Thailand sebut eksekusi mati empat aktivis perburuk masalah Myanmar

Rabu, 27 Juli 2022 14:33 WIB

Bangkok (ANTARA) - Thailand mengatakan eksekusi mati empat aktivis pro demokrasi akan memperburuk masalah Myanmar dan menutup semua upaya untuk mencapai perdamaian di negara yang diperintah junta militer itu.

Thailand menyesalkan hilangnya nyawa para aktivis, kata Direktur Jenderal Departemen Penerangan dan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tanee Sangrat.

Dia mengatakan Thailand percaya bahwa penggunaan kekuatan, kekejaman, dan kekerasan tidak akan pernah bisa menyelesaikan perbedaan politik.

Tanee juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari empat orang yang dieksekusi.

“Kami menyerukan kepada semua pihak yang berkonflik untuk mencari, dengan sekuat tenaga, resolusi politik yang langgeng sehingga tidak ada lagi nyawa yang hilang dan hak rakyat Myanmar untuk hidup damai dihormati,” kata dia dalam sebuah pernyataan.

Propaganda militer Myanmar melaporkan pada Senin (25/7) bahwa aktivis demokrasi Kyaw Min Yu, juga dikenal sebagai “Ko Jimmy,” dan mantan anggota parlemen Phyo Zeya Thaw, serta dua pria lainnya, Hla Myo dan Thura Zaw, dieksekusi di penjara akhir pekan lalu.

Baca juga: ASEAN : Eksekusi mati 'sangat tercela'

Militer pertama kali mengumumkan rencana untuk melakukan eksekusi pada Juni 2022.

Keempat orang tersebut dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan militer yang bertindak di luar standar internasional tentang keadilan dan proses hukum.

Sementara itu, Dewan Penasihat Khusus untuk Myanmar (SAC-M) mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk mengambil tindakan bersama guna memberikan tekanan sebanyak mungkin kepada junta untuk mengakhiri krisis ini.

SAC-M meminta ASEAN untuk mempertahankan secara permanen penolakannya terhadap Min Aung Hlaing dan junta militer dari keikutsertaannya dalam pertemuan-pertemuan ASEAN sebagai konsekuensi dari pembatalan Konsensus Lima Poin dan penghinaan terhadap upaya Ketua ASEAN untuk menemukan solusi bagi Myanmar.

“SAC-M meminta ASEAN untuk bekerja sama dengan Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG) untuk mengembangkan peta jalan baru menuju penyelesaian krisis, dimulai dengan penyediaan bantuan kemanusiaan lintas batas yang mendesak,” kata mereka dalam sebuah pernyataan.

SAC-M juga menyerukan semua negara anggota PBB untuk secara resmi mengakui NUG.

Menurut mereka, Dewan Keamanan PBB harus mengeluarkan resolusi tentang Myanmar dan membawa kasusnya ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC).

“Negara-negara yang menjadi pihak dalam Statuta Roma ICC juga harus merujuk situasi di Myanmar ke pengadilan. Jika ICC tidak dapat bertindak, maka Majelis Umum atau Dewan Hak Asasi Manusia harus membentuk pengadilan khusus di Myanmar untuk memulai proses penuntutan dan membawa Min Aung Hlaing, para pemimpin junta dan kroni-kroninya ke pengadilan,” kata SAC-M.

Sumber: OANA/Bernama

Baca juga: Korea Utara beri donasi pertamanya ke Myanmar

Baca juga: PBB berharap Facebook jelaskan lebih banyak tentang Myanmar

Baca juga: Para pemimpin ASEAN bahas dan mencari solusi kekacauan Myanmar yang dipicu kudeta

Pewarta : Yashinta Difa Pramudyani
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Pernikahan sehat mampu cegah masalah mental perempuan

21 jam lalu

Menjadi produktif bisa bantu bertahan dalam menghadapi masalah

21 jam lalu

Ternyata masalah keluarga bisa picu remaja lakukan tindakan ekstrem

02 December 2024 16:59 Wib

Awas! Jamur ginjal bisa memicu masalah kesehatan serius

28 November 2024 9:39 Wib

Komisi C DPRD bersama DLH monitoring terkait permasalahan limbah

20 November 2024 9:05 Wib
Terpopuler

APBN 2025 terbanyak di Pusat, Teras Narang sebut kepala daerah dituntut inovatif

Kabar Daerah - 14 December 2024 18:23 Wib

Disarpustaka Kapuas sambut siswa SD Islam Azza dalam kegiatan literasi

Kabar Daerah - 17 December 2024 10:52 Wib

Waket DPRD Bartim jadi dewan pakar Pemuda Katolik Pusat

Kabar Daerah - 18 December 2024 12:17 Wib

Menjadi produktif bisa bantu bertahan dalam menghadapi masalah

Lifestyle - 21 jam lalu

DPUPR Perkim: Proyek peningkatan jalan lingkar timur berlanjut 2025

Kabar Daerah - 15 December 2024 6:52 Wib