Sampit (ANTARA) - Kebakaran besar yang melanda Pasar Desa Pundu Kecamatan Cempaga Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah menyebabkan sekitar 50 bangunan hangus terbakar dan satu orang warga meninggal dunia setelah mengetahui rumahnya ikut terbakar.
"Bangunan yang terbakar itu terdiri dari rumah dan kios. Sementara itu, korban meninggal dunia itu diduga akibat terkejut melihat rumahnya terbakar," kata Camat Cempaga Hulu, Ubaidillah di Pundu, Senin malam.
Disebutkan, korban meninggal dunia itu bernama Muhammad Mu'thi (53) yang berprofesi sebagai pedagang. Pria tersebut diduga kaget setelah melihat rumahnya terbakar dalam musibah ini.
Kebakaran yang melanda Pasar Desa Pundu RT 01 RW I Kecamatan Cempaga Hulu itu terjadi sekitar pukul 14.15 WIB. Api dengan cepat membakar karena hampir semua bangunan terbuat dari kayu.
Berdasarkan keterangan warga yang menjadi saksi kejadian, kata Ubaidillah, saat itu dia sedang berada di dapur kios yang disewanya. Dia sedang mencuci piring yang akan dipergunakan untuk acara pernikahan.
Setelah selesai bersih-bersih, saksi tersebut masuk ke dalam rumah dan mendengar suara letusan. Dia kemudian melihat di atas langit-langit atau plafon rumah ada kobaran api.
Baca juga: Kebakaran besar melanda Pasar Pundu
Korban kemudian berlari ke arah belakang rumah untuk menyelamatkan diri. Konstruksi rumah yang berbahan kayu membuat api dengan cepat membesar dan menjalar ke bangunan di sekitarnya di dalam lingkungan komplek Pasar Pundu.
Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 17.30 WIB. Pemadaman dilakukan oleh masyarakat dibantu dua unit mobil pemadam kebakaran dari PT Windu Nabatindo, dua mobil pemadam dari Kabupaten Katingan dan tiga unit mobil pemadam dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotawaringin Timur.
Perhitungan sementara ada sekitar 50 bangunan yang terbakar, terdiri dari rumah dan kios. Pendataan masih dilakukan terkait pemilik bangunan serta kerugian yang diderita.
Ada dugaan kebakaran dipicu korsleting listrik. Namun untuk mengetahui penyebabnya, saat ini polisi masih menyelidiki kejadian tersebut dengan meminta keterangan saksi dan mengumpulkan barang bukti.
"Dapur umum dari pemerintah desa sudah didirikan tetapi masih banyak kekurangan alat masak dan bahan pokok. Dari Damkar, BPBD dan Dinsos sudah memberangkatkan bantuan dari Sampit untuk dapur umum yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial," demikian Ubaidillah.
Baca juga: Pemkab Kotim dukung Kemenag wujudkan transformasi layanan umat
Baca juga: Legislator Kotim berharap program CSR lebih terarah
Baca juga: Perusahaan kepelabuhanan di Kotim diingatkan wajib beri perlindungan pekerja
"Bangunan yang terbakar itu terdiri dari rumah dan kios. Sementara itu, korban meninggal dunia itu diduga akibat terkejut melihat rumahnya terbakar," kata Camat Cempaga Hulu, Ubaidillah di Pundu, Senin malam.
Disebutkan, korban meninggal dunia itu bernama Muhammad Mu'thi (53) yang berprofesi sebagai pedagang. Pria tersebut diduga kaget setelah melihat rumahnya terbakar dalam musibah ini.
Kebakaran yang melanda Pasar Desa Pundu RT 01 RW I Kecamatan Cempaga Hulu itu terjadi sekitar pukul 14.15 WIB. Api dengan cepat membakar karena hampir semua bangunan terbuat dari kayu.
Berdasarkan keterangan warga yang menjadi saksi kejadian, kata Ubaidillah, saat itu dia sedang berada di dapur kios yang disewanya. Dia sedang mencuci piring yang akan dipergunakan untuk acara pernikahan.
Setelah selesai bersih-bersih, saksi tersebut masuk ke dalam rumah dan mendengar suara letusan. Dia kemudian melihat di atas langit-langit atau plafon rumah ada kobaran api.
Baca juga: Kebakaran besar melanda Pasar Pundu
Korban kemudian berlari ke arah belakang rumah untuk menyelamatkan diri. Konstruksi rumah yang berbahan kayu membuat api dengan cepat membesar dan menjalar ke bangunan di sekitarnya di dalam lingkungan komplek Pasar Pundu.
Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 17.30 WIB. Pemadaman dilakukan oleh masyarakat dibantu dua unit mobil pemadam kebakaran dari PT Windu Nabatindo, dua mobil pemadam dari Kabupaten Katingan dan tiga unit mobil pemadam dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotawaringin Timur.
Perhitungan sementara ada sekitar 50 bangunan yang terbakar, terdiri dari rumah dan kios. Pendataan masih dilakukan terkait pemilik bangunan serta kerugian yang diderita.
Ada dugaan kebakaran dipicu korsleting listrik. Namun untuk mengetahui penyebabnya, saat ini polisi masih menyelidiki kejadian tersebut dengan meminta keterangan saksi dan mengumpulkan barang bukti.
"Dapur umum dari pemerintah desa sudah didirikan tetapi masih banyak kekurangan alat masak dan bahan pokok. Dari Damkar, BPBD dan Dinsos sudah memberangkatkan bantuan dari Sampit untuk dapur umum yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial," demikian Ubaidillah.
Baca juga: Pemkab Kotim dukung Kemenag wujudkan transformasi layanan umat
Baca juga: Legislator Kotim berharap program CSR lebih terarah
Baca juga: Perusahaan kepelabuhanan di Kotim diingatkan wajib beri perlindungan pekerja