan terjadi karhutla.

Saat terjadinya kebakaran, lanjut Juni, MPA dan beberapa pihak baik BPBD, BNPB, TNI serta Polri juga menggunakan sumur bor untuk memadamkan api. “Meski dipergunakan setiap hari tapi air yang ada di sumur bor ini masih ada dan sangat membantu dalam upaya pembasahan gambut yang terbakar di daerah kami ini. Jika tidak ada sumur bor maka pembasahan akan sulit apalagi di musim kemarau ini,” terang Juni.

Juni menambahkan, di daerah mereka sejak awal kejadian kebakaran terjadi sudah kurang lebih satu bulan tidak turun hujan. Ini mengakibatkan kurangnya sumber air dari kanal yang ada sehingga pada saat terjadi kebakaran mereka mengandalkan sumber air dari sumur bor.
 

Proses pemadaman api dilaksanakan secara sigap oleh MPA Desa Tumbang Nusa, Kalimantan Tengah (ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi)


Hal senada juga disampaikan Silpanus, Ketua MPA Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau via sambungan Seluler (10/10). “Di Desa Kami ada 270 Sumur bor dan saat kejadian kebakaran lahan kami pergunakan dan berfungsi dengan baik. Kalau tidak ada sumur bor maka kami akan kewalahan dalam melakukan pembasahan,” ujarnya.

Kelompok Kerja Restorasi Gambut Wilayah Kalimantan dan Papua, Jany Tri Rahardjo mengatakan, “Infrastruktur pembasahan gambut seperti sumur bor yang dibangun BRGM bersama masyarakat secara rutin kami pelihara agar tetap berfungsi dan dimanfaatkan setiap saat diperlukan,” ucap Jany. 

Sejak tahun 2016 Hingga kini, BRGM telah melaksanakan kegiatan restorasi gambut seluas 492.681 hektar khusus di provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan restorasi gambut ini didukung dengan Pembangunan sumur bor sebanyak 10.644 unit, 3.149 unit sekat kanal, dan 115 unit kanal timbun. Penanaman kembali atau revegetasi di lahan gambut juga telah dilaksanakan di lahan seluas 830 hektar dan pemberian revitalisasi mata pencaharian masyarakat sebanyak 294 paket.