Cegah DBD, Dinkes Palangka Raya gencarkan gerakan 3M Plus

id dinkes,dbd,palangka raya,3m plus

Cegah DBD, Dinkes Palangka Raya gencarkan gerakan 3M Plus

Ilustrasi - Seekor nyamuk sedang menghisap darah pada kulit seseorang. (ANTARA/Pexels/Jimmy Chan/am.)

Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah melalui unit pengelola teknis (UPT) pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) menggencarkan gerakan gerakan 3M plus sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran demam berdarah dengue (DBD).

"Upaya ini salah satunya kami lakukan dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat yang mendapatkan pelayanan di puskesmas secara langsung maupun tidak langsung," kata Kepala UPT Puskesmas Jekan Raya, Haryadi di Palangka Raya, kemarin.

Gerakan 3M Plus tersebut mencakup kegiatan menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang yang bisa menjadi tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas dan menamburkan bubuk abate.

Dia menerangkan, sosialisasi dan edukasi langsung dilakukan petugas secara langsung kepada masyarakat, sementara cara tidak langsung dilakukan dengan membagikan selebaran/pamflet dan memasang papan informasi pencegahan dan dampak penularan DBD.

"Selain itu kami juga melaksanakan kegiatan di luar yaitu melalui penyelidikan epidemiologi, serta saat kegiatan puskesmas keliling, posyandu dan lain lain. Puskesmas juga menyiapkan bubuk abate yang bisa diambil gratis oleh masyarakat," katanya.

Pihaknya juga mendorong masyarakat aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus secara mandiri dengan menjadi juru pemantau jentik, menggunakan obat nyamuk atau menggunakan kelambu serta menanam tanaman pengusir nyamuk di sekitar rumah.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Andjar Hari Purnomo mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan seluruh jajaran UPT dinkes menggencarkan gerakan 3M Plus.

"Apalagi sejak Januari hingga sampai saat ini kami mencatat kasus demam berdarah dengue di telah mencapai 241 kasus," katanya.

Baca juga: Penjabat Wali Kota Palangka Raya prioritaskan program layanan kesehatan

Rinciannya, pada Januari terjadi 14 kasus DBD, Februari 18 kasus, Maret 20 kasus, April 22 kasus, Mei 21 kasus dan pada Juni 20 kasus. Selanjutnya, pada Juli tercatat 11 kasus DBD, Agustus tercatat 50 kasus, September 42 kasus, dan Oktober 23 kasus DBD.

Dalam upaya mencegah penularan DBD, Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya juga melaksanakan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).

"Dalam Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ini diharapkan masing-masing keluarga dapat menugaskan satu orang anggota keluarganya sebagai pemantau jentik di rumah sendiri," katanya.