Sampit (ANTARA) - Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Muhammad Kurniawan Anwar menyoroti banjir yang terus terulang melanda sejumlah kawasan jalan dan permukiman di Sampit akibat drainase tidak optimal.
"Beberapa hari ini intensitas dan curah hujan di kota Sampit sangat tinggi, tetapi drainase kecil bahkan yang besar pun tidak berpengaruh signifikan. Oleh sebab itu, kami mempertanyakan keseriusan pihak terkait terhadap kejadian ini," tegas Kurniawan di Sampit, Senin.
Hujan deras berkali-kali terjadi sejak Sabtu (7/5) malam lalu. Senin pagi, hujan kembali mengguyur Sampit. Akibat hujan deras cukup lama membuat banyak jalan dan permukiman warga terendam banjir.
Fasilitas publik yang menjadi langganan banjir seperti RSUD dr Murjani Sampit, juga tidak luput dari rendaman air. Bangunan lama di rumah sakit ini terendam sehingga cukup mengganggu aktivitas petugas.
Menurut Kurniawan, sudah banyak dampak negatif dengan terjadinya keadaan seperti ini. Kerugian akibat banjir terjadi dari materil hingga lainnya karena kegiatan masyarakat terganggu.
Baca juga: DPRD Kotim bahas Raperda Perpustakaan dan Raperda Pengelolaan Air Limbah
Politisi Partai Amanat Nasional ini mengkritisi terobosan penanganan banjir di Sampit yang menurutnya belum sesuai harapan. Buktinya sangat jelas terlihat yakni banjir yang terus terulang.
Selaku wakil rakyat, pihaknya selalu menjadi sasaran masyarakat yang mengadu dan mengeluhkan banjir tersebut. Pihaknya sudah berulang kali mendorong agar pihak eksekutif secara serius menangani banjir di Sampit, namun faktanya banjir masih kerap terjadi.
Secara khusus Kurniawan menyoroti kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam menangani banjir di Sampit. Dia mewanti-wanti karena sudah seharusnya instansi tersebut melakukan inovasi, jangan menunggu musibah ini bertambah besar dan berlarut-larut.
"Bahkan alur sungai di samping kantor PUPR Kotim pun belum pernah dinormalisasi, bagaimana sedimentasi lumpurnya sangat padat dan tinggi. Setidaknya, dengan alur sungai besar yang melintasi kota Sampit bisa dinormalisasi, dapat membantu cepatnya air surut akibat curah hujan yang tinggi," demikian Kurniawan.
Baca juga: Pemkab Kotim tidak berlakukan WFH
Baca juga: Penanganan banjir di Sampit libatkan masyarakat
Baca juga: Dinkes Kotim waspadai munculnya hepatitis akut
"Beberapa hari ini intensitas dan curah hujan di kota Sampit sangat tinggi, tetapi drainase kecil bahkan yang besar pun tidak berpengaruh signifikan. Oleh sebab itu, kami mempertanyakan keseriusan pihak terkait terhadap kejadian ini," tegas Kurniawan di Sampit, Senin.
Hujan deras berkali-kali terjadi sejak Sabtu (7/5) malam lalu. Senin pagi, hujan kembali mengguyur Sampit. Akibat hujan deras cukup lama membuat banyak jalan dan permukiman warga terendam banjir.
Fasilitas publik yang menjadi langganan banjir seperti RSUD dr Murjani Sampit, juga tidak luput dari rendaman air. Bangunan lama di rumah sakit ini terendam sehingga cukup mengganggu aktivitas petugas.
Menurut Kurniawan, sudah banyak dampak negatif dengan terjadinya keadaan seperti ini. Kerugian akibat banjir terjadi dari materil hingga lainnya karena kegiatan masyarakat terganggu.
Baca juga: DPRD Kotim bahas Raperda Perpustakaan dan Raperda Pengelolaan Air Limbah
Politisi Partai Amanat Nasional ini mengkritisi terobosan penanganan banjir di Sampit yang menurutnya belum sesuai harapan. Buktinya sangat jelas terlihat yakni banjir yang terus terulang.
Selaku wakil rakyat, pihaknya selalu menjadi sasaran masyarakat yang mengadu dan mengeluhkan banjir tersebut. Pihaknya sudah berulang kali mendorong agar pihak eksekutif secara serius menangani banjir di Sampit, namun faktanya banjir masih kerap terjadi.
Secara khusus Kurniawan menyoroti kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam menangani banjir di Sampit. Dia mewanti-wanti karena sudah seharusnya instansi tersebut melakukan inovasi, jangan menunggu musibah ini bertambah besar dan berlarut-larut.
"Bahkan alur sungai di samping kantor PUPR Kotim pun belum pernah dinormalisasi, bagaimana sedimentasi lumpurnya sangat padat dan tinggi. Setidaknya, dengan alur sungai besar yang melintasi kota Sampit bisa dinormalisasi, dapat membantu cepatnya air surut akibat curah hujan yang tinggi," demikian Kurniawan.
Baca juga: Pemkab Kotim tidak berlakukan WFH
Baca juga: Penanganan banjir di Sampit libatkan masyarakat
Baca juga: Dinkes Kotim waspadai munculnya hepatitis akut