Tamiang Layang (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, Ahmad Gazali melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Ery Handrico, mengingatkan sekaligus menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat di wilayah setempat, agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan.
"Perlu diwaspadai karena berdasarkan data dan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) memprediksi musim kemarau di 2023 akan lebih kering," kata pria yang akrab disapa Eric itu di Tamiang Layang, Senin.
Dikatakan, musim kemarau pada 2023 akan lebih kering jika dibandingkan dengan periode tiga tahun terakhir yakni 2020-2022. Kondisi itu berpotensi memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Untuk itu, lanjut kata Eric, pencegahan karhutla harus dilakukan sejak dini sebagai bentuk antisipasi. Ditambahkan Eric, musim kemarau tigan tahun sebelumnya masih sering terjadi hujan, maka pada 2023 ini intensitas hujan akan jauh menurun.
Baca juga: Bupati Bartim harapkan Balai Adat Hayaping dimanfaatkan maksimal
"Pulau Kalimantan merupakan salah satu daerah yang harus meningkatkan kewaspadaan karena selama ini masuk dalam kategori rawan karhutla. Terkhusus personel BPBD Damkar Bartim sudah siap dalam menanggulangi bencana terutama karhutla," kata dia.
Dia pun menjelaskan, BMKG juga memprediksi akan fenomena El Nino hingga enam bulan ke depan. El Nino diprediksi sejak Maret hingga Mei 2023. Seluruh elemen masyarakat harus waspada terjadinya angin kencang, puting beliung hingga hujan lebat dengan durasi yang relatif sebentar. Tidak hanya itu, kewaspadaan yang tinggi perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penurunan curah hujan bersamaan dengan keadaan kekeringan.
"El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Dampaknya dapat menyebabkan iklim akan lebih kering dan curah hujan akan cenderung di bawah normal," demikian Eric.
Baca juga: Bupati Bartim dukung program PKW dan PKK Kemendikbudristek
Baca juga: Batamad diharapkan mampu mempertahankan adat budaya
Baca juga: Pemkab Bartim evaluasi kinerja 1.122 tenaga honorer
Baca juga: Bupati Bartim ajak petani tingkatkan budi daya tanaman pangan
"Perlu diwaspadai karena berdasarkan data dan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) memprediksi musim kemarau di 2023 akan lebih kering," kata pria yang akrab disapa Eric itu di Tamiang Layang, Senin.
Dikatakan, musim kemarau pada 2023 akan lebih kering jika dibandingkan dengan periode tiga tahun terakhir yakni 2020-2022. Kondisi itu berpotensi memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Untuk itu, lanjut kata Eric, pencegahan karhutla harus dilakukan sejak dini sebagai bentuk antisipasi. Ditambahkan Eric, musim kemarau tigan tahun sebelumnya masih sering terjadi hujan, maka pada 2023 ini intensitas hujan akan jauh menurun.
Baca juga: Bupati Bartim harapkan Balai Adat Hayaping dimanfaatkan maksimal
"Pulau Kalimantan merupakan salah satu daerah yang harus meningkatkan kewaspadaan karena selama ini masuk dalam kategori rawan karhutla. Terkhusus personel BPBD Damkar Bartim sudah siap dalam menanggulangi bencana terutama karhutla," kata dia.
Dia pun menjelaskan, BMKG juga memprediksi akan fenomena El Nino hingga enam bulan ke depan. El Nino diprediksi sejak Maret hingga Mei 2023. Seluruh elemen masyarakat harus waspada terjadinya angin kencang, puting beliung hingga hujan lebat dengan durasi yang relatif sebentar. Tidak hanya itu, kewaspadaan yang tinggi perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penurunan curah hujan bersamaan dengan keadaan kekeringan.
"El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Dampaknya dapat menyebabkan iklim akan lebih kering dan curah hujan akan cenderung di bawah normal," demikian Eric.
Baca juga: Bupati Bartim dukung program PKW dan PKK Kemendikbudristek
Baca juga: Batamad diharapkan mampu mempertahankan adat budaya
Baca juga: Pemkab Bartim evaluasi kinerja 1.122 tenaga honorer
Baca juga: Bupati Bartim ajak petani tingkatkan budi daya tanaman pangan