Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPD RI Agustin Teras Narang mengingatkan bahwa dunia pendidikan di Provinsi Kalimantan Tengah, jangan hanya mencetak para sarjana dan menerbitkan izasah, tapi juga harus mampu menghasilkan sumber daya manusia yang benar-benar unggul.
SDM unggul tersebut sangat diperlukan karena melihat semakin banyaknya tantangan yang akan dihadapi Provinsi Kalimantan Tengah, kata Teras Narang saat melakukan kunjungan kerja perseorangan melalui virtual ke Universitas Kristen Palangka Raya (Unkrip), Jumat.
"Mulai dari era revolusi industri 4.0, era digitalisasi, bonus demografi, pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) hingga pandemi. Tapi, itu tantangan yang sekaligus peluang bagi dunia pendidikan," tambahnya.
Menurut mantan Gubernur Kalimantan Tengah periode 2005-2015 itu, langkah Kementerian Pendidikan melalui program Kampus Merdeka, patut diapresiasi. Sebab melalui Kampus Merdeka itu, memberikan keleluasaan mahasiswa dalam memilih mata kuliah yang dirasa dibutuhkan.
Teras Narang mengatakan mahasiswa juga perlu belajar selama dua tahun di masyarakat sesuai jurusannya masing-masing. Dengan begitu, apa yang dipelajari di perguruan tinggi bisa diimplementasikan, sekaligus melihat dinamika di masyarakat dan kebutuhan di masa mendatang.
"Misalnya mahasiswa perikanan, perlu melihat apa saja yang bisa dilakukan selama dua semester untuk menjawab kebutuhan di masa depan. Hal-hal seperti ini perlu juga dilakukan di dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi," beber dia.
Senator asal Provinsi Kalimantan Tengah ini pun bercerita tentang pengalaman dirinya saat masih kuliah di Fakultas Hukum di salah satu Perguruan Tinggi. Dirinya dikala masih tingkat tiga (semester enam), sudah ikut dengan senior berkunjung ke pengadilan, kantor polisi, kantor kejaksaan maupun ke penjara.
Baca juga: Reformasi birokrasi sejalan dengan Revolusi Mental, kata Teras Narang
Dia mengatakan tingkat empat (semester 8) baru mulai mengikuti organisasi kemahasiswaan yang ada di Perguruan Tinggi tersebut. Dan, setelah tingkat lima (semester 10) sudah mulai menyusun skripsi.
Mantan Anggota DPR RI tahun 1999-2004 dan 2004-2005 juga sempat menempuh pendidikan selama sembilan bulan di London. Begitu lulus kuliah, dirinya sembilan tahun ikut bekerja dengan orang, dan setelah itu baru mulai mendirikan usaha sendiri.
"Jadi jangan harapkan begitu lulus langsung dapat pekerjaan. Harus belajar dari lapangan. Bukan Cuma belajar ilmu, tapi praktiknya. Ini yang harus dipahami para generasi muda, dan dunia pendidikan pun perlu mendorong serta memfasilitasi," demikian Teras Narang.
Dalam kunjungan kerja perseorangan melalui virtual itu, Teras Narang berdialog dengan para Dekan dan Dosen serta mahasiswa yang ada di Unkrip. Setelah berdialog, Teras Narang melalui staff-nya menyerahkan bantuan alat pelindung diri (APD) dari COVID-19 berupa masker dan hand Sanitizer kepada perwakilan Unkrip.
Selain berdialog dengan Fakultas Perikanan UNKRIP, pada hari yang sama Teras juga diagendakan bertemu dengan Gerak Bersatu dan Berbuat Manggatang Utus (GB2MU). Dalam kesempatan ini, akan digelar diskusi terkait dampak kehadiran UU Cipta Kerja terhadap masa depan pembangunan daerah di Kalteng.
Baca juga: Teras Narang ajak pemda dan masyarakat dukung Kalteng Cerdas
Baca juga: Teras Narang: tanpa kesejahteraan guru, berat memajukan pendidikan
Baca juga: Teras Narang desak Pemda masukkan perhutanan sosial di rencana strategis
SDM unggul tersebut sangat diperlukan karena melihat semakin banyaknya tantangan yang akan dihadapi Provinsi Kalimantan Tengah, kata Teras Narang saat melakukan kunjungan kerja perseorangan melalui virtual ke Universitas Kristen Palangka Raya (Unkrip), Jumat.
"Mulai dari era revolusi industri 4.0, era digitalisasi, bonus demografi, pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) hingga pandemi. Tapi, itu tantangan yang sekaligus peluang bagi dunia pendidikan," tambahnya.
Menurut mantan Gubernur Kalimantan Tengah periode 2005-2015 itu, langkah Kementerian Pendidikan melalui program Kampus Merdeka, patut diapresiasi. Sebab melalui Kampus Merdeka itu, memberikan keleluasaan mahasiswa dalam memilih mata kuliah yang dirasa dibutuhkan.
Teras Narang mengatakan mahasiswa juga perlu belajar selama dua tahun di masyarakat sesuai jurusannya masing-masing. Dengan begitu, apa yang dipelajari di perguruan tinggi bisa diimplementasikan, sekaligus melihat dinamika di masyarakat dan kebutuhan di masa mendatang.
"Misalnya mahasiswa perikanan, perlu melihat apa saja yang bisa dilakukan selama dua semester untuk menjawab kebutuhan di masa depan. Hal-hal seperti ini perlu juga dilakukan di dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi," beber dia.
Senator asal Provinsi Kalimantan Tengah ini pun bercerita tentang pengalaman dirinya saat masih kuliah di Fakultas Hukum di salah satu Perguruan Tinggi. Dirinya dikala masih tingkat tiga (semester enam), sudah ikut dengan senior berkunjung ke pengadilan, kantor polisi, kantor kejaksaan maupun ke penjara.
Baca juga: Reformasi birokrasi sejalan dengan Revolusi Mental, kata Teras Narang
Dia mengatakan tingkat empat (semester 8) baru mulai mengikuti organisasi kemahasiswaan yang ada di Perguruan Tinggi tersebut. Dan, setelah tingkat lima (semester 10) sudah mulai menyusun skripsi.
Mantan Anggota DPR RI tahun 1999-2004 dan 2004-2005 juga sempat menempuh pendidikan selama sembilan bulan di London. Begitu lulus kuliah, dirinya sembilan tahun ikut bekerja dengan orang, dan setelah itu baru mulai mendirikan usaha sendiri.
"Jadi jangan harapkan begitu lulus langsung dapat pekerjaan. Harus belajar dari lapangan. Bukan Cuma belajar ilmu, tapi praktiknya. Ini yang harus dipahami para generasi muda, dan dunia pendidikan pun perlu mendorong serta memfasilitasi," demikian Teras Narang.
Dalam kunjungan kerja perseorangan melalui virtual itu, Teras Narang berdialog dengan para Dekan dan Dosen serta mahasiswa yang ada di Unkrip. Setelah berdialog, Teras Narang melalui staff-nya menyerahkan bantuan alat pelindung diri (APD) dari COVID-19 berupa masker dan hand Sanitizer kepada perwakilan Unkrip.
Selain berdialog dengan Fakultas Perikanan UNKRIP, pada hari yang sama Teras juga diagendakan bertemu dengan Gerak Bersatu dan Berbuat Manggatang Utus (GB2MU). Dalam kesempatan ini, akan digelar diskusi terkait dampak kehadiran UU Cipta Kerja terhadap masa depan pembangunan daerah di Kalteng.
Baca juga: Teras Narang ajak pemda dan masyarakat dukung Kalteng Cerdas
Baca juga: Teras Narang: tanpa kesejahteraan guru, berat memajukan pendidikan
Baca juga: Teras Narang desak Pemda masukkan perhutanan sosial di rencana strategis