Tamiang Layang (ANTARA) - Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah, Ampera AY Mebas mewacanakan pembentukan koperasi di bidang perkebunan sawit dari program sawit masyarakat yang saat ini sedang dilaksanakan pemerintah daerah.
"Program sawit masyarakat di Bartim luasnya mencapai 844 hektare. Jadi, kita upayakan dibentuk koperasinya dan akan memiliki pabrik mini,” kata Ampera di Tamiang Layang, Jumat.
Menurutnya, dengan memiliki pabrik mini maka akan bisa memproduksi dan menjual barang setengah jadi berupa Crude Palm Oil (CPO) yang bisa disuplai ke perusahaan besar perkebunan sawit di Kabupaten Barito Timur seperti PT Sawit Graha Manunggal (SGM) maupun PT Borneo Ketapang Indah (BKI).
Wacana ini merupakan upaya penguatan daripada program ekonomi kerakyatan yang terus diperkuat Pemerintah Kabupaten Barito Timur, dengan tidak mengabaikan pertanian lokal seperti karet dan lain-lainnya.
"Tujuan yang ingin dicapai yakni kesejahteraan masyarakat, sehingga tidak lagi menjual tandan buah segar tapi menjual dalam bentuk CPO,” kata orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Barito Timur itu.
Baca juga: Tindaklanjuti surat Mendagri, Pemkab Bartim tiadakan safari ramadhan
Dijelaskan pria yang menyandang gelar doktor di bidang ekonomi itu, proyeksi ke depannya dari perkebunan sawit terus mengalami peningkatan dan sulit untuk bisa anjlok sehingga optimisme harga akan terus mengalami peningkatan.
Prediksi harga pasaran yang terus meningkat juga didukung dengan wacana pemerintah meningkatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) Biodesel yang terbuat dari bahan baku CPO. Saat ini, kata dia, pengembangan B30 ditingkatkan menjadi B50 dan rencananya hingga B100.
"Jadi kita bisa proyeksikan bahwa usaha di bidang perkebunan sawit akan lebih bisa memberikan kesejahteraan jika dibandingkan dengan bidang perkebunan lainnya," demikian Ampera.
Baca juga: Banjir di sejumlah desa di Bartim mulai surut
Baca juga: Wabup Bartim ajak masyarakat perbanyak berbuat kebaikan di bulan Ramadhan
Baca juga: Bupati Bartim minta optimalkan peran penjaga malam
"Program sawit masyarakat di Bartim luasnya mencapai 844 hektare. Jadi, kita upayakan dibentuk koperasinya dan akan memiliki pabrik mini,” kata Ampera di Tamiang Layang, Jumat.
Menurutnya, dengan memiliki pabrik mini maka akan bisa memproduksi dan menjual barang setengah jadi berupa Crude Palm Oil (CPO) yang bisa disuplai ke perusahaan besar perkebunan sawit di Kabupaten Barito Timur seperti PT Sawit Graha Manunggal (SGM) maupun PT Borneo Ketapang Indah (BKI).
Wacana ini merupakan upaya penguatan daripada program ekonomi kerakyatan yang terus diperkuat Pemerintah Kabupaten Barito Timur, dengan tidak mengabaikan pertanian lokal seperti karet dan lain-lainnya.
"Tujuan yang ingin dicapai yakni kesejahteraan masyarakat, sehingga tidak lagi menjual tandan buah segar tapi menjual dalam bentuk CPO,” kata orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Barito Timur itu.
Baca juga: Tindaklanjuti surat Mendagri, Pemkab Bartim tiadakan safari ramadhan
Dijelaskan pria yang menyandang gelar doktor di bidang ekonomi itu, proyeksi ke depannya dari perkebunan sawit terus mengalami peningkatan dan sulit untuk bisa anjlok sehingga optimisme harga akan terus mengalami peningkatan.
Prediksi harga pasaran yang terus meningkat juga didukung dengan wacana pemerintah meningkatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) Biodesel yang terbuat dari bahan baku CPO. Saat ini, kata dia, pengembangan B30 ditingkatkan menjadi B50 dan rencananya hingga B100.
"Jadi kita bisa proyeksikan bahwa usaha di bidang perkebunan sawit akan lebih bisa memberikan kesejahteraan jika dibandingkan dengan bidang perkebunan lainnya," demikian Ampera.
Baca juga: Banjir di sejumlah desa di Bartim mulai surut
Baca juga: Wabup Bartim ajak masyarakat perbanyak berbuat kebaikan di bulan Ramadhan
Baca juga: Bupati Bartim minta optimalkan peran penjaga malam