Pangkalan Bun (ANTARA) - Penjabat Bupati Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah Budi Santosa berharap apel Siaga Bencana Kabupaten Kotawaringin Barat 2024 dapat meningkatkan koordinasi dan kekompakan semua pemangku kepentingan dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Saya berharap, melalui apel ini dapat terjalin dengan baik semangat kebersamaan seluruh pemangku kepentingan lintas sektor untuk mewujudkan penanggulangan bencana yang lebih komprehensif, terukur, dan terkoordinir dengan baik, serta menjadi aksi nyata pemerintah dalam upaya pengurangan risiko bencana di kabupaten Kobar," kata Budi Santosa di Pangkalan Bun, Rabu.
Kegiatan apel tersebut dilakukan di halaman Sport Center Pangkalan Bun, yang melibatkan berbagai elemen, mulai dari pemerintah daerah, instansi vertikal, TNI, Polri, PMI, hingga kelompok masyarakat peduli api.
Budi mengatakan, jadikan apel tersebut menjadi momen untuk meningkatkan koordinasi dan sinergisitas dalam upaya penanggulangan bencana di Kabupaten Kotawaringin Barat.
"Penanggulangan bencana bukan menjadi tanggung jawab pemerintah semata, namun ini menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah, TNI, Polri, organisasi relawan, elemen masyarakat, media, akademisi, serta dunia usaha," ucapnya.
Dia menyampaikan, bahwa Kabupaten Kobar secara geografis, geologis, demografis maupun hidrologis merupakan wilayah dengan tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi.
Baca juga: Ini pesan Penjabat Bupati Kobar kepada calon Paskibraka
Berdasarkan data kejadian bencana dikKabupaten Kobar dari Januari hingga Agustus 2024, telah terjadi bencana baik alam maupun non alam sebanyak 29 kali kejadian bencana.
"Di antaranya bencana banjir 7 kali, cuaca ekstrem 9 kali, kebakaran hutan dan lahan 19 kali, longsor 1 kali, gelombang pasang dan abrasi 1 kali serta kebakaran gedung dan pemukiman 9 kali kejadian," disampaikannya.
Budi berharap apel yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah, bukan sekadar kegiatan seremonial semata, tetapi harus bisa menjadi sarana evaluasi.
"Baik itu evaluasi dari kesiapan alat, perangkat, dan personil untuk menghadapi dan mengantisipasi potensi eskalasi kejadian dan dampak dari bencana," tambahnya.
Tidak hanya itu, Budi juga meminta kepada jajarannya untuk selalu meningkatkan koordinasi dan kolaborasi penting pada saat pra bencana, kembangkan rencana penanggulangan , melakukan pemetaan resiko bencana, perkuat pelayanan kebencanaan.
"Yang menjadi prioritas kita yaitu harus mencegah supaya tidak terjadi bencana, akan tetapi jika terjadi bencana makan golden time dalam antisipasi bencana adalah saat bencana baru terjadi dan belum menjalar, satgas harus segara melakukan pengendalian dan penanggulangan," demikian Budi Santosa.
Baca juga: Perpustakaan SMAN 1 Pangkalan Bun wakil Kalteng ke tingkat nasional
Baca juga: Pelaku jambret di Kotawaringin Barat dijerat 5 tahun penjara
Baca juga: BPBD Kobar sudah tangani 17 kali karhutla