Pionir metaverse protes pergantian nama Facebook

Selasa, 2 November 2021 12:29 WIB

Jakarta (ANTARA) - Pergantian nama dari Facebook Inc ke Meta Platform tidak membuat para pioner metaverse terkesan, melainkan mengkritik keputusan tersebut.

Facebook, dikutip dari Reuters, Selasa, baru saja mengganti nama mereka karena ingin mengembangkan metaverse, dunia digital yang luas.

Metaverse ibarat gabungan dari dunia nyata dan maya, pengguna akan diwakili avatar dan bisa bergerak dan berinteraksi dengan avatar lainnya. Dunia virtual ini pada umumnya berbasis blockchain yang kemudian membentuk perumahan virtual.

Baca juga: Ini alasan Facebook ganti nama jadi 'Meta'

Ryan Kappel, asal Amerika Serikat, sejak beberapa tahun belakangan sudah mengadakan pertemuan di berbagai metaverse. Dia melihat Meta Platforms ingin mengambil metaverse.

"Mereka sebenarnya mencoba membuat apa yang sudah dibangun oleh banyak dari kami, tapi, mencitrakan ulang sebagai milik mereka," kata Kappel.

Seorang investor mata uang kripto dar Inggris Raya yang dikenal sebagai Pranksy pernah membeli perumahan virtual awal 2020 lalu.

"Saya rasa Facebook mengganti nama lebih dulu untuk mengamankan merek dagang secara legal sesegera mungkin sebelum lebih banyak merk yang tertarik," kata Pranksy.

Facebook tidak berkomentar atas isu ini.

Baca juga: Instagram dan Facebook akan rayakan 'Hari Kreator'

Arthur Sychov mendirikan metaverse bernama Somnium Space pda 2017. Dia menilai CEO Facebook Mark Zuckerberg terburu-buru mengganti nama.

"Seperti mencoba memasukkan nama mereka ke narasi metaverse, yang saat ini sedang berlangsung," kata Sychov.

Kepala komunikasi di Decentraland, perusahaan yang menjalankan dunia virtual, Dave Carr, mengatakan langkah Facebook masuk ke metaverse mendapat kritik dari para pengguna dunia virtual tersebut tentang kontrol konten.

"Orang yang mempertimbangkan masa depan dunia virtual, mereka menempati, mempertahankan kepemilikan hasil kreasi dan bergerak bebas. Mereka akan memilih versi yang tidak terpusat," kata Carr.

Pendiri perusahaan nft42, Tristan Littlefield secara terang-terangan mengatakan tidak suka praktik menjual data yang dilakukan Facebook.

Littlefiels sudah menggunakan metaverse sejak 2018. Tapi, menurut dia, jika raksasa seperti Facebook masuk dan mau menggelontorkan banyak uang, bisa jadi akan mendatangkan banyak orang ke dunia virtual tersebut.

Baca juga: Facebook dikritik akibat potensi memicu kerusuhan

Baca juga: Facebook diminta transparan soal kebijakan akun tokoh terkenal

Baca juga: Facebook akan rekrut puluhan ribu karyawan untuk bangun 'metaverse'

Pewarta : Natisha Andarningtyas
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Akses Threads di Turki akan ditutup sementara

16 April 2024 11:25 Wib

Meta hadirkan chatbot percakapan di Instagram

14 April 2024 13:51 Wib

Meta hapus semua akun Oculus akhir Maret

05 March 2024 17:52 Wib

Mark Zuckerberg : Meta Quest 3 lebih baik ketimbang Vision Pro

15 February 2024 16:01 Wib

Mark Zuckerberg beberkan rencana masa depan Meta

29 January 2024 13:13 Wib
Terpopuler

Alfian Mawardi ingin ikuti jejak orang tuanya membangun Kapuas

Kabar Daerah - 17 May 2024 20:18 Wib

Legislator Gumas dukung 10 program pokok PKK

Kabar Daerah - 16 May 2024 13:11 Wib

Pemkab Barito Utara dapat 3.424 formasi untuk rekrutmen CPNS dan PPPK

Kabar Daerah - 15 May 2024 16:41 Wib

Pj Bupati Katingan tekankan ASN harus terus tingkatkan kapasitas

Kabar Daerah - 17 May 2024 17:39 Wib

Masyarakat Sebangau Kuala harapkan program peningkatan ekonomi

Kabar Daerah - 16 May 2024 21:15 Wib