Sampit (ANTARA) - Rencana pembangunan ulang jembatan di Jalan Kapten Mulyono, Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah di dukung masyarakat setempat karena dinilai sangat penting.
"Kalau masih seperti ini, walaupun diperbaiki, paling sebentar rusak lagi karena lantainya ulin, sementara yang melewati jalan ini banyak kendaraan berat seperti truk. Selain itu, jembatan ini perlu diperlebar supaya nyaman dilewati," kata Aditya, warga Sampit, Sabtu.
Saat ini di Jalan Kapten Mulyono Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit terdapat sebuah jembatan berlantai kayu ulin. Jembatan ini sering dilalui truk yang hendak menuju maupun dari Pelabuhan Bagendang.
Selama ini jembatan ini sering rusak karena lantai ulinnya patah maupun keropos. Saking seringnya rusak karena lantainya patah, sebagian warga menyebut jembatan ini dengan nama jembatan patah.
"Bagusnya dibangun ulang supaya lebih kokoh karena banyak truk yang lewat. Lantainya juga diaspal supaya tidak rusak terus," kata Deni, warga lainnya.
Baca juga: Kotim raih penghargaan Stan Terbaik di Apkasi Otonomi Expo 2022
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Timur, Kaspul Zain saat rapat dengan Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur pada Senin (18/7) lalu mengatakan, jembatan berlantai ulin tersebut tidak mampu menahan beban kendaraan yang lewat dengan muatan lebih dari delapan ton. Jika dipaksakan maka hampir pasti akan patah dan rusak.
Pekan lalu bahkan baru dilakukan perbaikan kerusakan lantai jembatan. Saat ini jembatan tersebut sudah fungsional seperti semula. Namun dengan kontruksi lantai ulin seperti saat ini, kerusakan bisa terjadi lagi.
Pemerintah daerah sudah berencana mengganti atau membangun ulang jembatan tersebut pada 2023. Rencananya akan dibangun dengan jembatan bentang 40 meter dan lebar 6 meter dengan kebutuhan dana sekitar Rp4,5 miliar.
Untuk itulah Kaspul Zain meminta dukungan Komisi IV untuk memperjuangkan anggaran pembangunan jembatan tersebut. Diharapkan anggarannya bisa disetujui sehingga bisa dibangun pada 2023 nanti.
"Dalam pagu indikatif 2023 kami bisa menganggarkan sekitar Rp3 miliar sehingga masih diperlukan Rp1,5 miliar. Makanya kami mohon dukungan Komisi IV agar ini bisa dipenuhi. Untuk perencanaannya kami masukkan dalam APBD Perubahan 2022 ini. Semoga disetujui sehingga pada 2023 kita bisa melaksanakan penggantian jembatan," demikian Kaspul Zain.
Baca juga: Forum Anak Daerah diharapkan bantu cegah kekerasan terhadap anak di Kotim
Baca juga: Kekerasan terhadap anak meningkat, Bupati Kotim perintahkan bentuk tim
Baca juga: Bupati Kotim berharap daerah penghasil sawit dapat DBH lebih besar
Baca juga: Anak-anak di Kotim sampaikan 10 aspirasi kepada bupati
"Kalau masih seperti ini, walaupun diperbaiki, paling sebentar rusak lagi karena lantainya ulin, sementara yang melewati jalan ini banyak kendaraan berat seperti truk. Selain itu, jembatan ini perlu diperlebar supaya nyaman dilewati," kata Aditya, warga Sampit, Sabtu.
Saat ini di Jalan Kapten Mulyono Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit terdapat sebuah jembatan berlantai kayu ulin. Jembatan ini sering dilalui truk yang hendak menuju maupun dari Pelabuhan Bagendang.
Selama ini jembatan ini sering rusak karena lantai ulinnya patah maupun keropos. Saking seringnya rusak karena lantainya patah, sebagian warga menyebut jembatan ini dengan nama jembatan patah.
"Bagusnya dibangun ulang supaya lebih kokoh karena banyak truk yang lewat. Lantainya juga diaspal supaya tidak rusak terus," kata Deni, warga lainnya.
Baca juga: Kotim raih penghargaan Stan Terbaik di Apkasi Otonomi Expo 2022
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Timur, Kaspul Zain saat rapat dengan Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur pada Senin (18/7) lalu mengatakan, jembatan berlantai ulin tersebut tidak mampu menahan beban kendaraan yang lewat dengan muatan lebih dari delapan ton. Jika dipaksakan maka hampir pasti akan patah dan rusak.
Pekan lalu bahkan baru dilakukan perbaikan kerusakan lantai jembatan. Saat ini jembatan tersebut sudah fungsional seperti semula. Namun dengan kontruksi lantai ulin seperti saat ini, kerusakan bisa terjadi lagi.
Pemerintah daerah sudah berencana mengganti atau membangun ulang jembatan tersebut pada 2023. Rencananya akan dibangun dengan jembatan bentang 40 meter dan lebar 6 meter dengan kebutuhan dana sekitar Rp4,5 miliar.
Untuk itulah Kaspul Zain meminta dukungan Komisi IV untuk memperjuangkan anggaran pembangunan jembatan tersebut. Diharapkan anggarannya bisa disetujui sehingga bisa dibangun pada 2023 nanti.
"Dalam pagu indikatif 2023 kami bisa menganggarkan sekitar Rp3 miliar sehingga masih diperlukan Rp1,5 miliar. Makanya kami mohon dukungan Komisi IV agar ini bisa dipenuhi. Untuk perencanaannya kami masukkan dalam APBD Perubahan 2022 ini. Semoga disetujui sehingga pada 2023 kita bisa melaksanakan penggantian jembatan," demikian Kaspul Zain.
Baca juga: Forum Anak Daerah diharapkan bantu cegah kekerasan terhadap anak di Kotim
Baca juga: Kekerasan terhadap anak meningkat, Bupati Kotim perintahkan bentuk tim
Baca juga: Bupati Kotim berharap daerah penghasil sawit dapat DBH lebih besar
Baca juga: Anak-anak di Kotim sampaikan 10 aspirasi kepada bupati