Sampit (ANTARA) - Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit Miftakhul Hadi mengatakan, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa armada kapal yang digunakan operator kapal untuk mengangkut penumpang di pelabuhan itu dinyatakan laik laut.
"Jadi dari sisi pelaku dan peralatannya, semua UPT (unit pelaksana teknis) melaksanakan pemeriksaan atau cek terhadap semua kapal yang digunakan tahun ini. Hasilnya semuanya dalam keadaan laik laut," kata Miftakhul Hadi di Sampit, Kamis.
Penegasan itu disampaikannya usai memimpin apel kesiapan posko penyelenggaraan angkutan laut Lebaran tahun 2023 di Pelabuhan Sampit. Dia juga sempat meninjau kondisi KM Kirana I yang sedang sandar di pelabuhan, menunggu Sungai Mentaya kembali pasang agar kapal bisa melanjutkan mengangkut penumpang menuju Semarang.
Miftakhul menjelaskan, persiapan penyelenggaraan arus mudik Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah dilakukan lebih awal. Langkah itu dilaksanakan untuk menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan pemudik.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan instruksi pada 8 Februari 2023,jauh sebelum angkutan Lebaran ini dimulai untuk mempersiapkan semua armada yang akan digunakan untuk angkutan Lebaran tahun ini.
Penekanan persiapan ini adalah pada kelaiklautan kapal. Laik laut artinya bahwa kapal telan memenuhi persyaratan yang ditentukan sehingga dinyatakan laik melakukan perjalanan atau pelayaran di laut.
Menurut Undang-Undang Pelayaran Nomor 17 tahun 2008, kapal dinyatakan laik laut apabila sudah dilengkapi dengan sertifikat keselamatan kapal, sertifikat pencemaran dari kapal, sertifikat garis muat dan pemuatan, gross akta, surat laut/pas besar/pas kecil/pas sungai dan danau, sertifikat manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal serta sertifikat manajemen keamanan kapal yang sesuai dengan daerah pelayarannya.
Baca juga: Kapal perintis jadi opsi angkutan tambahan pemudik di Pelabuhan Sampit
Kapal juga harus diawaki oleh awak kapal yang memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan ketentuan nasional dan internasional.
Selain itu, perjanjian kerja antara awak kapal dengan pemilik atau operator kapal yang diantaranya memuat mengenai gaji, jam kerja dan jam istirahat serta pemeliharaan dan perawatan kesehatan juga tidak boleh melanggar peraturan perundang-undangan. Khusus untuk kapal pengangkut penumpang maka wajib disediakan fasilitas kesehatan bagi penumpang.
Jumlah penumpang yang berangkat pada arus mudik melalui Pelabuhan Sampit tahun ini diprediksi sebanyak 8.527 penumpang. Untuk mengantisipasi kekurangan armada itulah koordinasi terus ditingkatkan.
Data diterima KSOP Sampit, ada sembilan call (keberangkatan) kapal yang berangkat dari Pelabuhan Sampit menuju Semarang maupun Surabaya selama musim arus mudik tahun ini. Armada itu terdiri kapal milik Dharma Lautan Utama sebanyak lima call dan kapal milik PT Pelni empat call.
Miftakhul Hadi mengapresiasi sinergitas seluruh pihak terkait dalam penyelenggaraan arus mudik ini. Operator pelabuhan serta operator kapal juga diminta memerhatikan fasilitas yang dimiliki agar bisa memberikan kenyamanan terhadap penumpang.
"Hasil pemeriksaan kapal, semua laporan bisa diakses di setiap UPT masing-masing. Jadi misalnya pemeriksaan dilakukan di Surabaya, kita juga bisa melakukan verifikasi di sini dan berkelanjutan. Semoga semua berjalan lancar, selamat, aman dan nyaman," demikian Miftakhul Hadi.
Baca juga: Pelaku usaha di Sampit diedukasi keamanan pangan cegah keracunan massal terulang
Baca juga: THR ASN Pemkab Kotim dibayar Senin
Baca juga: Pemilih di Kotim bertambah signifikan menjadi 305.835 orang
"Jadi dari sisi pelaku dan peralatannya, semua UPT (unit pelaksana teknis) melaksanakan pemeriksaan atau cek terhadap semua kapal yang digunakan tahun ini. Hasilnya semuanya dalam keadaan laik laut," kata Miftakhul Hadi di Sampit, Kamis.
Penegasan itu disampaikannya usai memimpin apel kesiapan posko penyelenggaraan angkutan laut Lebaran tahun 2023 di Pelabuhan Sampit. Dia juga sempat meninjau kondisi KM Kirana I yang sedang sandar di pelabuhan, menunggu Sungai Mentaya kembali pasang agar kapal bisa melanjutkan mengangkut penumpang menuju Semarang.
Miftakhul menjelaskan, persiapan penyelenggaraan arus mudik Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah dilakukan lebih awal. Langkah itu dilaksanakan untuk menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan pemudik.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan instruksi pada 8 Februari 2023,jauh sebelum angkutan Lebaran ini dimulai untuk mempersiapkan semua armada yang akan digunakan untuk angkutan Lebaran tahun ini.
Penekanan persiapan ini adalah pada kelaiklautan kapal. Laik laut artinya bahwa kapal telan memenuhi persyaratan yang ditentukan sehingga dinyatakan laik melakukan perjalanan atau pelayaran di laut.
Menurut Undang-Undang Pelayaran Nomor 17 tahun 2008, kapal dinyatakan laik laut apabila sudah dilengkapi dengan sertifikat keselamatan kapal, sertifikat pencemaran dari kapal, sertifikat garis muat dan pemuatan, gross akta, surat laut/pas besar/pas kecil/pas sungai dan danau, sertifikat manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal serta sertifikat manajemen keamanan kapal yang sesuai dengan daerah pelayarannya.
Baca juga: Kapal perintis jadi opsi angkutan tambahan pemudik di Pelabuhan Sampit
Kapal juga harus diawaki oleh awak kapal yang memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan ketentuan nasional dan internasional.
Selain itu, perjanjian kerja antara awak kapal dengan pemilik atau operator kapal yang diantaranya memuat mengenai gaji, jam kerja dan jam istirahat serta pemeliharaan dan perawatan kesehatan juga tidak boleh melanggar peraturan perundang-undangan. Khusus untuk kapal pengangkut penumpang maka wajib disediakan fasilitas kesehatan bagi penumpang.
Jumlah penumpang yang berangkat pada arus mudik melalui Pelabuhan Sampit tahun ini diprediksi sebanyak 8.527 penumpang. Untuk mengantisipasi kekurangan armada itulah koordinasi terus ditingkatkan.
Data diterima KSOP Sampit, ada sembilan call (keberangkatan) kapal yang berangkat dari Pelabuhan Sampit menuju Semarang maupun Surabaya selama musim arus mudik tahun ini. Armada itu terdiri kapal milik Dharma Lautan Utama sebanyak lima call dan kapal milik PT Pelni empat call.
Miftakhul Hadi mengapresiasi sinergitas seluruh pihak terkait dalam penyelenggaraan arus mudik ini. Operator pelabuhan serta operator kapal juga diminta memerhatikan fasilitas yang dimiliki agar bisa memberikan kenyamanan terhadap penumpang.
"Hasil pemeriksaan kapal, semua laporan bisa diakses di setiap UPT masing-masing. Jadi misalnya pemeriksaan dilakukan di Surabaya, kita juga bisa melakukan verifikasi di sini dan berkelanjutan. Semoga semua berjalan lancar, selamat, aman dan nyaman," demikian Miftakhul Hadi.
Baca juga: Pelaku usaha di Sampit diedukasi keamanan pangan cegah keracunan massal terulang
Baca juga: THR ASN Pemkab Kotim dibayar Senin
Baca juga: Pemilih di Kotim bertambah signifikan menjadi 305.835 orang