Legislator soroti pemicu kabut asap mulai selimuti Sampit
Sampit (ANTARA) - Mulai maraknya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah berimbas pada kabut asap yang menyelimuti Kota Sampit pada pagi hari.
“Kebetulan setiap pagi saya berolahraga jalan santai dan hari ini memang kelihatannya kabut asap sudah mulai terjadi, hal ini perlu menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat,” kata Ketua Sementara DPRD Kotim Rinie Anderson di Sampit, Kamis.
Menurut Rinie, kabut asap dapat terlihat setelah fajar di berbagai penjuru Kota Sampit pada Kamis (19/9) pagi. Namun durasinya tidak terlalu lama, sekitar pukul 06:30 WIB ke atas kabut asap perlahan hilang seiring dengan naiknya matahari.
Kendati fenomena kabut asap saat ini terbilang ringan, namun ia berharap hal ini menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat, terutama untuk mengantisipasi dampaknya pada kesehatan.
Misalnya dengan menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah pada pagi hari, menghindari kegiatan di tempat terbuka saat kabut asap terjadi, mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
“Saya yakin masyarakat kita, khususnya di Kota Sampit, sudah paham cara-cara untuk mengantisipasi dampak kabut asap ini, karena kita sudah dari dulu dan hampir setiap tahun mengalaminya. Intinya, kalau mau tetap sehat harus bisa menjaga diri,” ujarnya.
Baca juga: DPRD Kotim berharap bantuan alsintan tingkatkan produktivitas pertanian
Disamping itu, ia berharap kondisi ini menjadi pemicu kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan dari musibah karhutla. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembakaran lahan dengan alasan apapun, tidak membakar sampah sembarangan dan mencegah terjadinya karhutla.
Masyarakat juga diharapkan bisa membantu memadamkan semampunya apabila menemukan karhutla di lingkungan masing-masing dan tidak hanya mengandalkan aparat, baik itu BPBD maupun Disdamkarmat.
“Selain itu, tolong masyarakat kalau menemukan orang yang dengan sengaja membakar agar langsung ditegur. Jadi, jangan hanya mengandalkan aparat atau petugas pemadam saja yang mengatasi. Kalau kita berada di sekitar TKP, maka kita juga bisa ikut ambil bagian untuk mencegah terjadinya karhutla,” imbaunya.
Sementara itu, terkait upaya yang dilakukan pemerintah daerah, menurut Rinie sejauh ini sudah cukup baik. Akan tetapi, memang permasalahan karhutla ini tidak bisa serta merta diselesaikan dalam satu waktu mengingat luasnya wilayah Kotim dan masih banyak warga yang melakukan pembakaran lahan.
Dalam hal ini, edukasi kepada masyarakat masih perlu digencarkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak negatif dari karhutla dan ancaman pidana bagi yang melakukan.
Baca juga: DPRD Kotim apresiasi Drumband Kalteng raih medali emas di PON XXI
Baca juga: DPRD Kotim dukung lomba memancing untuk tingkatkan daya tarik wisata
Baca juga: Legislator Kotim apresiasi pemkab rehabilitasi SDN 1 Baamang Tengah
“Kebetulan setiap pagi saya berolahraga jalan santai dan hari ini memang kelihatannya kabut asap sudah mulai terjadi, hal ini perlu menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat,” kata Ketua Sementara DPRD Kotim Rinie Anderson di Sampit, Kamis.
Menurut Rinie, kabut asap dapat terlihat setelah fajar di berbagai penjuru Kota Sampit pada Kamis (19/9) pagi. Namun durasinya tidak terlalu lama, sekitar pukul 06:30 WIB ke atas kabut asap perlahan hilang seiring dengan naiknya matahari.
Kendati fenomena kabut asap saat ini terbilang ringan, namun ia berharap hal ini menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat, terutama untuk mengantisipasi dampaknya pada kesehatan.
Misalnya dengan menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah pada pagi hari, menghindari kegiatan di tempat terbuka saat kabut asap terjadi, mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
“Saya yakin masyarakat kita, khususnya di Kota Sampit, sudah paham cara-cara untuk mengantisipasi dampak kabut asap ini, karena kita sudah dari dulu dan hampir setiap tahun mengalaminya. Intinya, kalau mau tetap sehat harus bisa menjaga diri,” ujarnya.
Baca juga: DPRD Kotim berharap bantuan alsintan tingkatkan produktivitas pertanian
Disamping itu, ia berharap kondisi ini menjadi pemicu kesadaran masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan dari musibah karhutla. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembakaran lahan dengan alasan apapun, tidak membakar sampah sembarangan dan mencegah terjadinya karhutla.
Masyarakat juga diharapkan bisa membantu memadamkan semampunya apabila menemukan karhutla di lingkungan masing-masing dan tidak hanya mengandalkan aparat, baik itu BPBD maupun Disdamkarmat.
“Selain itu, tolong masyarakat kalau menemukan orang yang dengan sengaja membakar agar langsung ditegur. Jadi, jangan hanya mengandalkan aparat atau petugas pemadam saja yang mengatasi. Kalau kita berada di sekitar TKP, maka kita juga bisa ikut ambil bagian untuk mencegah terjadinya karhutla,” imbaunya.
Sementara itu, terkait upaya yang dilakukan pemerintah daerah, menurut Rinie sejauh ini sudah cukup baik. Akan tetapi, memang permasalahan karhutla ini tidak bisa serta merta diselesaikan dalam satu waktu mengingat luasnya wilayah Kotim dan masih banyak warga yang melakukan pembakaran lahan.
Dalam hal ini, edukasi kepada masyarakat masih perlu digencarkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak negatif dari karhutla dan ancaman pidana bagi yang melakukan.
Baca juga: DPRD Kotim apresiasi Drumband Kalteng raih medali emas di PON XXI
Baca juga: DPRD Kotim dukung lomba memancing untuk tingkatkan daya tarik wisata
Baca juga: Legislator Kotim apresiasi pemkab rehabilitasi SDN 1 Baamang Tengah