Sampit (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, memperketat masuknya sapi dari luar daerah, khususnya untuk pemenuhan kebutuhan hewan kurban saat Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah nanti.
"Hewan yang bisa masuk di Kotim itu dari daerah yang tidak tertular PMK (penyakit mulut dan kuku), sementara yang tertular tidak bisa mengirimkan hewannya ke sini, seperti Jawa Timur," kata Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, Sepnita di Sampit, Kamis.
Penegasan itu disampaikan Sepnita terkait kekhawatiran masyarakat terhadap PMK di tengah meningkatnya permintaan sapi untuk keperluan ibadah kurban yang tinggal satu bulan lagi.
Menurutnya, meningkatnya permintaan sapi menjelang Hari Raya Kurban ini tentu menjadi perhatian pihaknya. Hal yang menjadi perhatian adalah bagaimana agar hewan kurban di daerah ini maupun yang didatangkan dari daerah lain benar-benar bebas PMK.
Masalah ini juga menjadi pembahasan dalam rapat yang dilaksanakan secara virtual dengan Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah. Saat ini sedang dibahas kebijakan dan langkah mengenai lalu lintas ternak untuk pemenuhan hewan kurban di Kotawaringin Timur.
Baca juga: Pembangunan pabrik pengolahan limbah medis di Sampit mulai tahap pengujian tanah
"Jika sudah ada surat edaran yang dikeluarkan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah maka kita tidak ragu lagi untuk melaksanakan kurban," kata Sepnita.
Dia tidak menampik bahwa Kotawaringin Timur juga tidak luput dari penyebaran PMK. Namun dia bersyukur karena sebagian besar sapi yang terserang PMK tersebut bisa disembuhkan.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel yang kami lakukan di Kecamatan Telawang dan Ketapang, dari 14 ekor sapi yang diperiksa, terdapat 13 ekor yang positif terjangkit PMK. Dari jumlah tersebut, empat ekor sudah dipotong, sedangkan yang lainnya sudah sembuh," jelas Sepnita.
Sepnita kembali menegaskan, setiap hewan yang masuk ke Kotawaringin Timur harus tetap menjalani karantina untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan hewan yang dikirim tersebut benar-benar sehat.
Baca juga: Setelah 35 tahun vakum, Porkab Kotim akan digelar meriah
Baca juga: Legislator Kotim soroti perusahaan masih gunakan kendaraan asal luar Kalteng
Baca juga: Perusahaan di Kotim diminta bangun jalan khusus
"Hewan yang bisa masuk di Kotim itu dari daerah yang tidak tertular PMK (penyakit mulut dan kuku), sementara yang tertular tidak bisa mengirimkan hewannya ke sini, seperti Jawa Timur," kata Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, Sepnita di Sampit, Kamis.
Penegasan itu disampaikan Sepnita terkait kekhawatiran masyarakat terhadap PMK di tengah meningkatnya permintaan sapi untuk keperluan ibadah kurban yang tinggal satu bulan lagi.
Menurutnya, meningkatnya permintaan sapi menjelang Hari Raya Kurban ini tentu menjadi perhatian pihaknya. Hal yang menjadi perhatian adalah bagaimana agar hewan kurban di daerah ini maupun yang didatangkan dari daerah lain benar-benar bebas PMK.
Masalah ini juga menjadi pembahasan dalam rapat yang dilaksanakan secara virtual dengan Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah. Saat ini sedang dibahas kebijakan dan langkah mengenai lalu lintas ternak untuk pemenuhan hewan kurban di Kotawaringin Timur.
Baca juga: Pembangunan pabrik pengolahan limbah medis di Sampit mulai tahap pengujian tanah
"Jika sudah ada surat edaran yang dikeluarkan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah maka kita tidak ragu lagi untuk melaksanakan kurban," kata Sepnita.
Dia tidak menampik bahwa Kotawaringin Timur juga tidak luput dari penyebaran PMK. Namun dia bersyukur karena sebagian besar sapi yang terserang PMK tersebut bisa disembuhkan.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel yang kami lakukan di Kecamatan Telawang dan Ketapang, dari 14 ekor sapi yang diperiksa, terdapat 13 ekor yang positif terjangkit PMK. Dari jumlah tersebut, empat ekor sudah dipotong, sedangkan yang lainnya sudah sembuh," jelas Sepnita.
Sepnita kembali menegaskan, setiap hewan yang masuk ke Kotawaringin Timur harus tetap menjalani karantina untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan hewan yang dikirim tersebut benar-benar sehat.
Baca juga: Setelah 35 tahun vakum, Porkab Kotim akan digelar meriah
Baca juga: Legislator Kotim soroti perusahaan masih gunakan kendaraan asal luar Kalteng
Baca juga: Perusahaan di Kotim diminta bangun jalan khusus