Kominfo bagikan cara membedakan hoaks dan fakta

Jumat, 25 Juni 2021 14:06 WIB

Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI Dedy Permadi memberikan sejumlah cara bagi masyarakat agar mampu membedakan hoaks dan fakta; terutama terkait COVID-19 dan vaksinasi.

"Secara umum, hoaks disebarkan dengan bahasa yang bombastis, bersifat ajakan, kadang diselipkan opini, tidak memiliki sumber kredibel, dan tidak dapat dilakukan verifikasi dengan sumber informasi yang terpercaya. Sedangkan fakta pada umumnya dapat ditelusuri kebenaran informasi dari sumber yang kredibel," kata Dedy kepada ANTARA, Jumat.

Namun, ia mengingatkan bahwa penerapan kriteria tersebut sifatnya kasus per kasus (case-by-case), atau tiap kasus memiliki kriteria yang berbeda dan tak mesti sama.

"Untuk itu, masyarakat diharapkan untuk terus memeriksa sumber kebenaran informasi yang diterima dengan melakukan penelusuran di mesin pencari, akun sumber berita yang terpercaya, atau sumber-sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan," kata Dedy.

Baca juga: Siaran TV analog dihentikan bertahap mulai tahun ini

Kementerian Kominfo sendiri menyediakan informasi klarifikasi terkait hoaks dan disinformasi di situs resminya. Masyarakat cukup membuka laman https://www.kominfo.go.id/, lalu masuk ke menu "Publikasi" dan pilih "Laporan Isu Hoaks".

Tak hanya itu, pemerintah bekerja sama dengan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCEN) pada Januari 2021 membuat situs resmi pencarian kebenaran informasi, yang bisa diakses melalui situs http://s.id/infovaksin.

Situs ini merupakan hasil dari kerja sama dengan KPCEN dan berbagai kementerian, lembaga dan organisasi terkait di Indonesia, dan hadir sebagai pusat (hub) komunikasi publik terintegrasi yang meliputi informasi terkait upaya penanganan COVID-19, vaksinasi COVID-19, serta pemulihan ekonomi nasional.

Lebih lanjut, ada tiga langkah untuk mencari dan membuktikan hoaks. Pertama, pengguna membuka tautan http://s.id/infovaksin, klik "cek & buktikan hoaks". Lalu, masukkan kata/kalimat yang ingin dicari, dan klik ikon kaca pembesar/search Selanjutnya, artikel penjelas hoaks terkait akan muncul dan dapat diakses dan dibaca sesuai fakta.

Sementara itu, agar masyarakat menjadi terliterasi dengan baik supaya bisa menangkal isu hoaks dan disinformasi, Dedy mengatakan pihaknya terus gencar untuk memberikan edukasi literasi digital.

Literasi digital sebelumnya ditargetkan mencapai di bawah 1 juta orang. Namun, mulai 2021, pemerintah menargetkan masyarakat yang terliterasi setiap tahunnya ada 12,4 juta orang.

"Kementerian Kominfo menargetkan 12.4 juta masyarakat Indonesia mendapatkan edukasi literasi digital di tahun 2021. Pada tahun 2024, kami menargetkan 50 juta masyarakat Indonesia yang berasal dari 514 kabupaten/kota pada 34 provinsi telah menerima materi edukasi literasi digital," kata Dedy.

Baca juga: Kominfo bersama Kemendikbud ajak masyarakat waspada bahaya 'phising'

Baca juga: Clubhouse wajib segera daftar ke Kominfo

Baca juga: Kominfo bantah isu akan blokir media sosial

Pewarta : Arnidhya Nur Zhafira
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Pemprov Kalteng berencana bangun jalan khusus angkutan PBS

24 April 2024 18:13 Wib

Pengurus KONI Barito Utara masa bakti 2023-2027 resmi dilantik

29 March 2024 21:24 Wib

DAD Kalteng salurkan 25 ton beras untuk korban banjir di sejumlah kabupaten

30 January 2024 18:59 Wib

Pemkab harapkan KONI Barut bawa kemajuan pembinaan olahraga

30 December 2023 21:05 Wib

Dedy Suryana terpilih jadi Ketua KONI Barito Utara

30 December 2023 20:32 Wib
Terpopuler

Dortmund menang telak atas Augsburg

Olahraga - 05 May 2024 7:28 Wib

Diduga peras investor Rp10 M, Kejati Bali OTT Bendesa Adat Berawa

Kabar Daerah - 03 May 2024 15:22 Wib

PLN UID Kalselteng gelar GM Mengajar di momen Hardiknas

Kabar Daerah - 21 jam lalu

Performa Sancho bawa Dortmund menang atas PSG di leg pertama

Olahraga - 02 May 2024 8:57 Wib

DPRD Kalteng minta hasil reses perseorangan ditindaklanjuti pemprov

Kabar Daerah - 06 May 2024 17:16 Wib