Kenali dampak ADHD terhadap harapan hidup pria dan wanita

id Adhd,Harapan hidup pria

Kenali dampak ADHD terhadap harapan hidup pria dan wanita

Ilustrasi - sepasang suami istri (freepik)

Jakarta (ANTARA) - Sebuah studi mengungkap adanya hubungan yang meresahkan antara gangguan perilaku dan berkurangnya harapan hidup, dengan dampak yang bervariasi antara pria dan wanita karena Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum menyerang anak-anak. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk prestasi akademik, prestasi profesional, hubungan interpersonal, dan fungsi sehari-hari.

Ditulis laman Medical Daily, Jumat (24/1), dalam sebuah studi berskala besar yang dipublikasikan di The British Journal of Psychiatry, para peneliti menganalisis data dari lebih dari 300.000 peserta dengan ADHD, membandingkannya dengan kelompok serupa yang tidak memiliki kondisi tersebut untuk memahami dampaknya terhadap umur panjang.

Baca juga: Studi ungkap hubungan masalah tidur dengan ADHD pada orang dewasa

Temuan tersebut mengungkapkan bahwa pria dengan ADHD mengalami penurunan harapan hidup 4,5 hingga 9 tahun, sementara wanita mengalami penurunan harapan hidup 6,5 hingga 11 tahun.

Hal ini membuat prihatin para peneliti karena mereka yang ADHD sering kekurangan dukungan dan lebih mungkin mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dan pengucilan sosial, yang berdampak negatif pada kesehatan dan harga diri mereka.

"Sangat memprihatinkan bahwa beberapa orang dewasa yang didiagnosis ADHD menjalani hidup lebih pendek dari yang seharusnya. Orang dengan ADHD memiliki banyak kelebihan dan dapat berkembang dengan dukungan dan perawatan yang tepat," kata penulis senior, Profesor Josh Stott.

Baca juga: Kesibukan membantu mengurangi keparahan gejala ADHD pada remaja

Para peneliti juga mencatat bahwa hanya sebagian kecil dari total populasi orang dewasa dengan ADHD yang dapat dipelajari karena kurang dari satu dari sembilan orang dewasa dengan ADHD telah didiagnosis.

Karena kondisi ini sering tidak terdiagnosis, terutama pada orang dewasa, penelitian baru ini mungkin melebih-lebihkan penurunan harapan hidup bagi mereka yang mengalami kondisi ini.

"Kami tahu dari penelitian tentang ciri-ciri di masyarakat dan dari penelitian tentang diagnosis anak-anak bahwa tingkat ADHD dalam sampel kami hanya sebagian kecil dari yang seharusnya," Profesor Stott menambahkan.

Baca juga: Studi ungkap penderita ADHD yang lebih rentan berperilaku berisiko

Para peneliti memperingatkan bahwa temuan penelitian ini mungkin tidak dapat digeneralisasikan ke lokasi atau lingkungan lain. Selain itu, karena penelitian ini belum mengevaluasi data tentang penyebab kematian tertentu, tidak mungkin untuk secara langsung menghubungkan tahun-tahun kehidupan yang hilang dengan berbagai faktor.

Namun, para peneliti mencatat bahwa kematian dini pada pasien ADHD dapat disebabkan oleh faktor risiko yang dapat diubah dan kebutuhan dukungan dan perawatan yang tidak terpenuhi dalam hal ADHD dan kondisi kesehatan mental dan fisik yang terjadi bersamaan.