Sampit (ANTARA) - Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Rudianur mengaku sangat prihatin atas musibah banjir yang tidak hanya merendam rumah, tetapi juga menyebabkan banyak petani gagal panen akibat banjir.
"Contohnya di Desa Sumber Makmur Kecamatan Mentaya Hilir Utara juga kembali dilanda banjir. Sayur mayur, jagung dan lain-lain habis terendam," kata Rudianur di Sampit, Kamis.
Hampir sebulan terakhir banjir melanda puluhan desa di Kotawaringin Timur, khususnya di wilayah utara yang meliputi Kecamatan Bukit Santuai, Tualan Hulu, Antang Kalang, Telaga Antang, Mentaya Hulu dan Parenggean.
Banjir di wilayah utara berangsur surut, kini giliran wilayah selatan yang dilanda banjir, salah satunya Desa Sumber Makmur. Desa yang sebagian besar masyarakatnya menjadi petani ini kembali dilanda banjir setelah Mei lalu banjir cukup dalam juga merendam desa ini.
Saat ini banjir merendam jalan desa sehingga mulai mengganggu aktivitas warga. Bahkan, sejumlah rumah terendam namun warga masih bertahan dengan membuat apar-apar atau panggung untuk beraktivitas di dalam rumah.
Baca juga: Kotim Smart City prioritaskan pemulihan ekonomi
Rudianur meminta pemerintah daerah memperhatikan kondisi masyarakat yang menjadi korban banjir, termasuk di Desa Sumber Makmur. Pemerintah daerah diminta agar para korban banjir tidak sampai menderita.
Banjir dalam tahun ini dinilai lebih parah dibanding sebelumnya sehingga petani tidak menduga akan berdampak besar terhadap tanaman mereka. Untuk itu pemerintah daerah diharapkan membantu agar petani bisa kembali bercocok tanam, setidaknya supaya nantinya bisa kembali mendapat penghasilan.
"Selain membantu kebutuhan pokok dan pemeriksaan kesehatan, juga perlu dipikirkan pascabanjir nanti. Petani setempat membutuhkan bantuan bibit dan pupuk untuk kembali menanami lahan mereka yang gagal panen akibat banjir," harap Rudianur.
Rudianur menambahkan, pemerintah daerah juga perlu membenahi sistem pengairan di areal pertanian. Tujuannya agar tidak mudah terjadi banjir meski curah hujan tinggi karena air mengalir dengan baik dan cepat ke sungai sehingga tidak sampai meluap.
Sementara itu, warga Desa Sumber Makmur masih waswas banjir semakin parah lantaran hujan masih sering terjadi. Warga pun waspada terhadap kemungkinan memburuknya situasi tersebut.
Baca juga: Pemkab Kotim siapkan subsidi transportasi tekan inflasi
Baca juga: Masyarakat Kotim diajak bantu tekan inflasi dengan menanam hortikultura
Baca juga: Penanganan jalan lingkar selatan Sampit disesuaikan dana terkumpul
"Contohnya di Desa Sumber Makmur Kecamatan Mentaya Hilir Utara juga kembali dilanda banjir. Sayur mayur, jagung dan lain-lain habis terendam," kata Rudianur di Sampit, Kamis.
Hampir sebulan terakhir banjir melanda puluhan desa di Kotawaringin Timur, khususnya di wilayah utara yang meliputi Kecamatan Bukit Santuai, Tualan Hulu, Antang Kalang, Telaga Antang, Mentaya Hulu dan Parenggean.
Banjir di wilayah utara berangsur surut, kini giliran wilayah selatan yang dilanda banjir, salah satunya Desa Sumber Makmur. Desa yang sebagian besar masyarakatnya menjadi petani ini kembali dilanda banjir setelah Mei lalu banjir cukup dalam juga merendam desa ini.
Saat ini banjir merendam jalan desa sehingga mulai mengganggu aktivitas warga. Bahkan, sejumlah rumah terendam namun warga masih bertahan dengan membuat apar-apar atau panggung untuk beraktivitas di dalam rumah.
Baca juga: Kotim Smart City prioritaskan pemulihan ekonomi
Rudianur meminta pemerintah daerah memperhatikan kondisi masyarakat yang menjadi korban banjir, termasuk di Desa Sumber Makmur. Pemerintah daerah diminta agar para korban banjir tidak sampai menderita.
Banjir dalam tahun ini dinilai lebih parah dibanding sebelumnya sehingga petani tidak menduga akan berdampak besar terhadap tanaman mereka. Untuk itu pemerintah daerah diharapkan membantu agar petani bisa kembali bercocok tanam, setidaknya supaya nantinya bisa kembali mendapat penghasilan.
"Selain membantu kebutuhan pokok dan pemeriksaan kesehatan, juga perlu dipikirkan pascabanjir nanti. Petani setempat membutuhkan bantuan bibit dan pupuk untuk kembali menanami lahan mereka yang gagal panen akibat banjir," harap Rudianur.
Rudianur menambahkan, pemerintah daerah juga perlu membenahi sistem pengairan di areal pertanian. Tujuannya agar tidak mudah terjadi banjir meski curah hujan tinggi karena air mengalir dengan baik dan cepat ke sungai sehingga tidak sampai meluap.
Sementara itu, warga Desa Sumber Makmur masih waswas banjir semakin parah lantaran hujan masih sering terjadi. Warga pun waspada terhadap kemungkinan memburuknya situasi tersebut.
Baca juga: Pemkab Kotim siapkan subsidi transportasi tekan inflasi
Baca juga: Masyarakat Kotim diajak bantu tekan inflasi dengan menanam hortikultura
Baca juga: Penanganan jalan lingkar selatan Sampit disesuaikan dana terkumpul