Stres selama hamil bisa mengubah bentuk plasenta

Selasa, 16 Mei 2023 9:17 WIB

Jakarta (ANTARA) - Peneliti dari Developing Brain Institute Children's National Hospital mengatakan bahwa stres selama pandemi COVID-19 mengubah struktur, tekstur, dan kualitas dari plasenta atau organ yang berfungsi memberikan oksigen dan nutrisi kepada janin selama masa kehamilan.

"Selama pandemi, ibu hamil mengalami beberapa hal yang menyebabkan stres seperti pembatasan sosial, perasaan takut akan kematian, kondisi keuangan yang tidak stabil, dan lain-lain," kata direktur Developing Brain Institute, Catherine Limperopoulos, dalam dilansir dari artikel pada Medical Daily yang dirilis 11 Mei 2023.

Dia menambahkan perubahan plasenta terjadi pada beberapa ibu hamil dan perlu adanya penelitian untuk mengetahui dampak dari perubahan tersebut terhadap anak-anak yang lahir selama pandemi COVID-19.

Dalam penelitiannya tim riset membandingkan hasil pemeriksaan radiologi dari 165 wanita yang hamil sebelum Maret 2020 dengan 63 wanita yang hamil selama pandemi.

Baca juga: Kurangi risiko keguguran dengan diet banyak buah dan sayur

Partisipan yang hamil selama pandemi tidak terkena COVID-19 dan memiliki skor tinggi dalam kuisioner yang mengukur tingkat stres dan depresi.

Sebelumnya para peneliti menemukan bahwa plasenta dapat beradaptasi dengan perubahan negatif pada kondisi mental ibu hamil. Namun gangguan pada fungsi plasenta juga menunjukkan dampak negatif terhadap perkembangan otak janin dan neurobehavior serta temperamen anak.

Hasil dari penelitian baru menunjukkan bahwa gangguan pada perkembangan plasenta dalam rahim dapat memengaruhi kemampuan plasenta dalam mendukung kesehatan janin.

Para peneliti memperhatikan keterkaitan antara perubahan pada struktur plasenta dan peningkatan stres selama kehamilan. Mereka berharap faktor stres ini dapat dicegah jika diketahui lebih awal dan dapat memperbaiki kesehatan plasenta serta kehamilan.

"Jika diketahui lebih awal, stres kehamilan adalah faktor risiko yang dapat diubah yang bisa ditangani dengan psikoterapi, dukungan sosial, dan intervensi berbasis bukti lainnya yang dipersonalisasi," kata Catherine.

Baca juga: Awas! Wanita hamil yang depresi berisiko kena stroke usai melahirkan

Baca juga: Benarkah positif COVID-19 saat hamil berisiko gangguan otak pada bayi laki-laki

Baca juga: Kenali penyebab hingga makanan yang baik untuk gangguan kesuburan

Pewarta : Farhan Adra Nugraha
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Berikut tips mengelola stres bagi pengasuh pasien demensia

4 jam lalu

Kenali tanda kelelahan dan stres berkepanjangan di tempat kerja

14 October 2024 12:33 Wib

Pertolongan pertama yang dilakukan pekerja alami stres

10 September 2024 20:06 Wib

Tips kelola stres lewat kualitas tidur lebih baik

30 April 2024 9:13 Wib

Benarkah stres bisa sebabkan sakit punggung?

19 April 2024 12:13 Wib
Terpopuler

Jenazah pemancing asal Jakarta ditemukan di Pantai Ujung Pandaran

Kabar Daerah - 29 October 2024 17:18 Wib

DPRD Kotim harap perubahan APBD menyentuh semua kepentingan masyarakat

DPRD Kotawaringin Timur - 31 October 2024 5:17 Wib

Pemprov Kalteng dukung upaya pelestarian bahasa dan sastra daerah

Kabar Daerah - 01 November 2024 6:25 Wib

1.358 lulusan UMPR siap terjun langsung dalam pembangunan daerah

Dunia Pendidikan - 02 November 2024 16:15 Wib

Pastikan pelayanan prima, Polda Kalteng hadirkan Ade Rai edukasi kebugaran tubuh

Kabar Daerah - 04 November 2024 14:35 Wib