Tangkal hoaks jelang Pemilu 2024, PWI Pusat resmikan Satgas Anti Hoax
Jakarta (ANTARA) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat secara resmi meluncurkan Satuan Tugas (Satgas) Anti Hoax yang didedikasikan untuk menangkal peredaran hoaks di ruang digital Indonesia khususnya menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2024.
Peresmian Satgas Anti Hoax PWI tersebut dilakukan secara simbolis dengan penyerahan sebuah bola oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi kepada Ketua Satgas Anti Hoax PWI Pusat Iqbal Irsyal.
"Kegiatan ini merupakan wujud komitmen dari PWI Pusat sebagai organisasi wartawan terbesar dan tertua di Indonesia untuk ikut membantu pemerintah dan masyarakat di dalam memerangi hoaks. Khususnya menghadapi Pemilu yaitu Pilpres dan Pileg yang akan berlangsung pada 14 Februari mendatang," kata Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun membuka acara bertajuk "Kick Off Satgas Anti Hoax PWI" yang berlangsung hybrid dari Jakarta, Selasa.
Menkominfo menyambut baik inisiatif yang dilakukan oleh PWI Pusat karena menjadi rekan kolaborator untuk menangkal dampak negatif dari hoaks terhadap Pemilu 2024.
Ia secara khusus mengapresiasi kehadiran Satgas Anti Hoax PWI dan menyatakan mendukung penuh gerakan tersebut karena dapat menjaga suasana masyarakat tetap kondusif menjelang pesta demokrasi lima tahunan itu.
"Ini tidak hanya menunjukkan bukti nyata partisipasi masyarakat dalam melawan hoaks, tapi juga dapat menunjukkan semangat kolaborasi antara pemerintah, media massa, dan lembaga swadaya masyarakat," kata Budi.
Lebih lanjut, Hendry mengatakan Satgas Anti Hoax PWI menjadi inisiatif yang terbentuk dalam kolaborasi dengan Universitas Mercu Buana (UMB) dan melibatkan generasi muda yang merupakan mahasiswa dari universitas tersebut.
Ada dua kegiatan utama yang dijalankan oleh para anggota dalam Satgas Anti Hoax PWI tersebut yaitu patroli siber dan literasi terkait hoaks.
Untuk patroli siber nantinya para mahasiswa UMB akan mengambil posisi sebagai petugas patroli siber dan bekerja di bawah bimbingan para wartawan dari PWI yang juga berperan sebagai pengajar di universitas tersebut.
"Patroli kami khususnya fokus pada hoaks bentuk visual. Jadi di UMB itu memiliki keahlian dan kepakaran kecerdasan artifisial untuk mengidentifikasi video dan hoaks-hoaks dalam bentuk seperti itu," kata Hendry.
Nantinya disiapkan juga sistem khusus untuk menyatakan benar atau tidaknya informasi yang terkandung dalam konten berbentuk visual tersebut. Sehingga nantinya kategori sebuah informasi konten visual benar atau tidak dapat diketahui oleh masyarakat luas.
Lalu kegiatan kedua yang difokuskan berlangsung dalam kerja Satgas Anti Hoax PWI ialah kegiatan literasi bagi masyarakat untuk mengenal hoaks.
"Satgas kami akan aktif melakukan literasi seperti yang juga sudah dilakukan oleh PWI sebelum adanya kick off ini, literasinya dilakukan kepada mahasiswa dan masyarakat umum. Kami juga akan dibantu oleh PWI Provinsi yang bakal membentuk satgas sejenis di tingkat provinsi," begitu kata dia.
Peresmian Satgas Anti Hoax PWI tersebut dilakukan secara simbolis dengan penyerahan sebuah bola oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi kepada Ketua Satgas Anti Hoax PWI Pusat Iqbal Irsyal.
"Kegiatan ini merupakan wujud komitmen dari PWI Pusat sebagai organisasi wartawan terbesar dan tertua di Indonesia untuk ikut membantu pemerintah dan masyarakat di dalam memerangi hoaks. Khususnya menghadapi Pemilu yaitu Pilpres dan Pileg yang akan berlangsung pada 14 Februari mendatang," kata Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun membuka acara bertajuk "Kick Off Satgas Anti Hoax PWI" yang berlangsung hybrid dari Jakarta, Selasa.
Menkominfo menyambut baik inisiatif yang dilakukan oleh PWI Pusat karena menjadi rekan kolaborator untuk menangkal dampak negatif dari hoaks terhadap Pemilu 2024.
Ia secara khusus mengapresiasi kehadiran Satgas Anti Hoax PWI dan menyatakan mendukung penuh gerakan tersebut karena dapat menjaga suasana masyarakat tetap kondusif menjelang pesta demokrasi lima tahunan itu.
"Ini tidak hanya menunjukkan bukti nyata partisipasi masyarakat dalam melawan hoaks, tapi juga dapat menunjukkan semangat kolaborasi antara pemerintah, media massa, dan lembaga swadaya masyarakat," kata Budi.
Lebih lanjut, Hendry mengatakan Satgas Anti Hoax PWI menjadi inisiatif yang terbentuk dalam kolaborasi dengan Universitas Mercu Buana (UMB) dan melibatkan generasi muda yang merupakan mahasiswa dari universitas tersebut.
Ada dua kegiatan utama yang dijalankan oleh para anggota dalam Satgas Anti Hoax PWI tersebut yaitu patroli siber dan literasi terkait hoaks.
Untuk patroli siber nantinya para mahasiswa UMB akan mengambil posisi sebagai petugas patroli siber dan bekerja di bawah bimbingan para wartawan dari PWI yang juga berperan sebagai pengajar di universitas tersebut.
"Patroli kami khususnya fokus pada hoaks bentuk visual. Jadi di UMB itu memiliki keahlian dan kepakaran kecerdasan artifisial untuk mengidentifikasi video dan hoaks-hoaks dalam bentuk seperti itu," kata Hendry.
Nantinya disiapkan juga sistem khusus untuk menyatakan benar atau tidaknya informasi yang terkandung dalam konten berbentuk visual tersebut. Sehingga nantinya kategori sebuah informasi konten visual benar atau tidak dapat diketahui oleh masyarakat luas.
Lalu kegiatan kedua yang difokuskan berlangsung dalam kerja Satgas Anti Hoax PWI ialah kegiatan literasi bagi masyarakat untuk mengenal hoaks.
"Satgas kami akan aktif melakukan literasi seperti yang juga sudah dilakukan oleh PWI sebelum adanya kick off ini, literasinya dilakukan kepada mahasiswa dan masyarakat umum. Kami juga akan dibantu oleh PWI Provinsi yang bakal membentuk satgas sejenis di tingkat provinsi," begitu kata dia.