Jakarta (ANTARA) - Keluhan gigi berlubang mesti segera ditangani dengan berobat ke dokter sembari tetap menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19. Dokter gigi Rumah Sakit Universitas Indonesia Rona Laras Narindra menegaskan pentingnya menangani lubang di gigi sejak awal. Dia menjelaskan, gigi berlubang adalah proses penjalaran penyakit. Lubang yang tidak ditangani bisa membesar hingga mencapai saraf gigi.
"Tandanya (kena saraf) mulai terasa sakit, jadi lebih baik dari lubang kecil sudah ditambah jadi perjalanan penyakitnya berhenti," kata Rona dalam diskusi virtual "Menjaga Kesehatan Gigi dan Kulit di Era Pandemi", Kamis.
Baca juga: Banyak dokter gigi belum buka praktik akibat bertambahnya kasus COVID
Dia meyakinkan masyarakat yang masih memungkinkan untuk bepergian ke luar, dalam kondisi sehat dan tidak menjalani isolasi mandiri, untuk rutin memeriksakan gigi setiap enam bulan. Masyarakat yang tidak bisa bepergian keluar rumah juga bisa tetap mendapat perawatan dengan memanfaatkan telemedicine sehingga konsultasi dilakukan secara jarak jauh melalui video.
Rona menjelaskan, menjaga kesehatan selama pandemi sama pentingnya seperti sebelum pandemi. Namun, dia menuturkan ada penelitian di Qatar yang menemukan hubungan antara rongga mulut dan COVID-19. Dalam penelitian itu ditemukan bahwa risiko komplikasi COVID-19 lebih meningkat pada pasien yang punya penyakit gusi. Radang gusi bisa terjadi akibat plak atau penumpukan bakteri, juga pembersihan gigi dan mulut yang tidak menyeluruh yang mengakibatkan karang gigi.
"Oleh karena itu penting untuk kita jaga kebersihan gigi dan mulut, tetap kontrol rutin enam bulan sekali ke dokter gigi," ujar dia.
Rutin menyikat gigi dua kali sehari adalah cara untuk menjaga kebersihan, yakni pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk menyikat seluruh permukaan gigi, hingga ke gigi paling belakang, juga menyikat lidah dengan sikat khusus. Bila tidak punya sikat untuk lidah, ada bagian belakang sikat gigi yang dibuat untuk membersihkan lidah, atau bisa memakai bulu sikat gigi yang halus agar tidak menimbulkan iritasi.
Baca juga: Kunyah es batu berdampak buruk untuk gigi, ini penjelasannya
Baca juga: Dokter sebut empeng tak selalu sebabkan gigi tonggos
Baca juga: Kesalahan yang kerap dilakukan pengguna behel
"Tandanya (kena saraf) mulai terasa sakit, jadi lebih baik dari lubang kecil sudah ditambah jadi perjalanan penyakitnya berhenti," kata Rona dalam diskusi virtual "Menjaga Kesehatan Gigi dan Kulit di Era Pandemi", Kamis.
Baca juga: Banyak dokter gigi belum buka praktik akibat bertambahnya kasus COVID
Dia meyakinkan masyarakat yang masih memungkinkan untuk bepergian ke luar, dalam kondisi sehat dan tidak menjalani isolasi mandiri, untuk rutin memeriksakan gigi setiap enam bulan. Masyarakat yang tidak bisa bepergian keluar rumah juga bisa tetap mendapat perawatan dengan memanfaatkan telemedicine sehingga konsultasi dilakukan secara jarak jauh melalui video.
Rona menjelaskan, menjaga kesehatan selama pandemi sama pentingnya seperti sebelum pandemi. Namun, dia menuturkan ada penelitian di Qatar yang menemukan hubungan antara rongga mulut dan COVID-19. Dalam penelitian itu ditemukan bahwa risiko komplikasi COVID-19 lebih meningkat pada pasien yang punya penyakit gusi. Radang gusi bisa terjadi akibat plak atau penumpukan bakteri, juga pembersihan gigi dan mulut yang tidak menyeluruh yang mengakibatkan karang gigi.
"Oleh karena itu penting untuk kita jaga kebersihan gigi dan mulut, tetap kontrol rutin enam bulan sekali ke dokter gigi," ujar dia.
Rutin menyikat gigi dua kali sehari adalah cara untuk menjaga kebersihan, yakni pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk menyikat seluruh permukaan gigi, hingga ke gigi paling belakang, juga menyikat lidah dengan sikat khusus. Bila tidak punya sikat untuk lidah, ada bagian belakang sikat gigi yang dibuat untuk membersihkan lidah, atau bisa memakai bulu sikat gigi yang halus agar tidak menimbulkan iritasi.
Baca juga: Kunyah es batu berdampak buruk untuk gigi, ini penjelasannya
Baca juga: Dokter sebut empeng tak selalu sebabkan gigi tonggos
Baca juga: Kesalahan yang kerap dilakukan pengguna behel