Sampit (ANTARA) - Jenazah seorang bocah ditemukan mengapung dan tersangkut di sebuah bangunan budidaya sarang walet di Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah yang diketahui tenggelam satu hari sebelumnya.
"Jasad itu ditemukan sekitar 15 meter ke arah utara atau hulu sungai dari tempat kejadian tenggelam. Jasad tersangkut tiang bangunan sarang burung walet," kata Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Mohammad Rommel melalui Kapolsek Jaya Karya Ipda Doohan Octa Prasetya di Sampit, Selasa.
Bocah laki-laki berusia 12 tahun yang duduk di bangku kelas V Sekolah Dasar itu diketahui tenggelam dan hilang saat mandi bersama rekan-rekannya pada Senin (9/3) sekitar pukul 15.30 WIB.
Saat itu korban ikut mandi di pinggir Sungai Mentaya dan mencoba di sisi perairan dalam namun tenggelam. Rekan korban sempat berupaya menolong dengan memegang kaki korban namun akhirnya terlepas.
Mereka kemudian memberitahukan kejadian itu kepada warga sekitar. Pencarian kemudian dilakukan oleh warga bersama aparat tim gabungan dengan menyisir perairan sekitar lokasi kejadian.
Pencarian yang dilakukan hingga Senin malam tidak membuahkan hasil. Kondisi sungai yang sedang pasang dan arus cukup kuat menjadi kendala petugas dalam mencari korban.
Baca juga: Sirkuit Sampit ditargetkan rampung akhir Mei
Pencarian dilanjutkan pada Selasa pagi. Sekitar pukul 07.45 WIB, jenazah korban ditemukan mengapung tersangkut tiang bangunan budidaya sarang burung walet.
Doohan yang ikut langsung mengevakuasi jenazah korban untuk diperiksa oleh petugas kesehatan. Selanjutnya, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Selama pencarian korban berjalan, semua berjalan aman dan lancar. Jenazah telah diserahkan kepada pihak keluarga. Kami turut berduka cita atas kejadian ini," kata Doohan.
Kejadian ini diharapkan juga mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terlebih bagi yang memiliki anak kecil. Orangtua diharapkan mengawasi anak-anak saat mandi di sungai agar tidak sampai mengalami kejadian yang tidak diinginkan.
Baca juga: Kotim berharap kembali mewakili Kalteng ke Paskibraka Nasional
Baca juga: Legislator Kotim ini dukung sosialisasi kesehatan reproduksi bagi remaja
"Jasad itu ditemukan sekitar 15 meter ke arah utara atau hulu sungai dari tempat kejadian tenggelam. Jasad tersangkut tiang bangunan sarang burung walet," kata Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Mohammad Rommel melalui Kapolsek Jaya Karya Ipda Doohan Octa Prasetya di Sampit, Selasa.
Bocah laki-laki berusia 12 tahun yang duduk di bangku kelas V Sekolah Dasar itu diketahui tenggelam dan hilang saat mandi bersama rekan-rekannya pada Senin (9/3) sekitar pukul 15.30 WIB.
Saat itu korban ikut mandi di pinggir Sungai Mentaya dan mencoba di sisi perairan dalam namun tenggelam. Rekan korban sempat berupaya menolong dengan memegang kaki korban namun akhirnya terlepas.
Mereka kemudian memberitahukan kejadian itu kepada warga sekitar. Pencarian kemudian dilakukan oleh warga bersama aparat tim gabungan dengan menyisir perairan sekitar lokasi kejadian.
Pencarian yang dilakukan hingga Senin malam tidak membuahkan hasil. Kondisi sungai yang sedang pasang dan arus cukup kuat menjadi kendala petugas dalam mencari korban.
Baca juga: Sirkuit Sampit ditargetkan rampung akhir Mei
Pencarian dilanjutkan pada Selasa pagi. Sekitar pukul 07.45 WIB, jenazah korban ditemukan mengapung tersangkut tiang bangunan budidaya sarang burung walet.
Doohan yang ikut langsung mengevakuasi jenazah korban untuk diperiksa oleh petugas kesehatan. Selanjutnya, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Selama pencarian korban berjalan, semua berjalan aman dan lancar. Jenazah telah diserahkan kepada pihak keluarga. Kami turut berduka cita atas kejadian ini," kata Doohan.
Kejadian ini diharapkan juga mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terlebih bagi yang memiliki anak kecil. Orangtua diharapkan mengawasi anak-anak saat mandi di sungai agar tidak sampai mengalami kejadian yang tidak diinginkan.
Baca juga: Kotim berharap kembali mewakili Kalteng ke Paskibraka Nasional
Baca juga: Legislator Kotim ini dukung sosialisasi kesehatan reproduksi bagi remaja